Pemain
- Chelsea Olivia sebagai Melody
- Randy Pangalila sebagai Elang
- Poppy Bunga sebagai Jelita
- Fendy Chow sebagai Raffi
- Fanny Ghassani sebagai Sonia
- Ryana Dea sebagai Ajeng
- Aditya Firmansyah sebagai Delon
- Zidni Adam sebagai Agung
- Febby Febiola sebagai Hanny
- Febby Lawrence sebagai Anggika
- Amara sebagai Nisa
- Krisna Murti Wibowo sebagai Bharata/Fajar
- Ferry Salim sebagai Fajri
- Marini sebagai Fatima
- Yoppie Beda sebagai Indarto
- Afifa Syahira
- Derry Drajat
Cast
Chelsea Olivia , Randy Pangalila , Poppy Bunga , Rheana Dea , Afifa Shahira , Feby Febiola , Febby Lawrence , Amara , Zidni Adam , Marini Burhan , Krisna Murti Wibowo , Ferry Salim , Derry Drajat , Niniek Arum
Synopsis
Melody is a beautiful and intelligent girl. She works as a supervisor at an instant noodle company. Melody lives with her grandmother (Fatima), her mother (Nissa), her aunt (Hanny) and her two cousins (Agung and Jelita). Hanny and Nissa are Fatima's daughter in laws who live together after their husbands, Fajri and Fajar, passed away during an accident. At the accident, only Fajri's body was found. Nissa insists that her husband, Fajar, is still alive. She is against Fatima wanting to hold a funeral for him as there is no body. Meanwhile, Hanny hates Nissa because she feels her husband died due to Fajar's negligence whilst driving the car. Hanny considers Nissa to be the widow of a murderer.
One day, Melody accidentally bumps into Elang. They get into a fight. He happens to be the son of the owner of the company where Melody works. Elang has been educated by his parents, Anggika and Bharata, to be able to run the company but he has to start from the lower level and work his way to the top. Bharata places Elang as Melody's assistant. The two of them are surprised when they find out that they have to work together. Arguments and debates become part of their everyday life at work.
When Melody accidentally meets Bharata, she is stunned because of the resemblance to Fajar, her father, but she quickly dismisses this thought. Bharata is actually Fajar. He suffered from amnesia after being helped by Anggika from the accident many years ago. This secret which has been kept hidden, suddenly gets disturbed when Bharata asks about his past. Anggika is worried especially when she is investigated after Bharata meets Melody. Anggika tries to find out more about Melody and her family. She is shocked to find out that Melody is her husband's daughter and then she tries to put a distance between them. Even when Elang and Melody get close, Anggika fixes him up with Ajeng. Ajeng does really love Elang and hates Melody. She is happy with Anggika's decision. Elang is not.
Anggika threatens Elang to stay away from Melody or else melody will suffer. Elang is worried and slowly distances himself from her. Elang doesn't get close to Ajeng either. He accidentally meets Jelita, Melody's cousin. Jelita falls in love with Elang and looks for opportunities to be with him.
So what happens next? Will Melody and Elang live happily in love? Will Melody find out that Bharata is her father?
Sinopsis
Melody adalah gadis yang cantik dan cerdas. Dia bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan mie instant/makanan ringan. Melody tinggal bersama nenek (Fatima), ibu (Nissa), tante (Hanny), dan dua sepupu (Agung dan Jelita). Hanny dan Nissa adalah dua menantu Fatima yang tinggal bersama, setelah anak-anak Fatima (Fajri dan Fajar) meninggal secara bersamaan karena kecelakaan. Saat kecelakaan itu, hanya mayat Fajri yang ditemukan sementara mayat Fajar tidak. Hal ini menyebabkan Nissa bersikeras kalau suaminya masih hidup. Nissa selalu marah kalau Fatima ingin membuatkan makam untuk Fajar. Nissa marah dengan dalih bahwa tidak masuk akal membuat makam tanpa ada jasad. Sementara itu Hanny sangat membenci Nissa karena ia merasa bahwa suaminya meninggal karena kelalaian Fajar membawa mobil. Hanny menganggap Nissa adalah janda pembunuh.
