Sunday, September 11, 2011

Sinopsis sinetron Ranum Episode 1 - 38 - Sinetron Ranum mula menemui penonton pada 25 Juli 2011 setiap hari pukul 20.00 WIB di MNC TV


Sinetron Ranum di MNC TV Episode 1 & 2

PRODUKSI : MD ENTERTAINMENT

Pemain/Dibintangi oleh:

Teuku Wisnu , Shireen Sungkar , Lian Firman , Donita , Stefanie Theresia , Iqbal Pakula , Irene , Rina hassim , Metha Yunatria , Yurike Prastika , Hasninda Nurmadhani

Sinopsis

Ranum (Shireen Sungkar) adalah gadis yatim yang cantik dan baik yang berasal dari kalangan bawah. Sayang nasibnya kurang beruntung. Ibu tirinya, Miranda (Yurike Prastika), sering menyiksanya. Namun dia tetap ceria dan tak pernah mengeluh. Bersama sahabatnya, Adila, Ranum bekerja di toko baju di sebuah pasar. Ranum jatuh cinta pada pemuda kaya bernama Maliq (Teuku Wisnu), yang ternyata juga amat mencintainya. Maliq sering memuji Ranum di depan ibunya, Samira (Irene); neneknya, Halimah (Rina Hassim); kakaknya, Attar (Lian Firman); serta adiknya, Mila (Hasninda Nurmadhani). Maliq memanggil Ranum dengan sebutan ‘putri yang kaya hati’. Samira, yang menilai semuanya dengan uang, mengira Ranum benar-benar seperti putri. Namun ketika bertemu secara langsung, Samira kaget karena ternyata Ranum hanya gadis miskin yang datang ke rumahnya naik bajaj. Samira spontan melarang Maliq. Karena bagi Samira, jodoh anak-anaknya harus sederajat dengan keluarganya.

Di hari seharusnya Attar menikah dengan Fahrani(Donita), mobil Fahrani malah mengalami kecelakaan. Fahrani yang ada di dalamnya tewas. Attar terpukul berat. Kakak perempuan Maliq, Fadia (Metha Yunatria) dan suaminya, Jody (Iqbal Pakula) lalu mengenalkan seorang teman bernama Paris (Stefanie Theresia) pada Attar. Paris mengaku paham betul perasaan Attar. Maklum, Paris juga baru kehilangan tunangannya. Pelan-pelan, Paris jadi penyemangat Attar. Hingga pada akhirnya Attar menikahi Paris. Secara tak sengaja Ranum mendengar percakapan tentang konspirasi Paris dengan kakaknya. Ranum cerita ke Maliq dia meragukan niat Paris menikah dengan Attar. Maliq kemudian meneruskan info ini ke ibunya. Samira terkejut dan mengancam Maliq agar segera putus dengan Ranum. Tapi keadaan malah membuat Samira terpaksa menerima Ranum sebagai istri Maliq. Paris terus melancarkan aksinya. Samira yang dasarnya benci pada Ranum, makin yakin bahwa Ranum jadi brengsek gara-gara hasutan Paris. Sebenarnya, di balik Paris ada Jody yang berperan besar membuat kekacauan ini. Jody, menantu Samira ini, sengaja membawa Paris ke keluarga itu untuk balas dendam atas penghinaan Attar dulu. Jody yang ambisius dulu ingin menikahi Fadia, anak pertama Samira, dengan harapan bisa mendapatkan perusahaan sendiri. Tapi sayangnya Attar –yang memimpin perusahaan keluarga itu–menertawakannya.Attar memintanya untuk kerja keras dulu, membuktikan kemampuannya. Hal ini memotivasi Jody merampas kekayaan keluarga itu sampai mereka bangkrut dan jadi gelandangan.

Paris terus menciptakan konflik antara Samira dan Ranum. Samira mulai merasa hidupnya terancam gara-gara Ranum. Puncaknya, Samira mengusir Ranum. Maliq dan Halimah memilih ikut Ranum. Pelan-pelan Paris bermanipulasi sehingga Attar dan Samira mau menyerahkan surat kuasa padanya untuk mengurusi perusahaan. Attar dibuat kecelakaan dan terluka parah. Setelah semuanya didapat, akhirnya Paris memperlihatkan warna aslinya. Ia usir Samira dan Mila dari rumah. Maliq danRanum akhirnya tahu. Mereka kemudian mengajak Samira dan Mila tinggal bersama. Maliq memutuskan harus balas dendam dan kasih pelajaran kepada Paris dan gengnya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Kebaikan atau kebatilankah yang akan menjadi pemenangnya? Saksikan semuanya dalam sinetron Ranum mulai Senin, 25 Juli 2011 tayang setiap hari pukul 20.00 WIB hanya di MNC TV!



Synopsis

Ranum (Shireen Sungkar) is a beautiful, kind and unfortunate orphan girl. Her step mother, Miranda (Yurike Prastika), often tortures her but the cheerful Ranum never complains. Ranum works in a clothing store in a market with her friend Adila. She falls in love with a rich man named Maliq (Teuku Wisnu) who also loves her a lot. He talks highly of her to his mother, Samira (Irene); his grandma Halimah (Rina Hassim); his brother Attar (Lian Firman); and also to his sister Mila (Hasninda Nurmadhani).

Maliq lovingly calls Ranum 'kind hearted princess'. Samira only thinks of money and she thinks Ranum really is a princess. However she is shocked when she learns that Ranum is poor and she visits them in. Rickshaw. Samira spontaneously forbids Maliq because she wants him to find a wife just as rich as them.

On the day when Attar is supposed to marry Fahrani (Donita), she gets into an accident and dies. Attar is devastated. Maliq's sister Fadia (Metha Yunatria) and her husband Jody (Iqbal Pakula) introduce him to their friend Paris (Stefanie Theresia). Paris is able to understand what Attar is going through as she also just lost her fiancé.

Slowly, Paris becomes Attar's savior. He finally marries her. Ranum accidentally overhears Paris talking of a conspiracy with her brother. Ranum tells Maliq that she doubts Paris's intentions of marrying Attar. Maliq then passes this information to his mother. Samira is shocked and threatens Maliq to break up with Ranum. But the situation forces her to accept Ranum as Maliq's wife.

Paris continues to launch her plan. Samira basically hates Ranum and is convinced that she becomes worse because of being incited by Paris. Actually, behind Paris is Jody who plays a big role behind this mess. He is Samira's son in law and he purposely brings Paris into this family to take revenge on Attar. Ambitious Jody wanted to marry Fadia, Samira's eldest child, with the hope of getting the company.

But unfortunately, Attar, the head of the company, laughs at him and asks him to first work hard and prove himself. This motivates Jody to take revenge on the family till they get bankrupt. Paris keeps creating conflicts between Samira and Ranum. Samira feels threatened by Ranum.

Finally, Samira gets rid of Ranum. Maliq and Halimah choose to go with her. Slowly, Paris manipulates Attar and Samira that they actually hand over to her ownership of the company. Attar has an accident and is seriously injured. After getting everything, Paris finally shows her true colors. She throws Samira and Mila out of the house. Maliq and Ranum come to know of this. They ask Samira and Mila to live with them. He decides to get back at Paris and her gang. What happens next? Will Good or Evil prevail? Watch this all on 'Ranum' from monday the 25th of july 2011 everyday at 8 pm only on MNC TV!


Preview sinetron Ranum
sumber: Channel

Sinopsis Episode 1 pada 25 Juli 2011

Tayang : Senin, 25 Juli 2011, pukul 20.00 WIB
Siang itu di rumah Bu Hajah Samira sudah ramai. Orang-orang pada sibuk mempersiapkan pernikahan Attar dan Fahrani. Tetapi bukan itu yang membuat Samira mematut diri berjam-jam di depan cermin, mati-matian berdandan agar nampak elok dan elegan.

Ya..Samira sengaja memulas dirinya agar tak kalah gengsi dengan calon tunangan Maliq, yang katanya hendak datang. Sebab seperti yang didengarnya dari Mila, pacar Maliq itu seorang putri. Maka Samira kembali mengingatkan Mila –anak gadisnya yang juga berdandan bersamanya-, jika kelak mencari suami, harus yang kaya, setidaknya sepandan dengan keluarga mereka. Sementara mereka masih asyik berdandan, Oma Halimah sedang menunggu Malik di ruang tengah. Maka ketika Maliq turun dari kamarnya, Oma Halimah menagih janji Maliq, yang hendak mengenalkan pacarnya itu. Maliq mengatakan, Ranum sebentar lagi datang. Oma Halimah lantas menanyakan, apa benar kabar burung yang didengarnya selama ini, kalau pacar Maliq itu kayak putri? Maliq tersenyum. Sebab baginya, Ranum adalah sosok yang kaya hati, bagai bidadari yang cantik serta anggun kayak Putri.

Bu Hajah Samira dan Mila, berjalan tergopoh-gopoh di belakang Maliq yang berlari menuju pintu gerbang untuk menyambut Ranum. Orang-orang bisik-bisik ingin tahu, kayak apa Ranum itu, hingga membuat Bu Hajah Samirah heboh. Mila sendiri sampai penasaran, bertanya, mobilnya apa sih Mi? Tetapi apa yang terjadi kemudian ketika Maliq membuka gerbang? Tiba-tiba sebuah mesin buntut dari negeri India, masuk halaman rumah keluarga besar Hajah Samira dengan suara yang memekakkan telinga. Ternyata, Ranum datang naik bajaj dengan mengenakan baju kesehariannya.

Samira pun tertegun melihat pacar anaknya itu jauh di bawah bandrol. Sementara Maliq sendiri tetap menyambut Ranum dengan hangat. Samira mengambil nafas panjang berusaha sadar dari keterkejutanya, mempersiapkan diri untuk melampiaskan amarahya. Maka ketika Maliq membukakan pintu bajaj untuk Ranum, Samira melengkingkan suaranya, teriak lantang, Maliiiiiiq.... Ranum mengkeret melihat seringai wajah Samirah yang meradang. Maliq sendiri kebingungan, berusaha menjelaskan pada bunda yang kemudian mengusir putri impiannya itu. Sedangkan Mila langsung cekikikan, mengatakan kalau pacar Maliq adalah putri dari negeri dongeng.

Ranum tahu diri, dia lantas pamit pulang dan segera bergegas melangkah pergi dengan penuh kesabaran. Malik segera mengejarnya menyatakan diri memilih Ranum. Semua menyaksikan. Namun hanya Oma halimah yang mencermatinya dengan bijak. Di lain pihak, Ranum malah menasehati Maliq agar kembali pada ibunya. Dengan tersenyum Ranum berjanji tidak akan meninggalkan Maliq. Namun ketika sudah menjauh membelakangi Maliq, air matanya pun mengalir, mengikis habis senyum yang tadi mengembang.

Sementara itu di rumah Ranum sendiri, Miranda sang ibu sudah bosan dan kesal menunggu Ranum yang tak juga kunjung datang. Padahal Bang Mansyur sudah menunggunya. Hal itu membuat Miranda gak enak hati, sebab sudah menerima uang pelicin dari Bang Mansyur yang ingin segera meminang Ranum, anak gadisnya. Bang Mansyur sendiri, akhirnya gak betah menunggu. Dia lantas pamit pulang. Sepulang Bang Masyur itu, Ranum datang. Maka Miranda pun gak nunggu lama, langsung mendampratnya, karena mengangap investasi masa depanya itu gak mau dikawinkan dengan orang kaya. Kenyataannya memang seperti itu. Ranum memang menolak lelaki paruh baya pilihan ibunya, sebab dia mencintai Maliq sang penguasa hatinya. Miranda pun murka dan menyuruhnya berdiam diri di kamar. Kejadian hari ini benar benar melukai Ranum. Bagaimana tidak. Pertama, dia tidak diterima calon mertuanya, sedang yang kedua adalah didamprat sang ibunda, yang mestinya berperan sebagai peneduh jiwanya. Akhirnya Ranum pun berdoa memohon kemudahan dan ketenangan batin. Rupanya kali ini Tuhan tidak hanya menjadi pendengar yang baik saja, tetapi melangkah menjadi eksekutor, dengan mengabulkan doa Ranum. Sebab setelah sholat itu, Ranum mendapat telpon dari Maliq yang mengajaknya bertemu. Ranum pun senang, meski kemudian percakapan mereka terputus sebentar karena Ranum menghampiri Miranda untuk bertanya, ke mana Miranda hendak pergi? Sebab Miranda saat itu sudah siap dengan dandanannya, mau keluar.

Ketika bertemu sore itu, Ranum masih sedih memikirkan rencana ibunya yang hendak menjodohkannya dengan Bang Masyur. Maliq yang sudah mengerti semua itu, akhirnya menyatakan tidak akan membiarkan Ranum, putri impiannya itu dicuri orang lain. Dia lantas berjanji akan menuggu waktu yang tepat untuk meluluhkan hati ibunya agar bisa menerima kehadiran Ranum. Ranum pun terseyum bahagia, atas kesungguhan Maliq. Meski begitu dia tetap merasa gak enak, akhinrya Ranum pun mengatakan bahwa dirinya mungkin tidak pantas untuk Maliq. Tetapi Maliq segera menutup bibir Ranum dengan jemarinya dan balik menasehati Ranum bahwa mereka harus memperjuangkan cinta yang mereka miliki. Setelah itu Maliq mengajak Ranum jalan-jalan ke mall, untuk membuang kesedihan.

Saat sampai di mall, mereka bertemu dengan Attar dan Fahrani. Maka Maliq segera mengenalkan Ranum pada kakaknya itu. Rupanya Attar dan Fahrani menyukai dan mendukung Ranum. Mereka juga meminta Ranum dan Maliq jadi pendamping di pernikahan mereka esok hari. Ranum lega karena ada keluarga Maliq yang mendukungnya. Akhirnya Maliq membelikan Ranum baju baru dan perhisan uantuk dikenakan di acara pernikahan kakaknya tersebut. Ranum pun sungkan, namun karena Maliq memaksa maka diapun menerima saja pemberian itu. Tetapi Ranum tidak bisa menikmati pemberian tersebut, sebab ketika pulang. Miranda malah merampas barang barangnya, tanpa mempedulikan Ranum yang menangis berusaha mempertahankan dan menjelaskan kalau barang-barang tersebut dibelikan Maliq, untuk dikenakan esok hari di acara pernikahan kakaknya Maliq.

