Sinema Pagi Akhir Pekan
Sajadah Baru Untuk Faiza
Tayang: 22-Jun-2013 09:00 WIB
Pemain : Kinaryosih, Zainal Abidin Domba, Winderlay Silvo dll
Sinopsis
Faiza (5) adalah seorang anak cewek yang alim, periang, baik, santun,
dan pintar. Itu sebabnya orang-orang di sekitarnya sangat sayang
padanya. Sang ibu (Hasna, 35 thn) membesarkan Faiza sendirian, karena
suaminya sudah meninggal saat Faiza berusaha 6 bulan. Jadi Faiza sendiri
sudah lupa wajah ayahnya seperti apa, paling hanya bisa liat dari
foto-foto lama yang ditunjukkan Hasna.
Faiza rajin sholat dan mengaji di mesjid dekat rumah. Di mesjid
tersebut, ia belajar Iqro dari Kak Sarah (19) mahasiswi cantik dan
berjilbab. Keduanya sangat akrab. Kak Sarah pula yang selalu mengajari
Faiza, agar selalu mendoakan almarhum ayahnya agar tenang di sisi Alloh.
Faiza sering tanya ke Kak Sarah : kenapa orang harus meninggal? Sarah
menjelaskan, semua di bumi ini ciptaan Alloh dan sifatnya sementara,
jadi suatu saat semua akan kembali padaNYA. Itu sebabnya selama di
dunia, manusia harus beramal soleh, berbuat kebaikan, agar nanti kalo
meninggal masuk surga.
Faiza juga bertanya, di mana letak surga itu, di mana tempat tinggal
Alloh itu, dsb. Faiza bilang, dia pengen ketemu ayahnya agar bisa cerita
tentang sekolahnya (TK) dan permainan bolanya. Kak Sarah trenyuh. Ia
bilang, ayahnya sudah tenang di surga. Faiza malah bilang, aku pengen ke
surga!
Selama ini, Faiza sering jatuh, mimisan dan gampang drop fisiknya.
Padahal ia sangat lincah dan aktiv di sekolahnya. Jadi Hasna mengira itu
hanya sakit biasa karena kecapekan aja.
Tapi suatu kali, Faiza terjatuh ketika main bola. Lalu kolaps dan
dibawa ke rumah sakit. Di sana, Hasna baru tau bahwa Faiza menderita
leukimia. Hasna sangat terpukul. Ia sangat menyayangi Faiza, apalagi ini
anak satu-satunya yang diperoleh dengan susah (5 tahun menikah, baru
hamil dan punya anak). Hasna sangat takut kehilangan, terlebih ketika
Dokter bilang usia Faiza tak akan lama lagi. Tapi meski begitu, Hasna
selalu berusaha tenang dan gak mau bilang ke Faiza tentang penyakit yang
dideritanya itu.
Faiza tetap riang seperti biasa, tapi kondisi tubuhnya makin lama
makin drop, sehingga Hasna makin kuatir dan selalu berpikir, berapa lama
lagi ia bisa mendekap dan mencium Faiza? Bahkan saat Faiza tidur lelap,
Hasna sering mengamati dan air mata meleleh. Jangan-jangan saat bangun
besok pagi, Faiza sudah ‘pergi’? Karena sadar umur Faiza tak lama lagi,
Hasna tak mau melewatkan sedetik pun bersama Faiza. Dan apa pun yang
diminta Faiza, sebisa mungkin ia penuhi. Tapi karena Faiza memang anak
yang baik, jadi dia memang gak banyak menuntut.
Selama ini Hasna buka toko kelontong di rumah, sehingga bisa selalu
menjaga Faiza. Untuk pengobatan, Hasna menggunakan uang tabungan
peninggalan almarhum suaminya.
Lama-lama Faiza bingung, karena harus sering kontrol ke dokter. Ia
tanya, kenapa dia harus sering disuntik, sedangkan anak lain tidak?
Hasna shock. Ia gak tau harus bilang apa. Akhirnya ia hanya bilang,
orang-orang ingin Faiz sehat dan segar, makanya diberi suntikan, biar
main bolanya juga makin jago. Faiz pun tertawa, kalo memang itu membuat
orang lain senang, ia ikut senang. Hasna makin sedih dan nahan tangis.
Anaknya begitu kuat dan tegar, bahkan gak pernah nangis kala disuntik.
Tapi suatu kali tanpa sengaja Faiza mendengar ucapan Dokter bahwa
hidupnya tak lama lagi, karena ia menderita sakit. Faiz gak hapal nama
penyakit itu, ia hanya tau dirinya akan segera meninggal. Faiza pun
cerita ke Kak Sarah. Kak Sarah kaget, tapi Faiza malah tampak santai
“Kata Kak Sarah, semua yang di bumi ini ciptaan Alloh dan suatu saat
akan kembali padaNYa?”
Sarah tercekat, Faiza menambahkan, “Kalo aku meninggal, berarti aku
bisa ketemu Alloh dan ketemu Papaku, ya? Asik dong... aku mau bilang ke
papa supaya cepet pulang, jangan kelamaan di sana.”
Sarah dan Hasna yang mendengar itu jadi nangis tanpa setau Faiza.
Suatu kali Faiza termenung sedih, “Kalo aku meninggal, aku seneng
karena bisa ketemu papa. Tapi aku jadi gak bisa ketemu mama, dong?
Kasian mama sendirian. Kak Sarah, aku nitip mamaku ya, tolong jagain ya
Kak.”
Perasaan Sarah dan Hasna pun makin hancur mendengarnya. Apalagi
ketika kondisi Faiza makin memburuk dan tubuhnya lemah, Faiz memasukkan
semua barang kesayangannya ke dalam koper. Buku cerita bergambar,
mobil-mobilan, peci dan baju koko. Tapi ketika melihat sajadahnya yang
sudah usang, ia bilang ke Hasna, “Ma, besok tolong beliin Faiz sajadah
baru, ya? Aku malu, masak mau ketemu Alloh, sajadahku udah lusuh
begini?”
Hasna menangis. Suatu kali ketika Hasna membelikan sajadah untuk
Faiz, ia menitipkan Faiz ke Sarah. Mendadak Faiz jatuh dan dibawa ke
rumah sakit. Hasna yang pulang, dikasih tau tetangga bahwa anaknya sudah
di rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, ternyata kondisi Faiza sudah semakin payah.
Hasna menciuminya dan menaruh sajadah itu di sisi Faiza. Tangan Faiza
sedikit bergerak. Dokter meminta Hasna agar mengiklaskan kepergian
anaknya. Hasna berbisik di telinga Faiza, “Bawalah sajadah ini untuk
bertemu Alloh, Nak. Tenang dan bahagialah kamu di sana.”
Setelah mendengar bisikan ibunya itu, Faiaz pun pergi dalam keadaan tersenyum.
Sinema Pagi Akhir Pekan: Sajadah Baru Untuk Faiza
Sila klik di sini untuk mengikuti kisah Sinema Pagi Akhir Pekan: Sajadah Baru Untuk Faiza
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.indosiar.com/
HAMID M NUR MOVIE Channel Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)
0 comments :
Post a Comment