Suatu hari, Melody bertemu dengan Elang dan tidak sengaja menabraknya. Terjadilah pertengkaran diantara mereka. Elang sebenarnya anak pemilik perusahaan tempat Melody bekerja. Elang dididik orang tuanya (Anggika dan Bharata) untuk bisa mengatur perusahaan mereka, tetapi harus dari level bawah dulu. Dan Bharata menempatkan Elang sebagai asisten Melody. Betapa terkejutnya mereka berdua ketika menyadari mereka harus bekerja bersama. Pertengkaran dan perdebatan pun akhirnya selalu mewarnai pekerjaan mereka.
Saat tak sengaja bertemu dengan Bharata, Melody terpana karena wajah Bharata mirip sekali dengan Fajar, ayahnya, tapi Melody berusaha menepis semua itu. Padahal Bharata sebenarnya adalah Fajar, yang mengalami amnesia setelah ditolong Anggika dari kecelakaan bertahun-tahun yang lalu. Rahasia yang disimpan ini terusik saat tiba-tiba Bharata mempersoalkan tentang masa lalunya. Anggika cemas, apalagi saat dia selidiki, semua ucapan Bharata keluar setelah dia kenal dengan Melody. Anggika mencari tahu tentang Melody dan keluarganya. Anggika syok karena Melody adalah anak suaminya. Ia berusaha keras menjauhkan Bharata dari Melody. Bahkan saat Elang makin dekat dengan Melody, Anggika makin keras dan menjodohkan Elang dengan Ajeng. Ajeng yang memang mencintai Elang dan membenci Melody senang atas keputusan Anggika, tapi tidak dengan Elang.
Ancaman demi ancaman keluar dari Anggika agar Elang menjauhi Melody karena kalau tidak, Melody akan sengsara. Elang khawatir sehingga dia pun perlahan menjauhi Melody tapi tidak juga mendekati Ajeng. Elang malah tidak sengaja bertemu dengan Jelita, sepupu Melody. Jelita sendiri jadi menyukai Elang dan ia sering mencari kesempatan untuk jalan berdua.
Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah cinta Melody pada Elang akan berakhir bahagia? Akankah Melody tahu kalau Bharata adalah ayah kandungnya?
Lirik Lagu Tema Pembukaan Cinta Melody (OST sinetron Cinta Melody) - Aishiteru
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
Saat ku harus bersabar dan trus bersabar
Menantikan kehadiran dirimu
Entah sampai kapan aku harus menunggu
Sesuatu yang sangat sulit tuk ku jalani
Hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
Kadang ku berpikir cari penggantimu
Saat kau jauh di sana
Gelisah sesaat saja tiada kabarmu ku curiga
Entah penantianku takkan sia-sia
Dan berikan satu jawaban pasti
Entah sampai kapan aku harus bertahan
Saat kau jauh di sana rasa cemburu
Merasuk ke dalam pikiran ku melayang
Tak tentu arah tentang dirimu
Apa kah sama yang kau rasakan
Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru
Chorus:
Satu sendiri pikiran melayang terbang
Perasaan resah gelisah
Jalani kenyataan hidup tanpa gairah
Ku mohon kau kembali
Music....
Kimita tuokukitemo
Kiminoi shuaguaratala
Shiniteruyo shiniteruyo
Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru
Wo.. wo... wo..
a a ai aishiteru
Sinopsis ringkas sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 18 pada 30 Mei 2011
Elang sedih sangat kerana dia tidak tahu lagi ke mana harus dia mencari Melody.
- Maafkan saya, Mel. Awak sedang mengandungkan anak kita tapi mama melayan kau macam sampah. Kau di mana, Mel. Di mana saya nak cari kau?
Di rumah:
Jelita terus mengarahkan Melody membuat kerja seperti seorang pembantu rumah dan dia suruh Melody pergi ke pasar.
Jelita: Apa yang kau buat dengan barang-barang itu? Kalau jadi apa-apa kau takkan boleh ganti.
Melody: Aku cuma nak...
Jelita: Sudahlah. Aku tak nak dengar penjelasan kau. Lebih baik kau ambil bakul itu dan pergi ke pasar. Okey! Faham? Bagus.
Episode ini Fendy Chow mula muncul sebagai Raffi. Dalam perjalanan pergi kerja, dia hampir dilanggar oleh sebuah kenderaan Melody ternampak Raffi nyaris dilanggar oleh kenderaan itu. Melodi segera menolong Raffi dan Raffi terselamat. Raffi berterima kasih pada Melody kerana telah menyelamatkannya.
Melody: Jaga-jaga.
Raffi: Terima kasih kerana telah menolong saya.