Attar sudah siap dengan pakaian pernikahanya. Para tamu sudah berdatangan, namun pengantin perempuan juga belum juga datang, hal itu membuat Attar cemas. Di lain pihak, Maliq tampak kebingungan, mondar mandir mencari handphonenya. Sebab hendak menelpon Ranum. Karena hpnya tidak ketemu, maka Maliq pun bersiap-siap untuk menjemputnya. Tetapi saat akan berangkat Samira malah menyuruhnya mengambil pesanan kue yang belum datang. Akhirnya Maliq pun menuruti ibunya. Di lain pihak Ranum yang sudah mengenakan kebaya sederhana, berusaha menelpon Maliq. Namun setelah berkali kali men-dial tak juga tersambung, maka diapun bergegas pergi dengan menggunakan bajaj. Tetapi begitu sampai di rumah Maliq. Satpam melarangnya msuk karena Ranum tidak membawa undangan. Ranum menjelaskan kalau dirinya diundang lansung oleh sang mempelai. Tetapi satpam tetap tidak memperbolehkannya masuk. Akhirnya, Ranum menunggu di luar pintu. Setelah lama menunggu, akhirnya Ranum khawatir tidak bisa memenuhi permintaan Attar menjadi pendampingnya. Maka ada rombongan tamu masuk, Ranum punme nyelinap. Tapi hal itu tak berlangsung lama, sebab satpam memergokinya. Akhirnya satpam pun menyeretnya keluar. Bersamaan dengan itu, mobil Maliq datang. Maliq pun marah dan mananyakan siapa yang memberi perintah pada mereka untuk melarang Ranum masuk. Namun belum sempat satpam menjawab, Oma Halimah bergegas menghampiri Ranum, mengajak masuk. Oma Halimah bahkan membawa Ranum ke kamarnya. Ranum pun agak lega, ada lagi keluarga Maliq yang bisa menerimanya. Sementara menunggu pengantin perempuan yang belum datang, Maliq mengajak Ranum menghampri keluarganya. Maliq lantas mengenalkan Ranum pada ibunya, karena banyak orang, maka Samira menerima uluran tangan Ranum, meski hanya menempelkan kulit lengannya saja. Tetapi kakak Maliq yang lain yaitu Fadia, malah memuji kecantikan Ranum. Dia juga memuji Maliq yang dianggapnya pandai memilih wanita. Mendegar itu Samira pun kesal. Fadia bahkan mengenalkan Ranum dengan suaminya yaitu Jodi. Jodi sediri lantas mengenalkan sepupunya yang bernama Paris.

Di lain pihak Attar semakin cemas karena pengantin perempuannya belum juga datang. Maka akhirnya dia menelepon Fahrani. Fahrani yang sudah berangkat segera memberitahu kalau dia sudah dalam perjalanan dengan ibunya, namun percakapan itu segera terputus karena mobil yang dikendarai Fahrani tabrakan. Attar sendiri yang mendengar teriakan itu dari teleponnya teriak memanggil Fahrani. Semua yang hadir akhirnya bisa tahu ada sesuatu. Maliq segera menghampiri Attar menenagkannya. Dia lantas bergegas ke rumah sakit. Attar akhirnya shock saat tahu calon istrinya telah tewas.

Hari demi hari dilalui Attar dengan kesedihan, padahal sepupu Jodi yakni Paris telah berusaha menghiburnya. Paris sendiri sebenarnya sudah bisa diterima keluarga Maliq, karena selama masa berkabung itu, hanya Paris yang bisa dekat Attar. Paris bahkan mengupayakan pesta ulang tahun Attar, tapi hal itu malah membuat Attar marah. Akhirnya Paris tidak pernah lagi datang ke rumah Samira. Rupanya keluarga Samira merasa kehilangan Paris. Attar Akhirnya menelpon Paris untuk minta maaf. Paris pun senang dan mengundang Attar serta seluruh keluarganya ke pesta ulang tahunya, di sebuah vila.

Keluarga Maliq semua datang ke villa tempat Paris merayakan pesta ulang tahunnya. Maliq sendiri tentu mengajak serta Ranum, meski Samira dan Mila belum bisa menerima. Mila bahkan sengaja ngerjai Ranum, ketika Ranum membakar daging, hinga lengan Ranum terbakar, tetapi Paris yang menolongnya. Paris dengan cepat dapat berbaur, hal itulah yang membuat Samira berniat menjodohkan dengan Attar. Setelah berunding dengan Maliq dan yang lainya, maka Samira menyampaikan niatnya itu pada Paris. Paris setuju sepanjang Attar menerimanya.

Akhirnya Samira berhasil membujuk Attar. Semua merasa senang. Ranum juga demikian, apalagi Paris terkesan baik dengannya. Pada saat semua hendak pulang, Ranum pergi ke belakang. Bersamaan dengan itu Paris sedang menelpon seseorang. Ranum akhirnya mendengar percakapan Paris yang menyatakan akan segera menjalankan rencananya, setelah dia berhasil menikah dengan Attar

Episode 02, Selasa, 26 Juli 2011

Sementara Ranum masih sangat terpukul dengan rencana jahat Paris Ia ingin sekali menolak kenyataan ini, bahwa ia Cuma salah dengar. Tapi dalam kepalanya, dia inga betul apa yang diucapkan Paris. Lalu dia jadi sangat kecewa dengan Paris dan sangat kasian dengan nasib Attar.

Ranum dan Maliq berziarah ke makam ayah Ranum. Setelah mengirimkan doa, sepanjang jalan menuju rumah Maliq, Ranum terus terdiam, dia tak sanggup mengutarakan apa yang telah didengarnya. Maliq langsung merasa bahwa Ranum sedang memikirkan sesuatu.

Sinopsis Episode 2
Tayang : Selasa, 26 Juli 2011, Pukul 20.00 WIB

Ranum sangat terkejut mendengar pembicaraan Paris di telepon, bahwa setelah dia menjadi menantu Samira, dia akan melakukan rencanannya... Ranum syok, dia terdiam sesaat... dan saat memutar mau pergi, Jrengg!! Paris memergokinya.

Paris jadi cemas, waduh, jangan-jangan Ranum sempet mencuri dengar ucapannya di telepon!!! Sejenak, Paris bingung, apa yang harus dilakukannya? Paris menarik napas lega, lalu mulai melangkah dengan tenang... seiring di setiap langkahnya, pelan-pelan ekspresi wajahnya pun berubah... Dari tegang, kini menjadi lembut dan tenang...

Sementara Ranum masih sangat terpukul dengan apa yang ia dengar. Ia ingin sekali menolak kenyataan ini, bahwa ia Cuma salah dengar... Tapi dalam kepalanya, dia inga betul apa yang diucapkan Paris... Lalu dia jadi sangat kecewa dengan Paris... Dan sangat kasian dengan nasib Attar...

Ranum menjadi dilema... Apa sebaiknya dia kasih tau Maliq? Atau, tidak ikut campur sama urusan keluarganya?

Sampai acara makan bersama itu selesai, Ranum masih ragu dan menimbang-nimbang... Ia sangat gelisah, dan kegelisahan itu ia bawa sampai ke rumah. Ia tak bisa tidur, karena dilema. Akhirnya Ranum teringat yang selalu diajarkan almarhum ayahnya, bahwa saat kita ragu untuk menentukan pilihan, memintalah petunjuk kepada Alloh, dengan sholat istikharah... Maka Alloh akan menunjukkan jalan terbaik untuk kita...

Ranum mengambil air wudhu, dan mulai sholat istikharah.... setelah sholat dan berdoa, dia menjadi yakin untuk mengatakan yang sebenarnya pada Maliq... apa pun konsekuensinya nanti.... Bahwa kebenaran harus dikabarkan...

Esoknya ketika Miranda tau Ranum akan pergi menemui Maliq, Miranda mendesak Ranum untuk membicarakan soal pernikahan mereka pada Maliq. Ranum kaget, dan memohon ke ibunya untuk jangan mendesak soal itu. Keluarga Samira masih mempersiapkan pernikahan untuk Attar... Tapi Miranda dengan tak sabar malah mengusulkan agar Attar dan Maliq menikah bersamaan aja. Ranum hanya bisa menghela napas melihat ambisius ibunya, dan dengan sabar memberi tau bahwa Ranum baru saja mengenal keluarganya... Tentu butuh proses untuk mereka bisa menerima Ranum... Kalau saat ini, Ranum belum yakin ibu dan keluarga Maliq akan setuju. Miranda nampak kesal, ia lalu mendesak Ranum, “Tapi minumal, kamu harus terus-terusan mendesak Maliq untuk menikahinya, segera setelah pernikahan Attar. Kalau nggak, ibu akan membuat hidup Ranum lebih sengsara lagi!”
Ranum lalu berusaha mengalihkan dengan mengajak Miranda berziarah ke makam almarhum ayahnya, karena sebentar lagi mau masuk bulan Ramadhan. Miranda langsng beralasan macam-macam, untuk menghindar.

Ranum dan Maliq berziarah ke makam ayah Ranum... Setelah mengirimkan doa, sepanjang jalan menuju rumah Maliq, Ranum terus terdiam... dia tak sanggup mengutarakan apa yang telah didengarnya. Maliq langsung merasa bahwa Ranum sedang memikirkan sesuatu. Maliq langsung bertanya, coba kasih tau, apa yang bikin kamu jadi pendiem banget hari ini? Ranum menatap Maliq, ia masih nampak ragu. Dengan caranya yang persuasif, Maliq mendesak Ranum untuk membagi sama dia. “Beban akan terasa ringan kalo kita pikul bersama...” Ranum membaca doa dalam hati, lalu bertanya, apa Maliq bisa percaya sama apa yang akan Ranum katakan? Maliq bilang, apa masih harus dipertanyakan? Maliq meyakinkannya, dan Ranum pun menceritakan semua yang ia dengar. Ranum bilang bahwa dia nggak tau, apa rencana Paris selanjutnya, tapi aku harus mengabarkan kebenaran ini, karena menyangkut kamu dan keluargamu. Maliq lama tertegun... syok... Ranum bertanya, apa Maliq meragukannya? Maliq menggeleng... Dia Cuma bilang, kadang kebenaran terasa sangat pahit untuk dipercaya. Aku tadi hanya perlu waktu untuk menelan kenyataan pahit ini. Ranum bilang, tadinya ia ragu untuk menyampaikan hal ini..., tapi aku akan merasa bersalah kalau membiarkan sesuatu yang salah terus terjadi... Islam mengajarkan itu. Maliq bilang, aku nggak meragukan satu kata pun dari ucapanmu, Ranum... Ranum mengucap alhamdulillah...

Saat itu di rumah Maliq agak ramai dengan pembagian sedekah pada anak-anak yatim... Sebuah tradisi keluarga Samira menjelang bulan Ramadhan... Maliq pulang ke rumah, ikut membantu membagi-bagi sedekah di dekat Umi Halimah, Samira dan Mila. Maliq sambil menceritakan apa yang ia dengar dari Ranum, kepada mereka. Samira dan Mila langsung bereaksi negatif pada cerita Ranum yang disampaikan Maliq, sedangkan Halimah nampak terdiam, dan percaya. Samira langsung menuduh bahwa pasti Ranum nggak ingin Attar menikah dengan Paris... Karena Ranum sendiri yang maunya segera menikah dengan Maliq, sehingga dia bisa mendapatkan harta kekayaan mereka dan hidup enak. Itu kan impian semua keluarga kelas bawah. Maliq serta merta menampik anggapan itu, karena Maliq tau betul, Ranum bukan gadis seperti itu. Dia tak pernah silau harta. Halimah juga berkata, rasanya Ranum bukan gadis pembohong. Apa untungnya buat Ranum berbohong soal ini? Maliq bilang, dia harus menceritakan hal ini ke Attar. Attar berhak tau. Tapi Samira mencegahnya, dengan nada keras dia bicara bahwa Attar sudah cukup sedih dengan kematian Fahrani. Apa kamu tega membuatnya terpukul untuk kedua kali? Selain itu, Samira bilang bahwa mereka harus memastikan kebenarannya dulu... Supaya adil, Ranum dan Paris harus dipertemukan di sini!!! Jrengg!

Maliq agak ragu, dan berkata bahwa Ranum itu gadis yang pemalu, dia tak akan bisa bicara di depan orang banyak. Tadinya juga Ranum nggak mau cerita. Mila lalu berujar, nggak bisa kayak gitu dong! Si Ranum itu juga harus mempertanggung-jawabkan ucapannya... Samira membenarkan Mila, dan memutuskan bahwa ini bukan persoalan kecil, dan Ranum harus dipanggil ke sini untuk mengklarifikasi semuanya. Jika memang benar, maka keburukan Paris harus dibongkar saat ini juga, sehingga semuanya tidak terlambat.

Maliq setuju, Ranum sangat terkejut, ketika Maliq memintanya datang untuk klarifikasi semuanya. Maliq bilang, ibunya meminta Ranum untuk menceritakan semuanya di depan Paris, dan di depan semua anggota keluarga. Ranum jadi tampak tegang dan cemas. Ranum lalu kecut hatinya, ketika berpikir bahwa mungkin akan ada tundingan negatif kepadanya, karena ia akan menjadi penghalang pernikahan Paris dan Attar akan segera dilangsungkan.

Maliq meyakinkan Ranum dengan mengatakan bahwa Ranum toh akan jadi bagian dari keluarga besar mereka juga... Dan yang kamu lakukan ini kan dengan niat baik bahwa kamu ingin melindungi keluarga dari hal-hal yang buruk yang mungkin terjadi. Untuk sebuah kebenaran, kamu nggak perlu takut. Kebenaran harus ditegakkan. Maliq berjanji akan memberi tau Ranum, kapan dia harus datang supaya Ranum bisa siap-siap dulu.

Kini Ranum jadi merasa lebih tegang dari sebelumnya...

Ranum nggak tahan untuk curhat ke sahabatnya Adila di tempat dia bekerja sebagai pramuniaga kios baju muslim. Ranum perlu dukungan sahabatnya. Adila sependapat bahwa Maliq memang benar, Ranum harus menyuarakan kebenaran. Kalau memang kita benar, kita engga perlu takut.

Hari yang mendebarkan itu tiba. Sebelum berangkat, Ranum sholat dan berdoa. Setelah itu hatinya menjadi tenang.

Halima, Samira, Mila dan Maliq sudah berkumpul ketika Ranum tiba. Ranum langsung diinterogasi, dengan tekanan-tekanan mental. Suasana jadi tegang dan panas. Mereka mempertanyakan kebenaran dari ucapan Ranum. Ranum semua agak panik dan mau nangis, tapi dia melihat mata Maliq yang mendukungnya... Ranum jadi agak tenang, dan dia bersumpah bahwa dia tidak bohong.

Halima dan Maliq ikut mendukungnya. Kemudian Paris datang... wajahnya nampak sedih... Semua jadi menduga-duga, apa yang terjadi? Samira dengan suara lantang dan tegas, meminta Ranum untuk mengulangi apa yang telah didengarnya dari percakapan telepon Paris.

Jreng... kita bangun suasana yang menegangkan... Melihat tatapan Samira dan Mila yang menusuk dalam ke lubuk hatinya, Ranum jadi tampak ragu dan gentar... tapi Maliq berusaha mencairkan ketegangan... dan memintanya bicara apa adaanya. Ranum lalu berkata santun, bahwa dia sama sekali nggak berniat apa-apa... ia hanya ingin menyampaikan apa yang dia dengar. Dia lalu menuturkan apa yang telah didengarnya dari pembicaraan Paris di telefon. Kata demi kata secara tepat dan benar.

Setelah selesai bicara, suasana jadi hening namun sangat menegangkan... Paris masih diam.
Kini semua pandangan tertuju padanya. Samira bilang ke Paris, bahwa sebetulnya mereka bisa aja menutup mulut dan nggak mempermasalahkan hal ini. Tapi mereka nggak mau seperti itu. Ini karena kita semua tau, Ranum bukan berasal dari status sosial yang sama dengan kita. Yang sekufu dengan kita. Makanya kami curiga, ada niat jahat di balik ucapannya...

Wajah Ranum nampak terpukul. Paris nampak sangat berat, seolah menahan kesedihan yang dalam... Dia lalu berujar dengan suara pelan, namun jelas. Dan di luar dugaan, dia bilang bahwa apa yang diucapkan Ranum benar. ..

Semua orang langsung shock. Ranum juga sama sekali nggak menyangka bahwa Paris mau mengakuinya. Maliq tampak bahagia dan lega, bahwa Ranum terbukti tak salah. Mila langsung berdiri dan bertanya, apa maksudmu, Paris?

