Sinopsis FTV Drama - Cinta Untuk AldoTayang: 8-Oct-2009 09:30 WIB
Keren, pintar dan kaya, siapa yang tidak menyukai Aldo? Apalagi ayahnya Pak Suryo adalah pengusaha besar, sementara ibunya Bu Mekar masih keturunan ningrat. Layaknya keluarga ningrat, Aryo sangat dilindungi dan dibatasi pergaulannya hanya dengan orang-orang tertentu.
Siapa sangka, Aldo malah jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan Cinta, petugas kebersihan di perusahaan Pak Suryo sendiri. Hubungan yang semula berjalan mulus mulai berantakan saat Bu Mekar memergoki Aldo dan Cinta sedang berjalan dengan mesra di mal. "Kamu tidak boleh pacaran dengan gadis yang bukan berasal dari kelas kita," ujar Bu Mekar dengan marah.
Sia-sia usaha Aldo membela Cinta karena tanpa sepengetahuannya, Pak Suryo memecat gadis malang itu dan menyuruhnya pergi sejauh mungkin dari sang putra. "Kalau aku sampai melihat lagi kau berhubungan dengan Aldo, aku akan menghancurkan seluruh keluargamu," demikian ancam Pak Suryo.
Cinta terpaksa pergi dengan membawa luka dan kesedihan, dan menulis di sepucuk surat yang ditinggalkannya, "Aku sangat mencintaimu dan tetap akan mencintaimu, biarlah cinta ini aku pelihara sampe mati hingga kelak di kehidupan kedua, TUHAN akan menyatukan kita."
Usaha Aldo mencari Cinta tidak menemui hasil, ia berubah menjadi pemurung dan tidak mau bergaul dengan siapapun kecuali motor besarnya yang biasa dipakai untuk memboncengi Cinta. Cinta sendiri ternyata mengontrak sebuah gubuk di kawasan kumuh dan berjualan koran di lampu merah untuk membiayai keluarga, sementara ibunya menjadi tukang cuci.
Sudah tentu Cinta merasa sedih karena berpisah dengan Aldo ditambah hidup barunya yang penuh kepahitan, namun Mbok Surti sang ibu selalu membesarkan hatinya, "Jangan putus asa gitu. Ini sudah kehendak TUHAN. Mungkin dengan cara ini, DIA punya rencana lain yang lebih baik bagi kita. Oleh karena itu, kita harus lebih rajin mendekatkan diri dengan TUHAN."
Ucapan itu lama-lama membuat Cinta jadi tabah, meski kedua adiknya kerap bertengkar berebut nasi. Sementara itu, kedua orangtua Aldo prihatin melihat perubahan sikap putranya dan mengenalkan Aldo ke Clara, putri pak Tio rekan bisnis Pak Suryo. Clara langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, sementara Aldo sama sekali tidak tertarik.
"Cinta bisa datang seiring dengan waktu dan karena kerapnya pertemuan diantara kalian," demikian nasehat Bu Mekar. Namun bukannya cinta, malah kebencian yang dirasakan Aldo semakin besar tiap hari. Masalah selain Clara manja sekali, ia juga kerap ngambek kalau tidak dituruti kemauannya. Sering mengadu, akibatnya Aldo kerap dimarahi kedua orangtuanya.
Suatu malam pertengkaran hebat kembali terjadi di dalam mobil gara-gara Aldo menolak saat diminta ikut berdansa di pesta sehingga Clara merasa kehilangan muka. Kehilangan konsentrasi, Aldo tidak sadar lampu sudah menyala merah. Seorang gadis penjaja koran menyebrang dengan tenangnya, dan tabrakan tidak bisa dihindari lagi.
Aldo yang panik buru-buru turun untuk menolong gadis malang itu dan membawanya ke ruang UGD rumah sakit, sementara Clara lebih dulu pulang sambil ngambek. Begitu diijinkan masuk untuk melihat gadis yang ditolongnya, Aldo benar-benar terkejut saat melihat kalau gadis itu adalah Cinta dan langsung memeluknya seerat mungkin sambil minta maaf.