Melody: Tak semudah itu hidup akan berakhir.
Raffi pada dirinya: Betul juga cakap gadis itu. Aku belajar sesuatu yang berguna. Tak semudah itu hidup akan berakhir.
Raffi terlambat sampai di showroom tetapi dia tidak dimarahi oleh Pak Hartawan pemilik syarikat kereta tersebut dan dia cuma minta Raffi untuk menyakinkan klien yang ingin membeli kereta.
Raffi: Selamat pagi, pak.
Pak Hartawan: Ini pun dia. Pengurus jualan yang paling bagus di bilik pameran ini.
Raffi: Ada-ada saja, bapak ni. Maaf saya terlambat sikit.
Pak Hartawan: Awak boleh datang lambat bila-bila awak nak. Yang penting sekarang, awak pergi jumpa pelanggan itu. Awak kena yakinkan dia untuk membeli kereta di sini. Boleh, Raffi?
Raffi: Jangan risau, pak. Serahkan saja pada saya hal ini. Sekejap ya. Saya ke sana, pak.
Raffi berjaya mendapat seorang pelanggan lagi. Rakan-rakan sekerja Raffi juga kagum dengan Raffi. Walaupun dia lambat tiba tetapi dia tetap dipuji. Sekiranya mereka yang datang lambat sudah pasti Pak Hartawan akan mengamuk terus.
Rakan sekerja Raffi: Hebat betul si Raffi tu.
Raffi: Dah selesai. Dapat lagi seorang pelanggan.
- Kau memang hebat. Datang lambat pun dapat pujian.
- Cuba kita yang terlambat. Entah-entah sampai esok Pak Hartawan mengamuk.
Raffi: Taklah, Pak Hartawan kan tahu kalau saya ke mana-mana naik bus jadi wajarlah sekali-sekala aku lambat sampai.
Rakan sekerja: Bagaimana awak boleh terlambat? Biasanya kau yang paling rajin.
Raffi: Ya, tadi aku nyaris kemalangan. Nasib aku tak mati dilanggar lori tapi tak apalah di sebabkan kejadian itu, saya temui seorang gadis yang sangat hebat. Dia juga yang telah selamatkan saya.
Di rumah:
Melody: Sayang, kenapa menangis? Mama tahu pasti nenek mainkan mainan kau, kan? Kenapa tak cakap dengan nenek yang Raya pun nak main? Jangan nangis dan buat mama risau. Mama tak dapat temankan kau main sebab mama banyak kerja. Kau cepat besar ya.
Jelita masuk ke bilik dan dia:
Jelita: Melody sayang, cukuplah main dengan anak kau tu. Sekarang pergi siapkan makanan aku, sekarang!
Melody pada anaknya: Mama pergi kerja dulu ya. Kau jaga nenek.
Sewaktu makan malam:
Jelita: Masakan apa ini? Kau ni pandai masak atau tidak, Melody? Semalam pun macam ini juga. Tak ada yang sedap. Boleh tak kereatif sikit?
Hanny: Kau tahu tak? Aku boleh upah tukang masak yang lebih mahal dan masak yang lebih sedap. Tapi kalau aku upah tukang masak kau tak berguna lagi di sini. Kalau dah tak berguna, buat apa? Baik kau dan nenek kau yang gila itu merempat di jalanan. Buat apa duduk di sini? Menyusahkan saja. Dahlah tak boleh memasak.
Jelita: Dengar sini, Melody. Kalau kau tak nak kena halau, mulai sekarang baik kau cari resipi yang sedap bagi aku dan mama. Janganlah asyik-asyik macam ini masakannya. Satu lagi. Mulai sekarang lupakan saja kisah lalu tentang kerja profesional kau, tetang teman lelaki kau yang kaya itu. Semuanya dah tak penting. Ingat, teman lelaki kau tu dah mati.
Elang pergi ke tempat tinggal lama Melody sekali lagi:
Elang pergi ke rumah lama Melody dan tanyakan pada salah seorang jiran yang lalu di situ samada dia tahu Melody dan keluarganya dah pindah ke mana. Tetapi menurut jiran tersebut dia tidak tahu kerana mereka pindah dengan tiba-tiba.