Paris mengangkat wajahnya yang sedih, kita melihat ada sedikit benangan air mata di matanya, dengan agak terbata, dia menjelaskan bahwa saat itu dia melepon sahabatnya, karena dia nggak tahan untuk curhat ke temannya, tentang nasib malang yang menimpa Mas Attar. Paris bilang, dia nggak tahan untuk nggak bercerita, karena temannya sangat tau, betapa nasib Mas Attar sama dengan nasibnya dulu... Saat itu, aku takut Mas Attar nggak bisa melupakan cinta masa lalunya... Tapi Alloh pasti punya rencana pada apa pun yang terjadi di dunia ini.... Alloh malah menyatukan dua hati yang pernah merasakan kesedihan dan kehilangan yang sama... Paris lalu cerita ke sahabatnya itu, karena Paris punya impian untuk membuat rumah ini menjadi tempat yang harmonis, dan membuang semua kesedihan jauh-jauh.... Satu-satunya misi dalam hidupnya kini adalah kebahagiaan Attar... Paris nampak tersendar-sendat menahan tangis, saat mengatakan kalimat itu. Paris bilang, dia sangat kecewa karena terpaksa harus memberikan pengakuan yang harusnya sangat pribadi buat dia... Dia malu, karena nggak seharusnya yang seperti ini aja harus diucapkan dan diketahui banyak orang... Dia nggak ingin pamrih... Tapi, semua gara-gara Ranum... Paris pun menangis dan berlari pergi....

Semua yang mendengar shock! Samira dan Mila dengan kesal lansgung memaki-maki Ranum abis-abisan. Dasar cewek kampung nggak tau diri!! Halima tak bisa berbuat banyak, dan hanya bisa melihat kejadian ini. Maliq menyabarkan Mila dan ibunya, agar jangan terbawa emosi.

Ranum syok, sedih sekaligus bingung... Ranum nggak tahan lagi menahan tangisnya, segera pergi... airmatanya tumpah. Maliq pergi mengejar Ranum dan berhasil menghentikannya di pagar. Ranum minta maaf, karena dia sama sekali nggak menyangka akan jadi seperti ini. Tapi entah kenapa, Ranum bisa yakin bahwa Paris nggak berkata yang sebenarnya... Aku nggak mau shuudzon, atau menuduh. Tapi aku merasa Paris telah membalik situasi sedemikian rupa hingga dia seolah menjadi benar... Tapi demi Alloh, apa yang aku dengar, nada ucapannya, kata-katanya, nggak sama dengan apa yang dia jelaskan itu. Aku menangkap ada itikad yang nggak baik, dari ucapannya di telepon. Maliq berusaha menenangkan Ranum, yang menggebu-gebu menjelaskan sambil tersendat-sendat menahan tangis. Maliq percaya instink Ranum, dan berjanji akan mencari tau soal ini. Demi sebuah kebenaran. Maliq percaya, Ranum hanya ingin yang terbaik untuk keluarga Maliq.

Maliq pun menawarkan diri untuk mengantar Ranum pulang. Mila makin gencar menghasut ibunya, dengan memojokkan Ranum. Sehingga Samira makin terbakar amarahnya. Samira bersumpah tak akan membiarkan Ranum melenggang pergi begitu saja, setelah menimbulkan kekacauan di rumah ini.

Samira sangat serius dengan ucapannya, dengan segera datang ke rumah Ranum, didampingi Mila. Miranda menyambutnya dengan hangat dan berlebihan, berpikir bahwa Samira datang untuk membicarakan tentang rencana pernikahan Ranum dengan Maliq... Samira minta maaf kalau dia tidak siap dengan sajian untuk menyambut tamu agung... tapi Samira sangat dingin wajahnya dan justru dengan geram ketika melihat Ranum. Dengan tegas dan sangat keras, Samira memperingatkan Ranum untuk tau diri, jangan sok tau mau mencampuri urusan orang. Karena ini sudah sangat keterlaluan.

Miranda bengong, dan bertanya masalah yang sebenarnya apa? Samira berkata dengan nada tinggi, bahwa Ranum sudah menyebar fitnah keji, menjelek-jelekkan gadis sebaik Paris, hingga menyebabkan kesalahpahaman dalam keluarga kami. Gara-gara anak kamu yang nggak tau diri itu, keluarga saya jadi cek-cok.

Ranum hanya mengucap astaghfirulloh dalam hati, pada semua kata-kata fitnah keji yang diucapkan Samira. Miranda berusaha mencerna apa yang Samira permasalahkan. Dia juga berusaha menenangkan Samira, karena Miranda tak ingin tali silaturahmi kedua calon besan, dirinya dan Samira, akan terganggu. Tapi Samira malah mengancam Ranum untuk jangan sekali-kali menemui atau berhubungan dengan Maliq lagi.

Dengan kemarahan yang masih memuncak, Samira dan Mila pergi. Sambil bersumpah, ini yang pertama dan terakhir kali dia menginjak rumah kotor ini! Sepeninggalan Samira, Miranda langsung memarahi Ranum abis-abisan. Ranum dimaki-maki dengan kata-kata kotor. Apa sih yang ada di otak kamu, dengan nyebar-nyebar fitnah busuk seperti itu??? Kamu memang anak yang tolol! Bukannya mengambil hati calon mertua kamu, malah kamu bikin-bikin masalah!!! Kamu pikir emangnya kamu siapa??? Keluarga Samira itu sangat kaya raya dan memiliki reputasi yang tinggi. Seharusnya Ranum nggak usah sok tau ikut campur urusan intern keluarga mereka. Tau diri sedikit kenapa sih??? Kamu tuh harusnya mikirin, gimana bisa cepet menikah sama Maliq. Kalo aja sampai Maliq lepas dari tangan kamu, ibu nggak akan segan-segan mencekik kamu sampe mati!!!

Ranum tercekat! Menjelang bulan suci itu, Halimah, Maliq, Samira dan Mila ziarah ke makam almarhum Arifin Hendraputra... Selesai berdoa, Samira masih terus memaki-maki aja Ranum yang telah dengan sengaja meracuni pikiran mereka tentang Paris. Maliq mengingatkan ibunya bahwa mereka baru saja berziarah...

Tapi Samira terus membahasnya... Maliq membela Ranum dengan mengatakan bahwa belum terbukti Paris benar. Maliq bilang bahwa dia sudah mendiskusikan soal ini dengan Ranum, dan kami berpikir, mungkin aja Paris mengarang-ngarang cerita untuk menutupi niat sebenarnya.

Mila bereaksi dan bilang bahwa otak Maliq sudah benar-benar diracuni pikiran busuk Ranum. Maliq menggeleng, dia dengan tenang bilang bahwa nggak ada salahnya bersikap hati-hati dan memikirkan kesejahteraan keluarga ini. Sebelum semuanya terlambat, sebelum terjadi pernikahan, nggak ada salahnya mencari tau latar belakang Paris. Kita toh baru kenal dia. Halimah sependapat dengan Maliq. Akhirnya Samira dan Mila pun terpaksa setuju, meski menggerutu bahwa mereka yakin itu hanya buang tenaga dan waktu aja.

Samira memberi tau kepada Fadia dan suaminya, Jody tentang keraguan yang Ranum utarakan mengenai Paris. Halimah dan Maliq juga hadir untuk bersaksi. Jody serta merta marah. Jody bilang, itu semua omong kosong, karena dia kenal betul Paris sebagai sepupunya, dan status sosial keluarga Paris, jauh lebih tinggi di atas mereka. “Kita semua kan pernah diundang ke vilanya, dan paham betul betapa baik dan pedulinya Paris kepada Attar dan kita semua, sampai dia bisa membuka hati Attar untuk kembali mencintai... Jadi apa alasan Ranum membawa keragunnya ke rumah ini?

Fadia nampak lebih banyak diam, karena dia juga baru sebentar mengenal Paris. Kita melihat bahwa Paris dan kakak laki-lakinya Bima, datang ke suatu tempat. Mereka bertemu dengan Jody!!! Di sini kita baru tau bahwa ternyata Jody adalah otak di balik semua ini. Dia memanfaatkan Paris dan Bima untuk membalaskan dendam sakit hatinya yang sangat dalam kepada Attar.

Jody berasal dari keluarga kelas menengah, tetapi punya harga diri yang sangat tinggi. Dia juga sangat ambisius dan selalu bersemangat. Jody bekerja di perusahaan keluarga milik Attar, dan atas ambisinya untuk jumping status, masuk ke keluarga besar pemilik perusahaan, Jody mendekati Fadia. Jody berpikir, setelah menjadi menantu pengusaha kaya raya Haji Arifin Hendraputra, Jody juga akan diangkat menjadi salah satu pemilik perusahaan. Tapi Fadia ternyata seperti Maliq, orang yang memiliki prinsip yang kuat. Dia tidak mau memanfaatkan kekayaan keluarganya, dia ingin suaminya bekerja keras untuk mendapatkan posisi dan kekayaannya sendiri.

Jody jadi kesal dan frustrasi, dan mengambil jalan pintas dengan menggelapkan beberapa jumlah uang dari perusahaan, dengan bantuan beberapa rekan kerjanya. Sialnya, Jody tertangkap basah. Attar lalu langsung bertindak tegas, tanpa memandang bahwa Jodi adalah adik iparnya. Hukumannya sangat berat, dan menginjak-injak harga diri Jody.

Jody menjadi sangat marah, dan mengundurkan diri dari perusahaan itu, setelah membayar ganti rugi. Samira dan Mila lah yang terus-menerus membujuk Attar yang berseteru dengan Jody. Dengan alasan, demi keutuhan keluarga besar Arifin Hendraputra yang disegani namanya, Attar akhirnya mau memaafkan Jody. Dan mengajak Jody bergabung lagi di perusahaan itu.

Tapi Jody adalah tipe laki-laki pendendam. Sekali dia disakiti, diinjak harga dirinya, dia tak akan melupakan begitu aja. Amarah dan kebenciannya pada Attar masih tetap menyala-nyala. Jody kemudian bertemu dengan Paris, yang ternyata adalah mantan pacarnya. Dia sadar dengan bantuan Paris dan kakak laki-lakinya, Bima - yang sama-sama penipu - dia bisa membalaskan dendamnya pada Attar. Bahkan lebih jauh, menguasai perusahaannya, dan membuat semua anggota keluarga itu jatuh miskin, untuk membalas sakit hatinya... Dan membalik semua keadaan yang sekarang.

Jadi Paris adalah pacar gelapnya Jody, dan Bima lah yang telah mensabotase rem mobil Fahrani yang akhirnya menyebabkan kematian Fahrani. Jody memperingati Paris bahwa keluarga Attar telah mencurigai Paris gara-gara gadis sialan yang bernama Ranum, Dan meski Paris telah berhasil mengelabui percakapannya dengan Bima dengan sangat baik, tapi mereka tetap tak bisa membuat Ranum percaya begitu saja. Tugas Paris belum selesai. Paris masih harus terus-menerus meyakinkan semua orang di keluarga Attar. Meski, untuk saat ini, Paris mendapat dukungan dari Samira dan Mila, dan Samira dan Mila tak percaya pada Ranum, tapi jangan sekali-kali anggap enteng Ranum. Paris bilang, dia akan menjalankan tugasnya dengan baik.

Paris datang untuk menjemput Attar dan mengajaknya keluar, bersosialisasi dan berusaha membuat hidupnya kembali seperti sedia kala. Meski Attar secara mental sudah siap menerima Paris sebagai bagian dari hidupnya, tapi masih ada keraguan di hati Attar.

Paris juga memberikan tas mahal pada Mila, karena yakin Mila pasti akan menyukainya. Paris bilang dia beli dua, satu untuknya, dan satu lagi untuk Mila. Mila sangat senang, karena Paris selalu mikirin dia juga kalo beli sesuatu.

Samira melihat tas mahal dari Paris, limited edition, dan bilang bahwa ini jelas-jelas menunjukkan bahwa latar belakang Paris memang dari keluarga yang berkelas... Hanya orang kaya dan berkelas yang bisa enteng membeli barang mahal untuk sekedar hadiah... Saat itu Maliq juga sudah tiba di rumah dan mendengar ucapan Samira. Maliq bilang bahwa dia masih tetap ragu. Kalo yang lain nggak mau menyelidiki tentang latar belakang Paris, dia sendiri yang akan mencari tahu.

Mila lalu mengambil laptopnya, dan langsung browsing internet... Sekarang gampang kok cari tau orang itu bonafid apa nggak... Mila mengetik nama langkap Paris. Julia Paris. Dan foto-foto bisnis Paris dan Bima langsung muncul di halaman website mereka. Maliq tercenung, Samira tersenyum penuh kemenangan...

Yang mereka nggak tau, Paris dan Bima ternyata sengaja membuat situs itu untuk melancarkan rencana busuk mereka. Halimah dan Maliq jadi terdiam. Dan terpaksa menerima hal ini sebagai fakta.

Samira pun memutuskan untuk meneruskan rencana pernikahan Attar dan Paris seperti sebelumnya. Tapi mereka akhirnya memutuskan membuat acaranya kecil-kecilan, hanya untuk keluarga saja, daripada resepsi besar-besaran, mengingat keadaan sekarang yang Attar hadapi. Apalagi ini menjelang bulan suci Ramadhan... Samira dengan tegas memperingatkan Maliq, bahwa sebaiknya dia tidak membawa Ranum.

Samira bahkan menelfon Ranum dan memperingatkannya untuk tidak datang pada pernikahan Attar.
Miranda yang tau akan hal ini, langsung memaki-maki Ranum lagi... Gara-gara sok ikut campur Ranum pada masalah keluarga Samira, Samira jadi bersikap jahat padanya. Miranda khawatir, Ranum akan kehilangan Maliq. Miranda langsung menyuruh Ranum untuk menelfon Maliq, dan memberi tau soal ancaman Samira itu.

Ranum menolak, tapi Miranda terus memaksa.... sampai akhirnya Miranda merampas handphone Ranum, dan langsung menelepon Maliq. Maliq akhirnya meyakinkan Ranum, bahwa Ranum nggak perlu khawatir. Ranum harus tetap datang. Halimah juga meminta Maliq untuk tidak khawatir, dia akan mengurus semuanya.

Miranda kegirangan setengah mati, dan menyuruh Ranum bersiap-siap untuk dandan secantik mungkin. Bahwa Miranda mengembalikan gaun dan perhiasan Ranum yang pernah dirampasnya..
Tapi Ranum bersikeras untuk menolak datang ke pernikahan Attar dan Paris, tapi Miranda memaksanya. Miranda sampai menyeret-nyeret Ranum...

Dengan sangat terpaksa, Ranum pun datang ke acara pernikahan Paris dan Attar. Tentunya bersama Miranda... Suasana akad nikah bernuansa ramadhan. Samira dan Mila sangat geram saat melihat kedatangan mereka. Dasar orang-orang nggak tau diri!!! Samira langsung menyeret Ranum ke pojokkan dan mengancamnya untuk pergi. Samira bilang bahwa orang-orang seperti Ranum dan ibunya itu tidak pantas berada di tempat seperti ini. Miranda kesal dan menyamperi Samira, bahwa anak anda yang mencintai Ranum, kenapa Samira harus pusing? Drama makin memanas, dan suasana makin panas... dan saat itu penghulu mengumumkan bahwa akad nikah Attar dan Paris akan segera dimulai.