"Maafin aku. Aku yang membuat kamu jadi seperti ini..."
Tidak kalah kagetnya dengan Aldo, Cinta sempat bengong selama beberapa lama sebelum balas memeluk dan menangis. "Berbulan-bulan aku nyari kamu, tapi saat aku menemukanmu malah dalam keadaan seperti ini," bisik Aldo dengan lirik.
"Jangan pernah meninggalkan aku lagi, aku ga bisa hidup tanpa kamu."
Cinta tidak bisa berkata-kata dan air matanya mengalir deras. Sejak hari itu, Aldo selalu menunggui Cinta di rumah sakit. Akibatnya tidak ada waktu bagi Clara, namun Aldo tidak perduli karena ia tidak pernah menyukai gadis itu.
Clara mulai uring-uringan, apalagi Aldo selalu mengelak saat diminta menemani dengan alasan sibuk. Cinta berangsur-angsur sembuh, namun kakinya pincang. Keadaan tersebut malah membuat Aldo semakin mencintainya, apalagi rasa berdosa terus menghantui pria itu.
Melihat kondisi Cinta dan keluarganya yang memprihatinkan, Aldo sangat sedih dan mengontrakkan rumah yang lebih bagus. Meski ditolak, namun pemuda itu tetap memaksa. Kemesraan mereka terhenti saat Clara memergoki keduanya dan melapor ke Pak Suryo dan Bu Mekar. Keduanya sangat marah, apalagi Aldo berani menantang.
Pak Suryo kembali mendatangi Mbok Surti dan menyuruhnya pergi sejauh mungkin sambil membekali uang dalam jumlah yang cukup besar untuk biaya hidup keluarga wanita itu. Meski harga dirinya diinjak-injak, Mbok Surti tidak bisa berkutik karena Pak Suryo mengancam bakal mencelakai keluarganya bila tidak menurut.
Untuk kedua kalinya Aldo harus menderita, ia terus berusaha mencari namun tidak juga menemukan Cinta. Ambruk dan dibawa ke rumah sakit, Aldo divonis paling lama bertahan hidup selama 4 tahun kecuali ada donor ginjal.
Saat Clara mengetahui penyakit Aldo, gadis itu menghilang begitu saja. Pikirnya, untuk apa meneruskan hubungan dengan cowok yang umurnya tidak lama lagi? Bisa ditebak, penyakit Aldo makin parah apalagi ia sudah tidak perduli dengan kesehatannya karena terus memikirkan cinta. Baginya, hidup sudah tidak berarti lagi tanpa Cinta.
Sekali waktu, Aldo mendadak pingsan dan harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang kritis. Namun keajaiban muncul, seorang donor mau memberikan ginjalnya. Keruan saja mama dan papa Aldo begitu gembira dan berusaha mencaritahu siapa donor misterius itu. Namun, pihak dokter berkata, "Gak penting siapa yang ngasih, yang penting anak Anda sembuh."
Ucapan itu membuat mama dan papa Aldo tidak berani mendesak lagi, apalagi saat itu sang anak benar-benar membutuhkan pertolongan. Proses cangkok akhirnya sukses, Aldo dinyatakan sembuh. Dengan penuh penasaran, Aldo menemui dokter utuk mengetahui siapa orang berhati mulia yang telah mendonorkan ginjalnya.
Sang dokter akhirnya memutuskan untuk membawa Aldo dan kedua orangtuanya ke sebuah ruangan, dan ketiganya terkejut melihat kalau donor berhati mulia itu adalah Cinta. Dengan sigap, Aldo memeluk Cinta untuk mengucapkan terima kasih. Hal serupa juga dilakukan oleh Pak Suryo dan Bu Mekar, yang sadar keangkuhan tidak berdaya melawan ketulusan.
(Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.indosiar.com)