Ajeng pergi ke rumah Anggika untuk bertemu dengannya dan dia terkejut melihat Elang di situ. Ajeng risau Anggika tahu dia yang telah menolak Elang dari jambatan. Ajeng yakin Anggika pasti belum mengetahui hal itu. Kalau tidak sudah tentu dia tidak akan menjemput Ajeng ke rumahnya dan sudah tentu buat waktu ini dia telah diseksa oleh Anggika. Elang ternampak Ajeng di rumahnya dan dia terus ingat bagaimana dia jatuh dari jambatan ke dalam sungai. Elang ingat semula kejadian bagaimana Ajeng menolaknya.
Elang memanggil nama Ajeng tetapi Ajeng terus hilang dari pandangan Elang. Elang mencari Ajeng ke mana-mana tetapi dia tak menjumpai dia.
Anggika: Kau dah jumpa Ajeng? Dia tu benar-benar kehilangan kau. Kau tahu tak, setiap hari dia menangis masa kau hilang.
Elang: Kehilangan saya? Saya benar-benar tak faham fikiran mama. Mama dah halau orang yang baik dalam hidup saya dan anggap baik orang yang jahat.
Anggika: Apa maksud kau?
Elang: Ajeng yang mama anggap malaikat tu adalah orang yang menolak saya dari jambatan. Dia yang telah buat saya begini, mom!
Anggika: Ajeng? ( Anggika terkejut mendapat tahu tentang hal itu)
Anggika berkata pada dirinya: Aku akan balas perbuatan dia dengan cara aku sendiri.
Anggika: Berani kau masuk kamar saya.
Ajeng: Saya cuma...
Anggika: Rupanya kau yang menolak Elang dari atas jambatan. Lepas itu kau berani mendekati aku? Kau dah lupa? Apa kau lupa, Ajeng. Saya boleh buat kau menderita lebih daripada masa aku kehilangan Elang?
Ajeng: Awak boleh membuat saya menderita, tapi ingat saya juga boleh buat awak menderita.
Anggika menarik tangan Ajeng sambil berkata:
Anggika: Berani kau mengugut aku? Berani?
Ajeng: Ini semua sama sekali bukat ugut. Saya cuma nak mengingatkan ibu. Saya tahu semua yang ibu lakukan pada Melody termasuk membayar tante Melody untuk membunuh kandungan Melody dan membiarkan dia merempat di jalanan. Saya yakin kalau Elang tahu tentang hal ini dia tentu akan meninggalkan tante buat selama-lamanya.
Kemudian Ajeng tersenyum meninggalkan rumah Anggika.
Suara hati Anggika: Betul kata Ajeng. Kalau Elang tahu tentang hal ini dia tentu takkan kembali lagi ke rumah ini.
Di rumah Hanny:
Melody pada Raya: Maaf ya, sayang. Kebelakangan ni mama selalu lambat beri kau susu. Mama banyak kerja.
Hanny menengking Melody dan tanyakan apa yang Melody buat di situ.
Hanny: Kau tak tahukah tempat ini cuma untuk tetamu dan keluarga? Bukan pembantu seperti kau. Eh Melody. Anak kau dah banyak sangat minum susu. Boros sangat. Lebih baik sekarang kau beri anak kau yang tak berguna itu pada nenek kau yang gila itu dan terus pergi ke pasar raya beli barang. Tapi ingat kau kena pulang sebelum Jelita bangun. Faham?
Melody: Tapi Raya belum habis minum susu.
Hanny: Apa tapi-tapi? Kalau kau bantah aku takkan beri kau duit untuk anak kau. Kau nak anak kau mati kelaparan?
Melody: Nek, saya serahkan Raya ya, nek.
Hanny: Cepatlah. Lambat betul. Apa lagi yang nak ditengok? Cepat!
Di sebuah pasaraya:
Melody menolong Raffi sekali lagi di sebuah pasaraya. Raffi memberitahu Melody bahawa sekiranya mereka telah bertemu buat...
Raffi: Sekarang aku dah buat keputusan. Kalau kali pertama kita jumpa dulu, mungkin itu tak sengaja. Hari ini kita jumpa buat kali kedua. Ya, mungkin kebetulan juga. Tapi kalau lain kali kita jumpa untuk kali ketiga, saya akan putuskan semua ini takdir.
Melody: Hati-hati dengan kata-kata awak. Mungkin pada awak hidup ini mudah. Tapi bagi orang lain, belum tentu sama dengan awak.
Melody beredar dari situ.
Elang terus mencari Melody. Tetapi dia tidak tahu hendak pergi ke mana untuk mengetahui di mana Melody. Elang menerima panggilan daripada Ajeng.