Samira, Mila, Ranum dan Miranda terpaksa menghentikan pertikaian mereka.. Mereka masuk ke dalam rumah... karena akad nikah Attar dan Paris dengan khidmat akan dimulai... Di tengah-tengah kekhusyukan dan keheningan, tiba-tiba Miranda muncul di depan para tamu, dan mengagetkan semua orang dengan mengumumkan pertunangan Maliq dan Ranum saat itu juga... Miranda memuji-muji pasangan Maliq-Ranum yang sangat serasi. Ranum syok... apalagi saat Miranda mengeluarkan cincin tunanagan yang ternyata sudah dia siapkan. Maliq juga kaget.

Samira dengan geram menghampirinya dan bilang pertunangan itu tak sah dan tak bisa terjadi!!! Miranda menantang, kenapa tidak? Dengan pintar Miranda langsung berpaling ke Maliq, dan bertanya dengan lantang, “Apa Maliq mencintai Ranum?”

Episode 03, Rabu, 27 Juli 2011

Maliq berkata pada Miranda, bahwa dia mencintai Ranum dan ingin menikahinya. Miranda dan Ranum pun kaget dengan ucapan Maliq.

Miranda marah dan menampar Ranum yang dianggapnya kurang ajar. Tetapi Maliq datang dan membela Ranum. Maliq memeluk dan berdiri di sisi Ranum.

Sinopsis Episode 3
Tayang : Rabu, 27 Juli 2011, Pukul 20.00 WIB

Samira dengan geram menghampiri Miranda dan bilang bahwa pertunangan itu tak sah dan tak bisa terjadi!!! Miranda menantang, kenapa nggak? Dengan pintar Miranda langsung berpaling ke Maliq, dan bertanya dengan lantang, “Maliq, apa kamu mencintai Ranum?”
Maliq, kaget lalu dengan jujur bilang iya, dia mencintai Ranum dan ingin menikahinya. Ranum kaget, menatapnya dan jadi sangat tersentuh mendengar omongan Maliq yang tanpa ragu sedikit pun itu.

Halimah sangat bahagia. Jody, Fadia, Attar, semua terkejut. Miranda mengeluarkan dua cincin dan memanggil Maliq dan Ranum untuk menerima cincin tersebut. Ranum tercengang. Dia mendekati ibunya dan bertanya kenapa ibunya harus melakukan semua ini. Miranda menyuruh Ranum jangan banyak ngomong dan memintanya untuk melakukan apapun yang dia perintah. Kemudian Miranda menyuruh Maliq untuk mengambil cincin darinya, tapi Samira mendekat dan merampas cincin itu dengan kesalnya dari tangan Miranda dan melemparnya sambil mengusir Miranda, sana kalian, pulang ke tempat asal kalian. Bisa-bisanya berpikir anak perempuannya yang gembel dan tinggal di kawasan kumuh menikah dengan Maliq, putra keluarga terpandang! Pernikahan harus terjadi di antara orang-orang yang seimbang, berasal dari status sosial yang sama, seperti antara Paris dan Attar. Selamanya pernikahan beda status itu nggak akan bisa terjadi.

Miranda menyahut, bahwa Samira bukan siapa-siapa dan nggak berhak ikut campur urusan Maliq dan Ranum karena mereka bedua sudah saling mencintai. Drama terjadi. Ranum sadar kalo ibunya udah terlanjur nekat. Ranum lalu menghampiri Samira dan minta maaf atas sikap ibunya. Miranda justru makin marah dan memaki Ranum, ngapain Ranum harus minta-minta maaf kalo Maliq dan Ranum saling mencintai? Samira makin murka dan balas memaki Miranda. Maliq menengahi dan berusaha menenangkan ibunya. Samira dengan kesal bilang ke Maliq, apa Maliq nggak malu ibunya dipermalukan seperti ini di depan banyak orang? Samira juga ngata-ngatain Ranum. Ranumyang tampak sangat kecewa dan sakit hati dan sambil berlinang air mata memohon pada ibunya untuk pergi dari situ sekarang juga. Miranda nggak mau, dia bilang pokoknya hari ini Ranum HARUS bertunangan dengan Maliq!!! Ranum sadar kalo ibunya nggak akan mau mengalah, makanya Ranum langsung memutuskan untu bergegas pergi dari tempat itu sambil berlinang air mata, Maliq kaget... langsung memanggil Ranum... tapi Ranum nggak mau berhenti. Maliq terpaksa mengejar Ranum, namun serta merta Samira menangkap tangannya dan menghentikannya. Terjadi tarik-menarik antara Maliq dan ibunya. Sementara Miranda pun berusaha mencegah kepergian Ranum, tapi Ranum nggak tahan lagi berhenti. Miranda pun terpaksa keluar dan mengejar Ranum.

DI DEPAN RUMAH: Miranda menangkap Ranum dan memarahinya agar Ranum jangan jadi pengecut. Ranum bilang dia pergi tadi bukan karena pengecut, bukan penakut, tetapi ia pergi karena malu atas tindakan ibunya yang gila. Miranda marah dan menampar Ranum yang dianggapnya kurang ajar. Tetapi Maliq datang dan membela Ranum. Maliq memeluk dan berdiri di sisi Ranum. Miranda marah mengancam tidak akan bisa memiliki Ranum kalo nggak atas ijin Miranda. Maliq lalu bilang Ranum sudah dewasa, dan gak perlu ijin siapa pun untuk menerima cinta Maliq. Miranda lalu berusaha merebut Ranum dari Maliq, meraih tangan Ranum, mau mengajaknya pulang. Tapi Maliq tidak membiarkannya. Maliq melindungi Ranum seperti sudah menjadi miliknya. Ranum menangis dalam kebingungan, karena ia menjadi rebutan antara Miranda dan Maliq. Sementara itu Samira dan keluarganya pada keluar di depan rumah, bingung dan sakit hati melihat peristiwa Maliq dan Miranda saling memperebutkan Ranum.

Samira sangat marah dan berteriak mengusir Miranda dan juga Ranum keluar dari pagar rumahnya. Samira juga berteriak agar Maliq melepaskan dan membiarkan perempuan ibu anak yang sangat murahan dan tidak punya tata krama jenis mana pun. Jangan sampe Maliq menjalin hubungan dengan perempuan dari keturunan ibu macam Miranda yang tidak beragama, calon penghuni neraka! Jreng!! Ranum sangat terpukul, Maliq lalu membela Ranum dari sengatan kata-kata ibunya sendiri. Maliq dan Samira akhirnya berhadapan. Ranum lalu menengahi Maliq dan minta Maliq jangan membela dirinya. Kesempatan itulah dipakai Miranda untuk menyeret Ranum pergi.

Miranda lalu memaki-maki Ranum dengan kasar dan kejam, bahwa kalau saja Ranum nggak kabur dari acara tadi, semua rencananya akan berjalan lancar dan Ranum pasti sudah akan bertunangan dengan Maliq, tapi Ranum malah bertindak bodoh. Padahal semua yang Miranda lakukan semata-mata demi kebahagiaan Ranum, eh malah Ranum yang ngecewain dia. Ranum kesal dan bilang pada Miranda bahwa seharusnya Miranda minta izin dulu pada keluarga Maliq sebelum melakukan hal semacam itu di acara pernikahan anggota keluarga mereka. Miranda menyuruhnya diam dan bilang tindakan Miranda mengumumkan pernikahan Maliq dan Ranum tadi itu adalah suatu keharusan sebab Miranda sangat tau bagaimana menghadapi manusia seperti Samira, orang kaya yang merasa status keluarganya lebih tinggi dari pada orang-orang seperti kita ini. Kita harus melawan orang-orang seperti itu. Karena mungkin sekarang Maliq masih mau mendengar Ranum, tapi kalo besok dia sudah ngga mau mendengarkan lagi, trus Ranum dapat apa?

Lalu Miranda mengusulkan pada Ranum agar Ranum dan Maliq cepat-cepat menikah dengan cara apa pun, di KUA, maupun di luar KUA. Pokoknya secepatnya! Miranda akan mendukung mereka dalam segala hal, tapi Ranum menolak itu. Miranda marah menampar dan makin menyiksa Ranum.
Sementara Ranum dirundung kemalangan, Paris malah sebaliknya... Paris di malam pertamanya bilang pada Attar bahwa dia sangat mencintainya. Attar mengatakan sampai sekarang dia masih mempertanyakan kenapa takdir membuat hidupnya seperti ini, tapi sekarang setelah Paris hadir dalam hidupnya, dia tak punya alasan lain untuk mengeluh. Paris benar-benar mulus menjalani seluruh rencananya.

Dan keessok paginya, Paris makin menjalankan jeratnya, dengan berpura-pura perhatian pada semua orang. Dia menunjukkan perhatian yang besar pada Halimah dan Samira, Mila, dll. Paris melakukan apa saja untuk menyenangkan semua orang dan meski ada beberapa pembantu, Paris membuatkan sarapan spesial untuk menunjukkan perhatiannya pada keluarga itu.

Di dapur sambil meracik sarapan, Paris sempat menyulut api kebencian Samira kepada Ranum dan ibunya, bahwa Paris bilang kalo dia nggak suka apa yang dilakukan Miranda di acara pernikahannya dengan Attar. Nggak enak dilihat orang, seharusnya dia tau bagaimana dia harus bersikap dengan orang dari status sosial tinggi. Samira kagum akan perhatian Paris dan bilang dia pun merasa seperti kesal ketika anaknya sendiri yang membuat kesalahan dengan memilih gadis gembel itu sebagai calon istrinya, menantu di keluarga ini. Samira bersumpah tak akan membiarkan Maliq jadian sama Ranum.

Sementara itu Ranum yang sedang kepikiran soal Maliq, menjadi sering kehilangan konsentrasinya dalam bekerja, sehingga Ranum dimarah-marahin, karena bersalah, dianggap nggak teliti dalam membeli stock baju. Pemilik tokonya menyuruh Ranum menukar sendiri beberapa baju yang cacat.

Ranum datang ke PT Jaya Konveksi, untuk menukar baju-baju itu. Setelah capek meneliti, dia membawa dua karung besar bahan garmen, dan susah payah berjalan menyusuri balkon, tapi tiba-tiba ada OB yang menabraknya dan salah satu karung besar menimpa Jaya, sang pemilik Pt Jaya Konveksi, yang baru keluar dari mobilnya yang parkirnya pas di bawah balkon. Tumpukan baju menimpa Pak Jaya. Ranum panik, langsung berlari ke bawah. Ranum meminta maaf. Untungnya Jaya nggak marah. diam-diam dia malah tersenyum, terkesan dengan keluguan Ranum yang ketakutan setengah mati.

Sampe di toko, Ranum kena marah karena lama, dan baju-bajunya juga banyak yang kotor. Setelah kenyang kena omelan kanan kiri, Ranum tiba di kedai makanan untuk ketemuan dengan Adila. Dia masih sangat malu dan sedih atas kejadian tadi. Maliq tiba-tiba datang juga di sana dan tertawa mendengar ceritanya. Ranum terkejut melihatnya dan minta maaf atas kelakuan ibunya di pernikahan Attar. Maliq meyakinkan bahwa semua baik-baik saja karena dia tau Ranum nggak bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan ibunya. Sebab semua itu pertengkaran orang tua kita, bukan pertengkaran kita.

Tetapi tiba-tiba Miranda datang dan bereaksi saat melihat Maliq. Dia bilang untung aku mampir ke sini, kebetulan lagi ada di sekitar sini; padahal sebenarnya niat dia datang adalah untuk meminta uang pada Ranum untuk membeli kebutuhannya sendiri. Miranda bilang pada Maliq bahwa dia nggak salah, malahan dia melakukan itu karena dia melihat Maliq dan Ranum sudah saling mencintai. Yang paling aneh dan membuat Miranda tak habis pikir adalah meski ibu Maliq berasal dari kalangan atas, dia tak bisa melihat cinta Maliq pada Ranum. Orang hebat dikenal karena sikapnya, bukan karena uangnya. Lebih baik mereka segera menikah, dia akan mendukung mereka.

Ranum menolak ide itu, dia bilang meski dia paham perasaan Miranda, Ranum tak akan mau menikah dengan Maliq sampai seluruh keluarga Maliq sepenuh hati menerimanya sebagai menantu di rumah itu. Miranda menatapnya dengan kesal, tapi dia diam saja karena ada Maliq. Maliq terkesan dengan pendirian Ranum dan meyakinkan Miranda bahwa Miranda tak perlu khawatir, karena Maliq akan berusaha meyakinkan keluarganya soal ini.

Pagi hari, pertama Mila masuk kampus. pas lagi nyetir, Mila ditelp Wina, yang sejak lama sudah mengenal keluarga Mila. Wina kuliah di kampus yang sama dengan Mila. Mila kelihatan ribet saat bersiap-siap kuliah. Akhirnya dia turun dari mobil mewahnya menuju kampus. Mila bertemu Wina di kampus dan Wina memperkenalkannya pada gengnya saat masih SMA dulu, termasuk Daniel.

Mila akhirnya menjadi bagian geng itu juga, tapi dari sikap dan perilaku Mila, kita bisa lihat dia orang yang sangat arogan dan bangga karena dia berasal dari status sosial tinggi, tapi teman-temannya di kampus mau berteman dengannya karena Mila orang kaya dan sering mentraktir mereka.

Notes: Di eps ini, kita gambarkan Mila di kehidupan kampus. Karena arogan, Mila sering terlibat pertengkaran. Mila punya teman, Daniel, dari kelas menengah. Daniel selalu berusaha membuka hati dan pikiran Mila agar “merubah diri” agar bersikap benar, tetapi Mila malah memarahi Daniel. Diam-diam, Daniel mencintai Mila, tapi Mila tak punya perasaan khusus terhadapnya. Bahkan Mila jatuh cinta pada cowok lain bernama Ruben, anak orang kaya, sampai kemudian Mila hamil. Ketika Mila jatuh miskin karena ulah Paris, maka Ruben mencampakkannya. Pada saat itu Daniel datang menolong Mila, dan menyelamatkan jiwanya. Daniel kemudian bisa membuat Mila mensyukuri hidup sebagai berkah dari Allah. Sejak itu Mila bisa menerima Daniel dan track mereka terus berlanjut.

Sementara itu, Halimah yang ingin membantu Maliq, berusaha meyakinkan Samira untuk merestui niatnya menikahi Ranum, tapi Samira malah sangat geram dan memaki-maki Ranum dan Miranda. Samira menyuruh Maliq untuk melupakan Ranum karena sekarang Samira mulai mencari calon istri lain yang lebih pantas untuk Maliq. Semua usaha Halimah dan Attar untuk meyakinkan Samira sia-sia karena Samira masih sangat marah sama Miranda dan Ranum.

Ketika Maliq ikut dalam suatu acara bersama keluarga, Paris datang memberikan hadiah makanan kesukaan Samira. Samira memuji-muji Paris sebagai contoh orang yang berasal dari kalangan atas dan latar belakangnya selevel dengan keluarga kita, maka Paris tahu bagaimana menyenangkan mertua dan sikapnya santun, terpelajar dan berkelas. Kalo orang dari keluarga rendah dan miskin, contohnya ya Miranda dan Ranum yang tingkahnya sangat memalukan seperti yang sudah ditunjukkan di pernikahan Attar itu.

Jadi Samira gak akan bisa menerima Ranum menjadi bagian keluarganya. Maliq sangat terpukul.Dia bilang Samira gak boleh menyamakan Ranum dengan Miranda. Mungkin Miranda memang salah, tapi Ranum gak sama dengan Miranda. Samira kesal karena Maliq, belum nikah aja, udah berani membela Ranum dan berani menyalahkan ibunya sendiri, gimana nanti kalo udah jadi suami istri? Maliq tetap membantah, sampai Samira membentaknya keras. Maliq terdiam, lalu permisi pergi supaya tidak menimbulkan perpecahan.

Samira menemui temannya, Nita untuk mencari gadis yang cocok buat Maliq yang harus berasal dari keluarga selevel. Dan mereka bertemu dengan keluarga Karina yang berasal dari keluarga kaya raya dan yakin bahwa Karina cocok untuk Maliq. Karina harus segera menggantikan posisi si miskin Ranum buat Maliq.

Sementara Paris dan Attar pergi berbulan madu. Paris sangat memperhatikan Attar dan mencurahkan kasih sayangnya pada Attar yang jadi benar-benar kepincut pada sikap Paris. Begitu terkesannya Attar hingga dia menganggap Paris adalah anugrah dalam hidupnya. Dan Paris sangat lihai memainkan sandiwaranya.

Pada saat istirahat di kampus, Mila membayari bon restoran semua temannya Wina, Daniel dll. Mila kembali ke kampus dengan mengendarai mobilnya. Mila kesal karena ada mobil lainnya yang diparkir di tempat biasanya dia parkir. Mila turun dan mencak-mencak menanyakan mobil siapa itu. Cowok pemilik mobil itu sedang berdiri di dekat mobilnya bersama dengan teman-temannya dan bertanya pada Mila, ada masalah apa. Mila menyuruh cowok itu untuk memindahkan mobilnya karena Mila ingin memarkir mobilnya di situ. Si cowok menolak dan drama pun terjadi dimana si cowok bersikeras untuk tetap nggak memindahkan mobil. Mila mengambil kunci pembuka ban, dan dengan kesal merusak mobil si cowok-memecahkan jendela dll. Teman-temannya, termasuk Daniel berusaha untuk menenangkannya, tapi Mila yang sombong, tak bisa menahan amarahnya.

Samira menyuruh Maliq untuk menemui Karina sehingga rencana pertunangan mereka dapat dipercepat. Maliq menolak, Halimah juga mendukungnya, tapi Samira keras kepala dan memuji-muji Karina. Dia bilang dia akan memastikan tanggal pertemuan dan Maliq harus pergi menemui Karina.

Ranum melihat Maliq sangat galau, Maliq bilang sebaiknya mereka menikah di KUA saja seperti yang disarankan Miranda, jadi masalah ini langsung selesai, tapi Ranum menolak. Dia tetep gak mau menikah kalo orang tua Maliq masih gak menerima dirinya. Buat Ranum, restu dari orangtua itu sangat penting buat sebuah pernikahan.

Sementara di sisi lain, Maliq didesak terus untuk bertemu dengan Karina. Samira sampai menyempatkan diri mengatur jadwal ketemuan Karina di sebuah restoran. Pertemuan itu akan dihadiri oleh Karina dan orangtuanya, jam 4 sore di sebuah restoran. Samira dan Mila bersiap-siap berangkat. Sebaliknya Maliq terus berpikir, bagaimana menghindari perjodohan ini?
Tiba-tiba Maliq mendapat ide. Maliq datang bersama Ranum ke rumah Karina. Ranum semula bingung, dan bertanya kenapa Maliq membawanya ke sini? Maliq menyuruhnya diam dan menyerahkan semuanya pada Maliq.

Karina dan keluarganya kaget dengan kedatangan Maliq. Maliq memperkenalkan Ranum sebagai pacarnya. Ranum heran mendengar ucapan Maliq yang terkesan sangat show off. Ranum ingin menyela, tapi Maliq nggak pernah memberinya kesempatan. malah segera mengganti topik pembicaraan.

Maliq berpura-pura bersikap terbuka, blak-blakan dan mengatakan bahwa dia adalah peminum dan perokok berat. Pokoknya Maliq terus berkata hal-hal yang negative mengenai dirinya... Hingga membuat keluarga Karina jadi ilfil.

Sementara Samira yang sedang menunggu bersama Mila di restoran, jadi terheran-heran kenapa Karina dan keluarganya belum datang juga? Dia menelfon rumah Karina. Samira terkejut ketika diberitahu bahwa Maliq sudah ada di rumah Karina, bahkan dia membawa Ranum segala..... Samira sangat murka dan pergi tergesa-gesa dari situ.

Lalu kembali terjadi drama dan konflik besar di rumah. Samira bertengkar dengan Halimah, karena Halimah yang mendukung Maliq, makanya Maliq jadi tak terkendali seperti ini. Samira membentak Maliq, bisa-bisanya Maliq mempermalukan dia seperti ini. Halimah kembali meyakinkan Samira bahwa demi kebahagiaan Maliq, harusnya Samira mau mempertimbangkan keputusannya.

Samira berpikir bahwa kalo sama-sama terus tarik-menarik bisa putus. Samira memikirkan cara lain. Akhirnya dia dapat akal. lalu seolah Samira menyetujuinya perkataan Halimah.
Maliq sangat bahagia dan antusias. Dia menelfon Ranum, menyuruhnya ke rumah karena ibunya ingin bertemu dengannya. Nampaknya hati ibunya sudah mulai luluh dan mau menerima Ranum.
Ranum sangat senang dan berusaha tampil cantik. Miranda juga ingin ikut bersamanya, tapi Ranum melarangnya karena Maliq memintanya untuk datang sendirian. Adila yang kebetulan lagi di rumah Ranum, membantu Ranum tampil rapi, dan mengantarnya ke bajaj.

Maliq menyambut Ranum dan membawanya ke dalam. Samira, Mila dan Halimah menemuinya. Ranum lega Samira dan Mila cukup bersahabat. Tetapi tiba-tiba Maliq mendapat telpon dari kantor, ada urusan mendadak. Maliq ingin nggak pergi, tapi Samira bilang mereka akan menjaga Ranum di sini. Ranum yang sudah tampak nyaman mengijinkan Maliq berangkat ke kantor. Maliq pergi dengan mengatakan bahwa dia akan segera kembali.

Setelah Maliq pergi, Karina dan ibunya datang. Samira memperkenalkan Ranum pada Karina yang awalnya bersikap sopan pada Ranum dan bertanya sedang sibuk apa Ranum, dll. Ranum menceritakan tentang pekerjaannya, bagaimana dia bekerja di kios baju muslim. Ibu Karina, Anastasia yang sangat licik, ooo kamu pedagang kaki lima di pasar? Lalu Anas bertanya dengan sarkastiknya dari mana Ranum mendapatkan baju, perhiasan, dll, dan itu punyanya sendiri atau pinjam orang lain?

Ranum sadar bahwa mereka sedang mempermalukannya. Samira dan Mila mempermalukannya di depan Karina dan Anastasia dengan mengatakan mana mungkin Maliq punya pacar seperti Ranum, sampai Maliq harus berbohong pada mereka dan sembarangan mengambil cewek dari jalanan lalu membawanya ke sini untuk berbohong dengan mengaku-aku bahwa dia sudah punya pacar, hanya karena dia belum mau menikah atau dijodohkan. Jadi gadis ini cuma akal-akalan Maliq aja ya?
Samira mengatakan bahwa anting Ranum berharga 50 ribu sementara anting Mila berharga limajuta, jam tangan dipakai Ranum pasti harga hanya dua ratus ribu sedangkan yang dipakai Mila nilainya 15 juta, begitulah perbandingan antara mereka berdua.

Anastasia bertanya pada Ranum berapa banyak pria yang sudah dijebaknya seperti Maliq? Mereka semua menertawai Ranum yang merasa dipermalukan, tapi Ranum tetap tegar dan buka suara dengan rendah hati bahwa hal-hal semacam itu nggak penting baginya karena dia lebih mementingkan sikap dan ahlak seseorang bukan berapa besar hartanya. Sekaya-kayanya atau sepintar-pintarnya orang kalau nggak punya ahlak yang baik, dia nggak menjamin akan bisa membahagiakan hidupnya. Bagi Ranum kekayaannya seseorang yang paling berharga adalah ahlak yang baik. Samira menyuruhnya tutup mulut karena dia tau orang seperti Ranum selalu membawa-bawa soal ahlak untuk menutupi kemiskinan mereka dan Samira mengusirnya untuk pergi.

Ranum pergi.Karina yang sudah terlanjur naksir Maliq bilang pada Samira bahwa Samira nggak perlu khawatir karena dia akan menunggu kapan pun Maliq siap menikah. Samira sangat senang dan memeluk Karina. Ketika Maliq pulang ke rumah, dia diceritakan oleh Halimah apa yang tadi terjadi. Samira dan Mila tak ada di rumah. Maliq kaget dan kesal, lalu menelfon Ranum untuk mengklarifikasi semuanya.

Tapi Ranum terlanjur sangat kecewa. Dia melarang Maliq untuk menelfonnya lagi dan bahkan menyuruhnya untuk melupakan Ranum, karena keluarga Maliq tak akan pernah mau menerima Ranum. Maliq berusaha membuatnya mengerti, tapi Ranum menutup telefonnya. Miranda mendengar hal ini dan langsung memaki, menyiksa Ranum dengan mengatakan semua ini nggak akan terjadi jika Ranum nurut padanya. Dia bilang sekarang juga dia akan tentukan hari pernikahan Ranum dan Maliq, dan dia akan mencari penghulu. Begitu mereka sudah menikah, Samira nggak punya pilihan lain selain menerima Ranum.

Maliq menunjukkan kekecewaannya pada ibunya yang tega menghina Ranum di depan Karina. Maliq bilang Ranum memiliki jiwa, ahlak dan cinta yang tak baik buat Maliq. Maliq terus memuji-muji Ranum, ketika tiba-tiba Samira kesal dengan mengatakan bisa-bisanya Maliq memuji perempuan macam Ranum yanh telah memfitnah Paris, meski Paris tak pernah melakukan hal yang sama terhadapnya. Bahkan Paris merasa kasihan karena ibu Ranum mempermalukan Samira karena Paris lah sebenarnya menantu di rumah ini. Dia dari kalangan atas dan dari keluarga terhormat, yang mengerti semua.

Saat itu Paris datang bersama Attar dan mendengar semua. Paris dalam hati senang tapi menyembunyikannya, dia pura-pura mendukung Maliq dan bilang kalau Maliq memang mencintai Ranum kenapa nggak mengizinkan Maliq menikahinya?

Mungkin setelah Ranum menjadi menantu di sini, kebiasaan keluarga ini akan bisa mengubah Ranum juga. Maliq bilang bahwa Ranum sama terhormat dan anggunnya dengan mereka, hanya saja mereka nggak mau mengakui kualitas Ranum. Samira marah dan mengatakan padanya bahwa Maliq hanya bisa memuji Ranum dan meski yang dikatakan Paris ada benarnya, tapi Samira yakin Ranum tak akan berubah dalam lingkungan mana pun. Jadi jangan pernah buat kesalahan dengan membawa Ranum ke rumah ini. Samira meminta Paris untuk menyerahkan masalah ini padanya, biar dia yang atasi semua ini. Samira menyuruh Paris dan Attar istirahat karena mereka pasti lelah setelah perjalanan menuju ke sini.

Tanpa setau keluarga Samira, diam-diam Paris, Bima dan Jody kembali bertemu dan merayakan atas semua yang berjalan sesuai dengan rencana mereka. Sekarang drama di rumah itu telah dimulai dan dia merasa sangat senang atas semua yang telah dilaluinya. Beberapa flashes shot Jody yang merasa dipermalukan Attar overlap di benaknya. Sekarang dia hanya menunggu hari saat Samira, Attar, Maliq, dan Mila menjadi gembel di pinggir jalan, sementara dia akan menjadi pemilik perusahaan dan duduk di bangku bos bersama dengan Bima dan Paris sebagai asistennya! Dan Jody akan membalas hatinya, dengan menghina mereka semua sekeluarga. Mereka semua tertawa, penuh kemenangan.

Episode 04, Kamis, 28 Juli 2011

Samira terus mendesak Maliq untuk menemui Karina, agar Malig bisa mulai mencintai Karina. Namun Maliq menolak permintaan Samira. Hal itu membuat Samira kesal.

Maliq akhirnya berusaha meyakinkan Ranum untuk segera menikah, agar setelah mereka menikah, Samira dan Mila akan bisa menerima Ranum.

Sinopsis Episode 4
Tayang : Kamis, 28 Juli 2011, Pukul 20.00 WIB

Samira terus mendesak Maliq menemui Karina, agar mulai saling mengenal lalu saling jatuh cinta karena sering ketemu bisa membuat orang jatuh cinta... tapi Maliq menolak keras karena hanya Ranum wanita yang ada dalam hatinya. Samira sangat kesal, dan bertekad nggak akan membiarkan Ranum jadi menantu di rumahnya. Jadi lebih baik Maliq lupain Ranum. Maliq marah dan bilang lebih baik Samira suruh Karina nggak usah buang-buang waktu berharap pada Maliq...lalu Maliq pergi.

Maliq nongkrong ke temen-temennya, yang kebetulan lagi pada ngerencanain acara selama bulan puasa... Maliq menceritakan masalahnya, dan teman-temannya menyarankan Maliq mencoba meyakinkan Ranum untuk segera menikah, karena tak ada solusi selain itu. Maliq lalu berusaha meyakinkan Ranum bahwa begitu mereka menikah, Samira dan Mila akhirnya akan menerimanya, tapi Ranum tetap menolaknya, dengan alasan kecuali keluarga Maliq menerima Ranum dengan sepenuh hati. Ranum tidak mau menikah dan jika Maliq merasa keluarganya tak akan pernah merestui pernikahan mereka maka sebaiknya mereka berpisah.

Maliq tercenung, berat mengorbankan cinta, impian dan harapan mereka demi sifat keras kepala Samira. Bahkan Miranda berusaha meyakinkan Ranum, tapi Ranum bersikeras dan malah menyuruh Maliq pergi. Miranda marah dan memukuli Ranum karena sudah menyia-nyiakan kesempatan emas. Miranda bahkan melarang Ranum makan, dan terus-menerus menyiksanya.

Ranum menderita, sedih. Maliq juga mengalami nasib yang sama. Maliq kehilangan semangat. Halimah merasa prihatin melihat nasib Maliq. Halimah menegur Samira.

Maliq sedih dan menelfon Ranum... Meski Ranum kangen dan ingin ngobrol, Ranum menahan diri dan malah mereject telfon Maliq dengan hati yang terluka.

Miranda sangat jengkel melihat Ranum yang keras kepala... akhirnya Miranda yang menjawab telfon Maliq dan menyerahkan hpnya ke Ranum sambil memaksanya bicara. Tapi Ranum tidak mau bicara dengannya dan memutuskan telefonnya lagi. Miranda memaki-maki dan kembali memukuli Ranum.

Sementara mobil Mila masuk ke kampus. Miko, cowok yang mobilnya dirusak Mila, sedang menunggu bersama teman-temannya. Mila memarkirkan mobilnya dan hendak beranjak pergi, ketika Miko berjalan menuju mobil Mila untuk balas dendam dan merusak mobil Mila. Mila memakinya dan saat itu Daniel datang berusaha menenangkan Miko dan teman-temannya. Akhirnya Daniel menyarankan Mila mengganti kerusakan mobil Miko. Mila nyerocos, dia tak akan mengganti sepeser pun. Konflik terjadi antara Mila dan Miko... sampai akhirnya untuk melerainya, Daniel pun terpaksa menawarkan diri membayar kerugian yang diderita Miko... Mila kesal dengan Daniel dan pergi. Daniel menenangkannya dan memberi pengertian bahwa Mila memang salah merusak mobil Miko, makanya mereka balas merusak mobil Mila. Tapi mau berapa lama hal ini terus berlarut-larut? Mila bilang dia nggak peduli kok.... Ya adu kuat-kuatan aja, Miko atau Mila yang akan tetap ada di kampus ini... Akhirnya Daniel nggak tahan untuk bilang bahwa Mila memang anak yang kejam dan sombong. Suatu saat nanti, Mila akan menyadari mana yang benar, mana yang salah. Mila mengusir Daniel, "Lo sok perhatian banget sih sama gue? Apa urusan lo? Lo suka ma gue???" Daniel sangat kesal mendengar jawaban ketus Mila... Dia pun pergi dengan perasaan kecewa atas kesombongan dan sikap Mila.