Ajeng: Ini aku, Elang.
Elang: Buat apa kau telefon aku?
Ajeng: Aku cuma nak ucapkan selamat tinggal pada kau. Aku dah ada di lapangan terbang dan sekejap lagi aku akan tinggalkan negara ini buat selama-lamanya.
Elang: Baguslah kalau kau nak pergi.
Elang: Aku tak nak habiskan waktu aku dengan perempuan yang tiada perasaan macam kau.
Ajeng: Kau boleh tuduh aku macam tu. Tapi untuk pengetahuan kau, orang yang selama ini awak panggil mama, kelakuannya jauh lebih buruk daripada aku.
Elang: Apa maksud kau?
Ajeng: Apa yang selama ini dia buat pada Melody?
Buka telinga kau dan dengar baik-baik apa yang nak saya cakapkan.
(Perbualan Elang dan Ajeng tidak dapat didengar dan apakah agaknya yang Ajeng ingin sampaikan pada Elang?)
Elang terkejut mendapat tahu apa yang mamanya telah lakukan pada Melody.
Elang pulang ke rumah dalam keadaan mabuk.
Anggika: Kau mabuk, Elang? Kenapa kau mabuk sampai begini?
Sambil ketawa, Elang tanya adakah mamanya tahu kenapa dia begini.
Elang: Mama nak tahu kenapa saya jadi begini? Sebab saya baru tahu yang mama ni rupanya tak lebih daripada manusia jahat yang nak buang darah dagingnya sendiri.
Anggika: Apa yang kau cakapkan ni Elang?
Elang: Sudahlah ma, jangan nak bersandiwara lagi. Saya dah tahu kejahabatan yang mama buat pada Melody dan anak saya. Saya fikir saya tak boleh benci mama lebih lagi. Rupanya saya salah. Apa yang saya dengar hari ini sangat-sangat membuat aku muak, ma.
Anggika: Mak minta pada kau jangan cakap begini pada mama.
Elang: Jangan risau, mom. Saya takkan pergi. Saya akan sentiasa di sisi mama. Perlahan-lahan saya akan minum semua minuman keras itu hingga saya akan mati dan membusuk di depan mama. Anggap saja itu balasannya sebab mama dah hancurkan hidup saya dan Melody.
Apabila Elang tidak dapat berjalan dengan betul kerana dalam keadaan mabuk, dia hampir terjatuh dan apabila mamanya ingin menolongnya Elang minta mama jangan pegang dia.
Di rumah Hanny:
Jelita pulang ke rumah memberitahu mamanya bahawa dia terjumpa dengan Elang.
Jelita: Saya baru tengok orang mati hidup semula, ma.
Hanny: Biar betul. Cakap elok-elok.
Jelita: Mama diamlah dulu. Saya baru saja nampak Elang. Rupanya dia masih hidup.
Hanny: Elang? Kau yakin, Jelita? Kau yakin kau tak salah orang? Mungkin orang yang kau nampak tu cuma mirip muka Elang tak?
Jelita: Tidak mama. Saya yakin 100 peratus itu Elang.
Hanny: Takkanlah? Elang tu dah mati kan?
Mereka berhenti bercakap tentang Elang apabila nampak Melody lalu di situ.
Hanny: Buat apa kau di situ?
Melody: Saya bawa air untuk tante. Tadi tante minta saya hantar air kan?
Hanny: Kau nak curi dengar, ya?
Melody: Taklah tante. Saya sama sekali tak dengar apa-apa pun.
Hanny: Sudahlah pergi ke dapur atau bersihkan apa-apa. Sakit mata aku tengok kau. Cepat!
Setelah Melody pergi ke dapur.
Hanny: Nasib baik dia tak dengar apa-apa. Kalau dia tahu Elang masih hidup habis semua rancangan kita.
Jelita: Baiklah ma. Jangan risau. Saya janji saya akan simpan baik-baik rahsia ini terutama pada Melody. Mama jangan risau.
Elang yang berada dalam keadaan setengah mabuk kemalangan. Kereta yang dipandu Elang hampir terlanggar kereta Sonia. Elang bergegas membawanya ke rumah sakit. Elang terus membawa Sonia yang mengalami kecederaan yang merisaukan ke rumah sakit.
Jelita tidak membenarkan Melody keluar kerana dia risau Melody akan ternampak Elang di luar nanti.