Melihat sikap Daniel yang kecewa, Mila jadi malah mikir... Dia sadar bahwa dia udah keterlaluan... Lalu dia - dengan masih gengsi - bilang ke Daniel bahwa dia benar dan Mila harus menyelesaikan masalahnya dengan Miko. Meski Mila masih keliatan gengsi dan jual mahal, Daniel senang akhirnya Mila menyadari apa kesalahannya...

Salah satu teman Maliq menunjukkan foto pernikahannya pada Maliq. Maliq juga ada di foto itu. Maliq melihat-lihat foto-foto itu, dan muncullah sebuah ide. Maliq menggunakan foto pernikahan temannya, dan mengedit wajah pengantin pria dan wanitanya menjadi wajahnya dan wajah Ranum. Maliq lalu meng-upload foto-foto itu ke facebooknya.

Mila shock, melihat foto-foto di facebook Maliq. Kehebohan terjadi di rumah Maliq. Samira sangat kesal melabrak Maliq, menanyakan tentang foto-foto pernikahannya. Maliq bilang dia telah menikah, karena tak bisa hidup tanpa Ranum, begitupun dengan Ranum. Samira membalikkan kata-kata Maliq, trus apa kabarnya sumpah Ranum yang katanya tak akan menikahi Maliq tanpa restu dari Samira??? Maliq bilang tadinya Ranum memang belum siap, tapi Maliq memaksanya. Halimah salut pada Maliq dan sangat bahagia, tapi Samira marah pada Halimah.

Paris pura-pura salut pada keputusan Maliq dan menyuruhnya untuk membawa pengantin wanitanya ke rumah. Maliq janji besok. Halimah bilang kalo Maliq membawa Ranum, Samira tidak punya pilihan lain.

Ranum tiba di Jaya Konveksi, dimana sedang berlangsung gladi resik peragaan busana akhir pekan. Seorang desainer, Rita, sedang membantu para model berpakaian sesuai tema. Ranum yang penasaran mulai melihat-lihat.

Tiba-tiba Rita merasa mual dan bergegas ke kamar mandi, meninggalkan sesi gladi resik yang belum selesai. Ranum yang wajahnya mirip Rita, menyelinap masuk ke dalam dan mulai mendandani para model. Tidak lama kemudian Jaya datang dan terkesan pada cara inovatif Ranum ketika mendandani mereka. Jaya memperkenalkan dirinya pada Ranum, nah sekarang Ranum baru ingat saat baju-baju yang dibawanya menimpa Jaya. Ranum jadi tertawa malu-malu dan minta maaf padanya. Jaya bereaksi melihat keluguannya dan memesan kopi hitam untuknya dan kopi biasa untuk Ranum. Ranum menyarankan Jaya untuk tidak minum kopi hitam karena tak baik untuk kesehatan dan bisa memicu darah tinggi. Jaya terkesima mendengar pernyataan Ranum. Saat itu Rita datang karena dia sudah merasa baikan, dan berterima kasih pada Ranum, yang buru-buru pamit karena Adila sudah menunggunya. Jaya mengamati Ranum saat dia melambaikan tangan, berpamitan pada Rita dan pergi dari sana.

Maliq menelfon rumah Ranum, tapi Ranum tak ada, jadi Maliq titip pesan pada Miranda, bilang pada Ranum, ibunya sudah menerimanya dan telah merestui pernikahan mereka. Miranda sangat bahagia dan antusias. Miranda langsung berangkat ke toko baju dan bertanya pada Ranum kenapa hpnya tak bisa dihubungi. Ranum bilang batere habis dan dia baru mau menchargenya karena baru sampai ke toko. Miranda cerita soal telfon dari Maliq dan Ranum jadi emosional dan matanya berkaca-kaca.
Maliq ke rumah Ranum, mengajaknya ikut bersamanya. Miranda juga mau ikut, tapi Maliq mencegahnya dengan mengatakan, pertama biar Ranum dulu yang masuk ke rumahnya, nanti Maliq pasti akan mengajaknya.

Halimah menyambut Ranum sebagai pengantin wanita Maliq. Maliq membawa Ranum ke kamarnya dan menunjukkan foto pernikahan temannya yang diedit menjadi foto pernikahan mereka. Maliq menjelaskan bahwa dia melakukan ini semua untuk meyakinkan ibunya, dan terbukti rencananya berhasil.
Ranum terkejut dan bertanya kenapa dia bohongi Samira? Maliq mencoba memberikan pengertian dengan mengatakan hanya ini satu-satunya jalan sehingga mereka bisa menikah. Maliq menginstruksikan Ranum, jika ibunya menanyakan pernikahan, Ranum harus menceritakan hal yang sama seperti cerita Maliq. Ranum menolaknya, dia tak bisa bohong. Maliq memberikan alasan dan memintanya untuk tetap diam, jika dia tak mau berbohong.

Samira mempertanyakan tentang pernikahan mereka dan bertanya kapan dan dimana mereka menikah, dll, tapi Ranum tetap diam, sementara Maliq terus memberikan jawaban yang samar-samar. Samira mengejek Ranum bahwa Ranum pernah bersumpah dia tak akan menikah tanpa izin dan restu dari Samira, pergi kemana harga diri yang Ranum elu-elukan dulu? 'Kamu sebut diri kamu itu religius dan takut Tuhan, hormat pada orangtua, trus apa yang terjadi sekarang, kamu nikah tanpa izin dari kami. Ranum mulai menangis, meski Maliq memintanya untuk tidak nangis, Ranum bilang dia tak bisa berbohong seperti ini lagi, dia bilang pada Samira yang sebenarnya bahwa dia dan Maliq belum menikah. Samira memaki Maliq dan Ranum, kemudian dia mengusir Ranum setelah menghina-hinanya.

Samira dan Maliq bertengkar hebat dimana Samira memperingatkan Maliq bahwa jika Maliq tidak menikahi Karina maka dia tak mau mengakui Maliq adalah anaknya. Halimah berusaha menengahi, juga Attar, tapi Maliq tak sanggup menahannya dan bilang pada Samira, ngga perlu repot-repot nunggu, aku yang ngga masalah nggak diaku sebagai anak.

Maliq pergi dari rumah. Halimah dan Attar berusaha mencegat Maliq, tapi Samira marah dan bilang, biar aja dia sengsara di sana, biar dia menyesali perbuatannya. Nanti juga balik. Samira mengancam Maliq untuk tidak ke kantor. Maliq menyahut, ngga, ngga akan. Maliq benar-benar pergi. Attar sedih dan bertanya pada Samira, ada apa sih Ma? Samira bilang Maliq sudah kehilangan akal sehatnya.

Maliq mengendarai mobilnya. Semua percakapan terlintas di benaknya. Suara Ranum juga terlintas di benaknya, saat Ranum bilang kecuali Samira merestuinya, Ranum tak akan mau menikahi Maliq. Maliq menerawang..

Maliq datang ke rumah Ranum dan bilang pada Ranum, sekarang dia tak butuh izin dari ibunya lagi karena dia minggat dari rumah, dan sudah nggak diaku anak lagi. Maliq juga sudah melepas bisnis keluarganya, meninggalkan semua harta kekayaan keluarganya dan memutuskan untuk menikahi Ranum. Miranda jadi tercenung dan bertanya pernikahan apa yang Maliq bicarakan? Dari mana dia akan mendapatkan uang dan gimana bisa dia menjaga Ranum kalau udah nggak kerja lagi?

Maliq bilang dia akan kerja di kantor lain dan dia pasti bisa menjaga dan menafkahi Ranum.
Mendengar Maliq sekarang sudah tak punya apa-apa, dan sudah tak menjadi bagian lagi dari keluarganya, Miranda tiba-tiba berubah 180 derajat sikapnya... Langsung dengan ketus dia bilang... ngapain Ranum nikah sama orang kere kayak kamu? Maliq menyahut, kalau Miranda berpikir dia akan menikahi Ranum dengan laki-laki tua yang kaya raya untuk mengeruk uangnya, lebih baik hati-hati saja, karena Maliq tak akan biarkan hal itu terjadi.

Miranda malah memakinya, dan mengusir Maliq pergi dari rumahnya.
Maliq mengancam Miranda untuk tidak menyiksa Ranum atau dia bisa akan bertindak kasar.
Maliq menatap Ranum dan bilang dengan yakin bahwa pertama dia mau mencari kerjaan, setelah itu dia akan bawa Ranum pergi dari rumah ini. Ranum menatapnya dengan perasaan tersentuh. Ranum berjanji akan menunggunya....

Maliq pergi. Miranda langsung memukuli Ranum dan memperingatkannya untuk tidak menemui Maliq lagi, karena dia akan menjodohkan Ranum dengan orang lain.

Sementara itu Paris terus-menerus berusaha ekstra keras untuk merebut hati Samira, Mila dan Halimah. Meskipun kaya, dia memasak spesial untuk Samira. Paris mendukung Attar sepenuhnya dan menawarkan diri untuk membantunya di kantor, karena Maliq tak lagi membantunya.
Atas saran Samira, Attar pun setuju mengajak Paris ke kantor.

Di kantor Paris berhasil merebut hati semua orang dengan kepandaian dan kerja kerasnya. Attar, Samira, Mila merasa mereka adalah orang paling beruntung.
Sementara Maliq yang masih berjuang, tinggal di rumah temannya dan mulai mencari kerja melalui iklan lowongan kerja di koran dll, tapi dia tak berhasil mendapatkan pekerjaan yang cocok.

Sampai akhirnya Maliq pun menemukan pekerjaan sebagai pelayan restoran. Teman-teman melarangnya, tapi Maliq merasa tak ada salahnya dengan pekerjaan itu, selama halal kenapa tidak?
Maliq bergabung dengan restoran itu dan menceritakan Ranum tentang pekerjaan yang didapatnya. Ranum merasa sangat sedih dan ikut meraa bersalah, karena Maliq jadi terpaksa melakukan pekerjaan remeh dan berkorban demi cintanya..., tapi sebenarnya pada saat yang sama, Ranum justru bahagia karena Maliq mampu menerima pekerjaan apa pun di saat-saat sulitnya.
Maliq bisa mandiri, dengan kemauannya sendiri.

Miranda kembali memaksa Ranum untuk menikahi Mansyur, pria kaya raya setengah baya yang dulu memang dijodohkan dengan Ranum. Ranum menentangnya dan dengan bantuan Adila, Ranum berhasil bikin Mansyur kapok...

Suatu hari, Samira, Mila, Paris, Attar datang ke restoran tempat Maliq sedang bekerja sebagai pelayan. Mereka shock melihat Maliq yang datang menjadi pelayan di restoran itu, dan siap mencatat pesanan mereka. Attar langsung menyuruhnya pulang dan tidak melakukan kebodohan seperti ini, hanya demi seorang gadis. Samira juga kesal, tapi Maliq dengan tanpa pedulu, malah menanyakan pesanan mereka.... Paris juga menyuruh Maliq pulang. Karena kesal, Maliq pergi dan menyuruh pelayan lain untuk mencatat pesanan mereka. Beberapa cowok yang duduk di meja lain kemudian marah-marah karena pesanan belum datang juga. Mereka memarahi Maliq.
Samira tak sanggup melihatnya dan dengan kesal pergi dari sana.

Samira datang ke Ranum dan melabrak Ranum bahwa gara-gara Ranum, Maliq harus bekerja sebagi pelayan di restoran. Dia menuduh Ranum yang telah menjadi biang kekacauan di rumahnya dan membuat semua orang jadi kesusahan. Samira memperingatkan Ranum agar tidak menemui Maliq lagi.

Samira lalu berkata keras pada Ranum, apa nggak malu kamu udah mengacaukan hidup orang lain, dan mengobrak-abrik keluarganya? Samira lalu pergi dari sana dengan wajah murka. Ranum merasa sangat sedih.

Miranda terus-menerus mengancam Ranum, apa dia ingin menikah dengan Mansyur atau Miranda akan mengurungnya di dalam kamar selamanya? Dia memberikan kesempatan, besok pokoknya harus dijawab.

Ranum sedih dan dilema, berpikir apa yang harus dilakukannya. Ranum tak bisa tidur. Dia selalu teringat momen-momen terbaiknya dengan Maliq. Lalu dia teringat ancaman Miranda yang ingin menikahkan Ranum dengan pria tua bernama Mansyur.

Ranum tak sanggup menahannya dan saking frustrasinya dia keluar rumah sambil bergumam bahwa dia akan pergi, pergi yang jauh ke suatu tempat.

Miranda sedang terlelap, tak sadar Ranum telah pergi keluar rumah. Ranum lari di jalan, suara Samira dan Miranda terlintas di benaknya. Saat belok di tikungan, sebuah mobil meluncur dengan kecepatan tinggi ke arahnya dan menabraknya, Bang!! Jeritan Ranum menggema di udara dan dia terkapar bersimbah darah di jalanan.

Sinopsis Episode 5
Tayang : Jumat, 29 Juli 2011, Pukul 20.00 WIB

Ranum ditabrak mobil yang melaju sangat kencang. dia terkapar di jalanan. Ranum terluka dan bersimbah darah. Orang-orang yang kebetulan lewat, membawanya ke Rumah Sakit. Miranda diberitahu soal kecelakaan yang menimpa Ranum oleh tetangganya yang kebetulan lewat di lokasi kecelakaan itu. Miranda kaget, dan bergegas ke Rumah Sakit

Dalam perjalanannya ke Rumah Sakit, Miranda menelepon Maliq, yang ternyata sedang menginap di rumah temannya, Oki. Maliq yang tadinya sedang tidur, langsung tersentak bangun, dan sangat panik saat mendengar Ranum masuk ruang ICU. Maliq pun bergegas ke Rumah Sakit.

Miranda shock ketika mendapati Ranum sudah berada di ruang ICU. Tak lama kemudian Maliq datang. Mereka bertemu dengan dokter yang memberitahukannya bahwa Ranum masih kritis. Maliq sangat sedih dan memohon pada para dokter yang memeriksa Ranum untuk berusaha maksimal untuk menyelamatkan nyawa Ranum. Maliq jadi sangat emosional saat mengatakannya. Dokter bilang, dia akan berusaha maksimal.

Saat menunggu di depan ruang ICU, Miranda tiba-tiba menyalahkan Maliq, dan bilang kalo gara-gara Maliq, Ranum tuh jadi depresi dan sangat sedih. Makanya Ranum jadi celaka begini! Tambahan lagi, Maliq tuh tak bisa meyakinkan Samira untuk merestuinya menikahi Ranum... Jadi semua ini adalah kesalahan Maliq... Maliq yang mengantar Ranum ke jurang kematian!!!! Kamu harus sadar, bahwa orang-orang yang menentang hubungan kamu dengan Ranum, itu para musuh yang tak ingin melihat Maliq bahagia. Maliq nggak banyak bicara menanggapi repetan omelan Miranda itu.

Di rumah Samira, malam itu keadaan lagi tenang-tenang aja. Tapi bunyi telepon merusak ketenangan itu... Rupanya Miranda nggak puas Cuma menyalahkan Maliq, Samira pun di teleponnya... Miranda menuduh Samira telah bertanggung jawab atas keadaan Ranum sekarang di Rumah Sakit. Samira juga baru tersentak bangun, jadi kesal Miranda maen salah-salahin dirinya... Mereka berdua pun kembali bertengkar mulut. Miranda melabrak Samira bahwa dia tak akan tinggal diam kalau sampai terjadi apa-apa pada Ranum. Samira juga menjawabnya, dasar orang gila, tengah malam ngomel-ngomel nyalahin orang... Kamu pikir, penting ya kamu sampe telepon ke sini soal Ranum kecelakaan??? Nggak usah mimpi deh, sok mau jadi dianggap bagian dari kalangan kami, kalo engga bisa, ya mending diem aja. Miranda tetap

menyalah-nyalahkan Samira, yang bikin Ranum stress... Samira menyuruh Miranda tutup mulut dan berhenti menuduhnya. Samira menutup telefonnya. Halimah yang mendengar percakapan itu jadi cemas, dan bertanya soal nasib Ranum. Samira keliatan tak peduli. Halimah jadi marah, dan menyuruh Samira berdoa untuk kesembuhan Ranum.... Samira menjawab, buat apa? Halimah kesal, menandaskan... Kamu mau sampe kehilangan Maliq juga?? Samira tertegun dan kesal. Apa hubungannya? “Ranum itu separuh nyawanya Maliq!” tandas Halimah.

Omongan Halimah bikin Samira kepikiran juga... Dia pun membangunkan Attar dan Paris. Samira mengajak Attar ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan Ranum. Halimah ingin ikut, tapi Attar melarangnya. Attar bilang biar dia yang ke Rumah Sakit dulu, nanti baru dia ceritakan keadaannya.

Attar sendirian tiba di Rumah Sakit dan menemui dokter yang memberitahunya bahwa Ranum masih kritis. Attar melihat para dokter memberi Ranum obat penenang, karena Ranum butuh istirahat agar cepat pulih.

Attar kemudian menemui Maliq dan memberikan dukungan moral padanya. Dia bilang bahwa dokter berprediksi malam berikutnya Ranum sudah akan sadarkan diri. Attar menyuruh Maliq untuk pulang karena tak ada gunanya duduk seharian di Rumah Sakit, tapi Maliq tidak mau, dia bilang dia tak akan beranjak sampai Ranum sadarkan diri.

Samira menelfon Attar untuk menanyakan tentang Ranum dan apakah Maliq akan pulang bersama Attar? Attar bilang Maliq tidak mau pulang. Samira tampak sedih. Samira akhirnya datang menyusul ke Rumah Sakit bersama Mila dan Paris. Maliq geram saat melihat mereka dan memalingkan wajahnya. Samira bertanya kenapa Maliq melampiaskan kemarahannya pada ibunya? Apa Maliq tau Miranda menelfonnya hanya untuk menuduh dirinya bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Ranum? Padahal Samira sendiri bingung, apa dosa yang telah ia lakukan, sampai harus dituduh penyebab Ranum kecelakaan? Ranum celaka kan atas keteledorannya sendiri? Kenapa orang lain yang harus disalahkan? Maliq yang tadinya berusaha untuk tetap tenang dan menahan diri, jadi marah mendengar pernyataan Samira.

Drama tinggi antara Maliq, Samira, dan Mila. Sampai Samira berkata dengan mulut bergetar kepada Maliq, ‘Aku ini ibumu, perempuan yang melahirkanmu..., jadi aku akan sakit hati kalau sampai kamu terus-terusan marah dan melawan Mami. Mami juga bisa bertindak keras. Sekarang, kamu harus pulang’. Miranda yang baru muncul dari kantin Rumah Samira, datang mau cari ribut sama Samira. Attar buru-buru menengahi dan berusaha menenangkan mereka. Miranda memperingatkan Samira bahwa jika terjadi sesuatu pada Ranum, dia akan kejar sampe ke ujung dunia... Samira sangat geram. Dia pergi dengan kesalnya bersama Mila dan Paris.
Samira tiba di rumah bersama Mila dan Paris. Halimah bertanya pada Samira tentang keadaan Ranum, apa Ranum baik-baik saja? Samira bilang iya, dia baik-baik saja, besok juga dia sudah pulih. Halimah menelfon Maliq dan bicara padanya, menyuruhnya untuk tetap yakin pada Allah dan jangan khawatir karena Ranum akan segera sembuh. Maliq menangis, bilang ke Halimah kalo sampe terjadi apa-apa sama Ranum, Maliq juga akan hancur... Halimah pergi ke kamarnya dan mendoakan Ranum.

Sampai di kamarnya, Samira jadi sangat tegang. Dia bilang ke Mila bahwa jika terjadi sesuatu pada Ranum dan Maliq melakukan sesuatu yang nekat, lalu mau ditaruh di mana mukanya di depan Halimah dan orang-orang? Samira tampak putus asa dan berpikir keras apa yang sebaiknya dia lakukan. Mila menyarankan bahwa satu-satunya jalan adalah mengizinkan Maliq dan Ranum menikah. Samira bilang, itu baru mungkin dilakukan kalau Ranum selamat. Samira bilang dia tak merasa perlu mendoakan Ranum untuk selamat, dia sendiri pun sebenarnya tak ingin lagi melihat Ranum. Paris yang mendengarkan semua ini membela Samira dan berusaha menenangkannya dengan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Akhirnya Ranum sadarkan diri. Maliq lega dan menemui Ranum. Dia bertanya kenapa Ranum membuat keadaannya sendiri jadi begini. Bagaimana hidup Maliq nanti kalau terjadi apa-apa pada diri Ranum? Pertemuan yang mengharukan antara Maliq dan Ranum. Miranda datang dan bilang mereka berdua harus segera menikah. Maliq berjanji dan meyakinkan bahwa entah semuanya setuju atau tidak, Maliq pasti akan menikahi Ranum... apa pun yang terjadi. Ranum menangis. Attar, Oki juga ada di sana. Attar menemui Ranum dan memberikannya dukungan moral.

Sementara di kampus, Mila dan Daniel bertemu. Mila yang menyesali sikapnya, secara tidak langsung minta maaf pada Daniel. Daniel suka dengan sikap Mila yang seperti ini. Daniel merasa dia menyukai Mila. Mila ngajak ke kantin kampus.

Di kantin kampus, Mila bertemu dengan seorang cowok kaya yang flamboyan, bernama Ruben. Mila, yang sudah memesan makanan, kembali ke meja tempat Daniel dan teman-temannya yang lain duduk. Lalu orang kantin memanggil Mila karena pesanannya sudah jadi. Mila berjalan menuju kasir, pas Ruben mengambil nampan Mila dari meja kasir dan berjalan ke arah Mila. Mila memandangnya dengan heran dan bertanya, Kok pake ribet gini sih? Ruben bilang dia lagi nunggu pesanannya, jadi daripada bengong, lebih baik kan bantuin Mila dulu.... Mila say thanks dan langsung menyukainya saat itu juga. Karena Ruben tampak sangat keren dengan kaca mata dan gaya rambutnya, plus penampilannya yang cool. Ruben kembali ke kasir untuk mengambil pesanannya. Semua teman Mila sedang mengobrol dan tertawa, tapi Mila masih memperhatikan Ruben yang mengambil makanannya dan duduk di meja yang agak jauh, dan dia mulai makan. Ruben tau diperhatiin, dia beberapa balas melirik ke Mila. Salah satu teman Mila memergoki Mila sedang memandangi Ruben. Temannya itu menyikut Mila. Mila bertanya soal Ruben pada temannya, yang kemudian meledek Mila, kenapa nanya-nanyain Ruben? Mila pura-pura cuek, nggak papa kok.

Attar tiba di rumah dan mengatakan pada Halimah, Samira, Paris, dan Mila bahwa Ranum sudah keluar dari masa kritisnya, tapi dia tak bisa menjamin apa yang akan terjadi. Fadia dan Jody juga ada di rumah, mendengar semua itu. Fadia juga menyarankan ibunya untuk menerima Ranum. Attar dan Halimah juga menyarankan Samira melakukan hal yang sama seperti saran Fadia, sebelum terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Dalam kondisi seperti itu, Samira terpaksa diam dan memutuskan untuk menerima Ranum.

Miranda dan Maliq bersama dengan Ranum di kamar Rumah Sakit, ketika Fadia dan Attar datang menjenguk dan memberitahu Ranum dan Miranda bahwa Samira telah bersedia untuk merestui pernikahan mereka. Ranum, Maliq dan Miranda bahagia. Oki yang juga ada di sana turut bahagia untuk keduanya.

Mila meminta ibunya untuk tidak menunjukkan ekspresi wajah marah. Attar membawa Maliq ke rumah, jadi jangan buat suasana kembali tegang. Tak ada pilihan lain selain menerima Ranum sebagai anak menantu di rumah ini. Tapi satu hal yang pasti, Ranum akan sangat kesulitan beradaptasi di rumah ini dan dengan Maliq melihat latar belakangnya. Mila yakin dalam waktu 4-6 bulan Maliq dan Ranum akan berpisah dengan sendirinya karena perbedaan-perbedaan antara mereka berdua. Samira sepakat dengan Mila dan Mila menyarankan Samnira untuk bersikap baik pada Maliq dan Ranum.

Jaya sedang menunggu Ranum di kantornya. Dia bahkan menyuruh ob untuk menelefon Ranum. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan dia pikir itu Ranum, tapi ternyata Adila yang datang untuk mengambil pakaian. Jaya baru tau kalau Adila adalah teman Ranum dan mereka berdua mengelola bisnis berdua. Jaya bertanya pada Adila soal Ranum and Adila menceritakan padanya bahwa Ranum sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit sekarang. Jaya kaget dan bertanya Ranum sakit apa? Kapan dia pulang dari Rumah Sakit? Adila bilang Ranum mengalami kecelakaan. Jaya tampak sedih dan Adila heran kenapa Jaya menanyakan Ranum sampai sebegitunya.

Maliq datang membawakan makanan enak untuk Ranum. Dia memaksa Ranum untuk makan. Miranda senang melihat Maliq mencurahkan banyak cinta dan perhatian pada Ranum. Miranda juga memberikan perhatian lebih pada Ranum.

Maliq dan Ranum berduaan di kamar Rumah Sakit dan terjadi momen romantis antara mereka berdua. Keduanya bahagia karena mereka akan segera menikah. Adila datang menemui Ranum dan juga turut bahagia untuk Maliq dan Ranum.

Paris, Jody dan Bimo kesal saat mendengar kabar Ranum sudah sehat dan akan segera keluar dari Rumah Sakit, mengingat situasi sekarang adalah Samira bersedia merestui pernikahan Maliq dan Ranum. Tapi Paris yakin pernikahan ini tak akan berlangsung lama. Jody bilang apapun perkiraan Paris, sebaiknya kita harus selesaikan masalah sedini mungkin. Sebelum Ranum tinggal di sini sebagai istri Maliq, dan mereka berdua bisa menjadi penghalang, kita harus hentikan pernikahan ini, kalau tidak masalah akan makin rumit bagi kita, ujar Jody. Bimo meyakinkan bahwa dia dan Paris akan mengatasi semuanya. Paris bilang biarkan mereka merayakannya sekarang. Paris bersumpah dia akan mengacaukan rencana-rencana keluarga apa pun keadaannya. Dia tak akan membiarkan Ranum menjadi menantu di rumah itu.

Episode 05, Jumat, 29 Juli 2011

Miranda terus-menerus mengancam Ranum dan memintanya segera menikah dengan Mansyur. Ranum merasa bingung, karena dirinya mulai menyukai Maliq.

Ranum pun memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Namun ketika dia tiba di jalan, sebuah mobil meluncur dan menabraknya. Ranum terjatuh dan pingsan.

Sinopsis Episode 6
Tayang : Sabtu, 30 Juli 2011, Pukul 20.00 WIB

Jody dan Bima langsung menatap Paris, pas bahwa dia nggak akan biarkan Ranum menjadi menantu di rumah keluarga Samira. Jody bertanya, memangnya apa yang akan Paris lakukan? Paris bilang dulu waktu dia pertama kalinya menjadi bagian di rumah itu.

hal pertama yang dilakukannya adalah mengambil hati sopirnya Maliq, Pak Anwar, dan mengorek semua informasi tentang semua anggota keluarga melaluinya. Jadi, sekarang Paris tau siapa yang bisa menghentikan pernikahan Maliq dan Ranum.

Sementara Jaya lagi penasaran banget nungguin kedatangan Ranum seperti biasanya ngambil baju-baju di konveksi, tapi ternyata malah Adila yang datang. Jaya nanya ke Adila soal Ranum. Adila ngasih tau kalo sekarang Ranum sudah mendingan, tapi dia masih harus istirahat 4-5 hari di Rumah Sakit dulu sebelum boleh pulang.

Jaya serta merta datang ke Rumah Sakit dan menjenguk Ranum dengan membawa satu buket bunga. Adila yang tau kalo Jaya bakal jenguk, sudah duluan di Rumah Sakit nemenin Ranum. Ranum kaget melihat kedatangan Jayaa. Dia amat terharu saat Jaya mendoakannya agar cepat sembuh. Adila memuji-muji Jaya setelah Jaya pergi. Dia bilang Jaya orang kaya tapi sangat baik.

Sementara itu Miranda hendak meninggalkan rumah dengan membawa makanan untuk Ranum dan Maliq, tiba-tiba aja Mansyur datang sambil marah-marah dan bilang bahwa Miranda harus memilih antara menikahkannya dengan Ranum atau mengembalikan semua uang yang dipinjamnya dari Mansyur. Miranda bilang dia kan sudah bilang ke Ranum kalo Ranum akan segera menikah dengan Maliq, yang berasal dari keluarga kaya raya. Nah, begitu Ranum menikah dengan Maliq, dia pasti akan mengembalikan uang Mansyur. Mansyur jelas marah banget sama jawaban Miranda, dan nuduh Miranda dan Ranum tuh pasangan anak ibu penipu. Mereka berdua telah menjebak Mansyur, “Jangan-jangan udah banyak korban yang kena tipu kalian, ya? Harus dilaporin ke polisi nih!!!” Miranda jadi ketakutan. Mansyur nyerocos lagi, “Jadi sekarang mereka udah nemu mangsa yang lebih kaya untuk jadi korban penipuan? Dan Miranda nanti pasti akan menumbalkan anaknya sebagai umpan untuk menjebak cowok itu.” Pokoknya tuduhan Mansyur jadi ribet banget. Miranda murka dan melabrak Mansyur, menyuruhnya diam dan dia nggak peduli apapun perkataan Mansyur, karena Mansyur tidak ada apa-apanya dibanding Maliq.

Miranda bilang bahwa dia akan mengembalikan uang plus bunganya setelah pernikahan Ranum. Jadi, sekarang sebaiknya Mansyur pergi. Miranda datang ke Rumah Sakit dengan membawa makanan untuk Ranum dan Maliq. Maliq datang membawa bunga, coklat, dll untuk Ranum. Dia bahkan membawakan DVD player dan beberapa keping DVD.