Jelita: Kau nak ke mana?
Melody: Mahu ke pasar raya buat belanja beli bahan untuk bahan makan malam ini.
Jelita: Tak payah. Kau masak saja apa yang ada. Lepas itu kau kemas rumah sebab esok kawan-kawan aku nak datang. Aku tak mahu tahu ya, tapi aku nak rumah ini bersih dan kemas tak kira apa caranya. Kau kena buat semuanya. Cepat buat. Cepat, lambat betul. Hairan betullah.
Pada keesokan hari:
Raffi pergi Counter Informasi Pasaraya untuk bertanya tentang Melody dan minta alamat Melody.
Raffi: Selamat petang.
Ya Selamat Petang.
Raffi: Saya pelanggan semalam yang nyaris dilanggar troli.
- Ada apa yang boleh saya tolong?
Raffi: Begini pak, saya nak tahu tentang gadis yang telah menyelamatkan saya semalam. Saya yakin dia pelanggan tetap di sini. Semalam, saya nampak dia ada kad ahli pusat ini. Bapak kenal dia tak?
- Saya ingat siapa dia, mas. Dia memang pelanggan tetap di sini.
Raffi: Apa, boleh saya dapatkan alamatnya?
- Maaf pak, saya tak boleh berikan maklumat penting pelanggan kami.
- Tolong pak. Saya takkan minta maklumat ini kalau ia tak penting buat saya. Saya cuma nak jumpa dan tahu nama dia, pak. Saya harap bapak faham perasaan saya.
- Baiklah, tunggu sebentar.
Raffi: Terima kasih.
Di rumah sakit:
Elang: Awak dah sedar?
Sonia: Saya berada di mana? Awak ni siapa?
Elang: Saya...
Indarto: Sayang, awak kenapa? Ayah risaukan dengan keadaan kau.
Anggika: Elang, awak tak apa-apa? Bapak Indarto?
Indarto: Ibu Anggika? Jadi anak ibu yang telah menyebabkan semua ini?
Anggika: Maafkan kecuaian anak saya, pak. Elang, ini Bapak Indarto rakan perniagaan mama. Cepat minta maaf pada dia.
Elang: Saya benar-benar minta maaf, pak.
Tiba-tiba Sonia menjerit sekuat hati dan memberitahu ayahnya bahawa dia tidak terasa apa-apa pada kakinya dan dia tidak dapat menggerakkan kakinya.
Sonia: Saya tak mahu jadi cacat, pa.
Indarto marahkan Elang yang telah menyebabkan kaki Sonia begitu.
Raffi pergi menemui Melody:
Raffi memberi Melody bunga tetapi Melody tidak menerima bunga tersebut:
Raffi: Hi, Melody. Jangan terkejut sebab saya tahu nama awak. Saya pun boleh jadi detektif yang handal. Oh ya, saya kan dah tahu nama awak. Jadi tak adil kan sekiranya awak tak tahu nama saya. Saya perkenalkan, nama saya Raffi.
Tetapi Melody cuma berdiam diri menatap wajah Raffi.
Raffi: Mungkin awak masih tak faham maksud saya. Sekarang ini kan pertemuan kita yang ketiga dan saya percaya kalau kita dah ditakdirkan untuk berjumpa. Awak pun fikirkan begitu, kan?
Jadi sekarang boleh tak saya tahu nombor awak?
Melody: Nombor apa? Saya ada banyak nombor. 2? itu usia bayi saya. 11? Itu kematian ayah anak saya. 1000? Itu adalah jumlah teriakan di rumah ini. Yang belakang yang sedang menangis, itu adalah anak hubungan di luar nikah. 2222 itu adalah baki wang aku di ATM dan nombor telefon aku adalah 081672231. Aku yakin sekali kamu tidak akan pernah telefon di situ.
Setelah Melody memberitahu nombor telefonnya pada Raffi dia yakin Raffi tidak akan menelefonnya tetapi menurut Raffi:
Raffi: Awak lupa sesuatu. Ada satu lagi nombor yang awak belum beritahu aku. Nombor kunci untuk membuka hati awak.
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 18
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 18 Part 1
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 18 Part 2
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 18 Part 3
source: (Thank you and credits to
http://www.mdentertainment.net/
http://id.wikipedia.org/
Astro Ria
Indosiar
megabaru Channel
sebuahkisahlagi Channel
and all sources for the information and pictures)