Maliq menelfon Ranum dan mengobrol dengannya. Mereka juga mengobrol lewat hp pada larut malam. Ranum diizinkan pulang. Maliq datang dengan mengendarai mobilnya dan membawa Ranum pulang bersama dengan Miranda.

Ranum lalu bilang pada Maliq bahwa dia ingin bertemu dengan Samira sebelum pulang ke rumah. Maliq dan Miranda terkejut, tapi Ranum memaksa, dia ingin bertemu Samira, baru setelah itu pulang ke rumah. Dengan penuh tanda-tanya, Maliq mengantar Ranum ke rumahnya.

Halimah menyambut Ranum dan tampak sangat senang. Mila bilang pada Samira bahwa Ranum datang. Samira mencibir, tapi akhirnya muncul juga menemui Ranum. Ranum minta maaf atas semua yang telah terjadi, tanpa dia tau, dirinya telah membuat banyak masalah bagi Samira. Mila, Paris dan Halimah juga ada di sana. Samira Cuma diem aja, nggak ngomong apa-apa. Sampai akhir Halimah yang buru-buru menjawab bahwa sekarang lupakan semua yang telah terjadi, ini waktunya untuk merayakan kebahagiaan kita. Samira tersenyum penuh tipis dan mengiyakan Halimah. Sementara Paris bersikap wajar dan baik ke Ranum.

Mila membisiki Samira, kira-kira apa sih rencana yang ada di pikiran Ranum? Kok mendadak bela-belain ke sini dari Rumah Sakit. Aku yakin Ranum pasti dalam hati kesel banget, dan hatinya pasti menyimpan dendam terhadap kita. Sebelum dia belagak dan mendominasi kita, sebaiknya kita kasih tau dulu siapa kita, biar dia sadar dimana seharusnya dia berada. Samira setuju dan bilang biar, sekarang sih silakan aja dia masuk ke rumah ini, tapi liat aja nanti, apa yang pertama-tama akan Mami lakukan. Mami akan bikin hidupnya menderita, serba kekurangan. nggak jauh deh dari kehidupannya sekarang. Jangan kira dia bakal hidup enak-enakan di siniii!

Persiapan menjelang pernikahan bisa dilihat di rumah Maliq. Samira, Mila, Fadia mulai berbelanja. Paris berpura-pura bersikap baik dengan bilang ke Attar, semua yang telah terjadi ternyata terjadi untuk sesuatu yang baik seperti sekarang ini. Lagipula, Maliq dan Ranum sudah saling mencintai, ya memang seharusnya mereka dipersatukan. Attar sangat senang mendengar kata-kata ini keluar dari mulut Paris.

Kartu undangan pernikahan dicetak dan Maliq datang membawa undangan tersebut untuk diperlihatkan pada Ranum dan Miranda. Ranum dan Miranda menyukainya. Mila tiba di kampus dan bertemu dengan Ruben. Jelas sekali bahwa Mila naksir berat. Ruben juga mulai keliatan naksir Mila. Ruben dengan blak-blakan menyatakan perasaan dan ketertarikannya terhadap Mila di hadapan semua teman-teman Mila. Mila merasa terbang karena sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan seseorang yang sangat blak-blakan dan romantis seperti Ruben. Mila benar-benar kesengsem.

Daniel melihat hal ini dan berusaha untuk mengingatkan Mila untuk hati-hati karena dia tidak yakin akan niat Ruben sebenarnya. Mila mengabaikan nasehat Daniel dan berpikir bahwa Daniel hanya cemburu yang nggak penting.

Sementara itu Ranum kembali menjalani rutinitasnya. datang ke perusahaan Jaya Konveksi untuk mengambil baju-baju sisa ekspor. Ranum mampir ke ruangan Jaya. Jaya sangat senang meliat Ranum datang. Jaya mulai keliatan naksir Ranum. Tapi kemudian Ranum ngasih berita yang bikin Jaya kaget, bahwa mulai besok, bukan dia lagi yang akan mengambil baju-baju ini, tapi temannya, Adila. Jaya hampir ga bia nyembunyiin kekecewaannya dengan bertanya dengan suara melengking, kenapa Ranum nggak bisa lagi mengambil baju-baju itu? Ranum bilang kalo dia akan segera menikah dengan pacaranya Maliq. Jaya tertegun sekaligus ikut bahagia karena Ranum menikah dengan orang dari keluarga kaya. Dia memberi selamat pada Ranum, yang meminta Jaya untuk datang ke acara pernikahannya.

Sementara Mansyur merasa kesal saat mendengar Ranum akan menikah dengan Maliq. Secara kebetulan, saat itu orang suruhan Paris, Joe, yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa Fahrani, datang menemui Mansyur. Joe bilang pada Mansyur bahwa sama seperti Mansyur, dia juga ingin Ranum tidak jadi menikah dengan Maliq. Mansyur mengaku bahwa dia mencintai Ranum. Joe meyakinkan Mansyur bahwa impiannya menikah dengan Ranum bisa terwujud, dan dia akan memberikan Mansyur uang dua kali lipat dari uang yang Mansyur pinjamkan ke Miranda. Tapi ada syaratnya, Mansyur harus melakukan apa yang dia minta.

Seseorang bernama Joe menelfon Paris dan menginformasikan tentang pertemuannya dengan Mansyur.. dan apa yang udah udah menjadi rencana mereka. Semuanya beres... dan dizamin pernikahan Maliq dan Ranum nggak akan terjadi. Upacara pernikahan Ranum dan Maliq digelar cukup mewah. Semua sosialita kota hadir. Beberapa wartawan juga ada di sana, karena Maliq cukup dikenal sebagai anak pengusaha terkenal. Para fotografer dan video berkumpul di sana untuk mengambil gambar dan merekam pasangan pengantin. Paris dengan cemas terus-menerus melihat ke pagar, seperti sedang menunggu seseorang. Dia melihat ke arah Jody dan Bima, yang juga ada di sana, dengan gugupnya.

Saatnya akad nikah, Miranda, Adila dan Oki mendampingi Ranum. Begitu Maliq mau membacakan akad nikah, tiba-tiba aja terjadi kehebohan, Mansyur masuk mengobrak abrik acara. Dia berusaha menghentikan upacara pernikahan. Maliq, Attar dan Samira kaget, sementara Paris diam-diam tersenyum-senyum sendiri dan melihat ke arah Jody dan Bima. Mansyur bilang bahwa Miranda meminjam sejumlah uang padanya dengan imbalan menikahkan dirinya dengan Ranum, makanya dia datang ke sini untuk menghentikan pernikahan ini.

Lalu Mansyur mulai ngaco bilang kalo dia dan Ranum pernah jalan keluar berdua. Dan hanya mereka berdua yang tau apa yang telah terjadi antara mereka. Ranum menjawab omongan Mansyur dengan tenang, meski ibunya sempat menjodohkan dia dengan Mansyur, dan aku menolak karena aku nggak cinta, jadi mustahil banget dia pernah jalan berdua dengan Mansyur.

Maliq juga membelanya dengan mengatakan bahwa dia tau segalanya tentang Mansyur dan bahkan dia yang mencegah jodoh paksa itu. Miranda mengamini, dia mengatakan dia memang pernah meminjam uang, tapi akan mengembalikannya setelah acara pernikahan ini. Mansyur tetap ngotot bilang pada Miranda, kamu mau nikahin Ranum dan Maliq, karena Maliq lebih kaya dariku kan? Coba jawab, kalo ada orang yang lebih kaya dari Maliq, kamu pasti juga akan cegah pernikahan ini kan? Dasar matre! Miranda jadi sangat marah. Miranda menarik kerah bajunya sambil berteriak, “Dasar penipu!”. Drama pun terjadi. Para wartawan langsung mengabadikan pertengkaran ini.

Attar dan Mila berusaha mengendalikan wartawan dan menghentikan mereka. Sementara secara mengejutkan, Samira bilang bahwa dia sudah sangat dipermalukan, jadi dia nggak bisa melanjutkan pernikahan ini. Bagaimana dia akan menghadapi semua sosialita dan para petinggi kota yang hadir di sini??? Lebih baik mati, daripada harus menyaksikan kejadian sangat konyol dan memalukan ini. Samira nampak sangat marah dan histeris... Sementara Ranum merasa nggak enak banget. Paris pura-datang dan berusaha menenangkan Samira yang tampak sangat kesal melihat drama Ranum dan Mansyur. Samira kemakan omongan Mansyur tentang skandalnya dengan Ranum.

Maliq kesal dan panik, lalu mendesak Samira supaya meneruskan acara akad nikah karena Samira kemakan omongan Mansyur dan jadi salah paham, karena Mansyur ke sini memang tujuannya untuk menghentikan pernikahan dan memfitnah mereka. Maliq bilang dia percaya pada Ranum, dan itu yang paling penting. Maliq menyuruh Mansyur untuk pergi. Attar menyeret Mansyur ke luar. Miranda masih misuh-misuh. Samira dan Mila tampak dongkol. Samira bilang setelah penghinaan ini, dia engga bisa biarkan pernikahan ini dilanjutkan. Wartawan pasti akan menyiarkan di infotainment. Mau ditaro dimana mukanya? Samira mulai menangis. Treatment.

Maliq hampir putus asa, untuk terus mennyoba menenangkannya dan mengatakan bahwa Mansyur segitunya karena dia memang nggak bisa menikahi Ranum, Mansyur jauh lebih tua dan nggak pantas untuk Ranum. Mansyur mengarang cerita hanya untuk menggagalkan pernikahan ini, supaya dia bisa merebut Ranum. Maliq bilang dia yakin sepenuhnya soal Ranum. Dia akan melanjutkan upacara akad nikah ini. Nggak ada yang bisa memisahkan dirinya dan Ranum.

Halimah setuju dan akhirnya, setelah dibangun banyak ketegangan, Samira terpaksa menyetujuinya.
Maliq dan Ranum pun resmi menikah. Dan malamnya, Maliq dan Ranum berduaan di malam pertama mereka. Ranum menjadi sangat sedih dan matanya berkaca-kaca. Dia bilang dia nggak pernah menginginkan ada kejadian memalukan seperti tadi mengotori pernikahannya... Maliq terus memberi semangat pada Ranum... Ranum pun berjanji akan menebus semua rasa sakit hati atau hinaan yang dialami keluarga Maliq. Dia akan lakukan apa saja semampunya untuk merebut hati mereka. Maliq menyakinkan bahwa seriring dengan perjalanan waktu, semua akan baik-baik saja.

Tentu saja Jody, Bima dan Paris merasa kesal karena mereka nggak mengira pernikahan ini tetap berlangsung. Jody bilang, sekarang semua sudat terjadi, jadi nggak usah dibahas. mending konsen sama tujuan utama mereka. Balas dendam dan melempar mereka semua ke jalan... Jody mendorong Paris untuk mulai action. Jangan ditunda lagi.

Bima menyela, pernikahan baru saja terjadi, jadi tunggulah beberapa saat lagi karena nggak mungkin bergerak sekarang. Paris pun setuju. Paris punya rencana pertama, dengan merusak hubungan kakak-adik Attar dan Maliq. Maliq sekarang sudah memiliki Ranum dan juga akan kembali ke rumahnya. Sebelumnya karena belum bisa memiliki Ranum sepenuhnya, Maliq sering kabur dari rumah.

Nah, sekarang mereka harus mengambil langkah tertentu yang membuat Maliq dan Ranum harus meninggalkan rumah dan pergi jauh. Setelah itu kita akan susun rencana lagi untuk merebut semua kekayaan keluarga itu dan mendepak Samira, Attar, Halimah dan Mila dari rumah mereka sendiri. Maliq dan Ranum pergi bulan madu ke Bali, karena Maliq tidak punya banyak waktu libur.

Halimah mendoakan mereka. Samira, Mila dan Paris bersikap wajar dan mereka mengantar kepergian sepasang pengantin baru itu dan mendoakan perjalanan yang lancar bagi mereka. Maliq dan Ranum sangat menikmati bulan madu mereka dengan cinta. Di tengah kebahagiaan mereka, Ranum menyuruh Maliq untuk menelfon rumahnya dan bicara sama Mami.

Maliq pun menelepon Samira. Samira berbicara normal dengan Maliq, tapi cuek saat bicara dengan Ranum. Maliq dan Ranum pun kembali dari bulan madu. Ranum memasakkan makanan istimewa untuk semua. Paris melihat ini sebagai kesempatan emas.

Dia menuangkan cairan pencahar ke dalam makanan yang akan disajikan untuk Samira. Samira pun jatuh sakit dan akibat diare dan muntah-muntah terus, Samira dehidrasi. Dokter keluarga diminta datang dan setelah memeriksa Samira, dokter menyarankannya untuk istirahat total selama seminggu dan harus dibantu dengan asupan makanan yang lembut-lembut.

Mila bilang pada Samira bahwa ini pasti si Ranum yang sengaja menaruh sesuatu di makanan Samira sebagai aksi balas dendamnya. Samira bereaksi dan bilang dia nggak akan biarkan si Ranum brengsek itu. Lalu charge on Paris yang berdiri di ambang pintu dan mendengar pernyataan Mila. Dia tersenyum.

Sinopsis Episode 7
Tayang : Minggu, 31 JULI 2011, Pukul 20.00 WIB

Sepulang Maliq dan Attar dari kantor, dengan penuh perhatian Maliq menanyakan tentang perkembangan kesehatan Samira. Ditanya begitu Samira jadi kesal dan melabrak Maliq, “Tuh, tanya sana sama Ranum! Karena Ranum yang bikin Mami jadi menderita begini.

Mami tau, dia pasti sakit hati sama Mami.” Samira merasa badannya sangat lemas, karena nggak berhenti muntah-muntah dan diare. Maliq menolak tuduhan Samira yang bilang Ranum sengaja melakukan semua ini untuk balas dendam. Maliq syok mendengarnya dan berusaha menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi Mila malah mendukung pernyataan ibunya. Sedang Attar baru aja mau buka mulut ngomong sesuatu untuk membela Maliq, tapi Samira malah mengusirnya. Kalo Samira udah ngamuk, dan badmood, semua jadi kena damprat. Itu udah kebiasaan Samira. Pembantu nggak bersalah pun dimaki-maki Cuma karena – misalnya menanak nasi kelebihan dikit airnya.

Sementara semua kena damprat, Paris diem-diem tersenyum. Samira memaki-maki Maliq dan mengusirnya ke luar dari kamarnya. Maliq berjalan dengan perasaan sedih ke kamarnya. Ranum heran, dan nanya kenapa Maliq kok sedih? Maliq berusaha menghindari pertanyaan Ranum, karena tak mau menyakiti perasaan Ranum. Tapi Ranum malah jadi penasaran dan terus-terusan mendesaknya. akhirnya Maliq terpaksa buka mulut. Ranum tertegun begitu denger penjelasan Maliq dan bergegas menuju kamar Samira untuk menjelaskan permasalahan yang sebenarnya, tapi Maliq buru-buru mencegahnya. Karena dia hapal bener adat ibunya itu. “Jangan sekarang, momennya lagi ngga pas Samira masih sangat emosi, jadi kamu mo ngomong apa aja juga ngga bakal didengerin” Maliq meyakinkan Ranum kalo dia tau Ranum nggak bersalah. Ibunya sikapnya begitu karena dia sendiri yang feeling guilty sama apa yang pernah dia lakukan ke Ranum.

Ranum jadi sedih. tampak putus asa dan menangis, tak mampu mengatakan apa-apa. Karena Ranum sangat ingin membahagiakan dan mengabdi sama ibu mertuanya. Tak ada secuilpun dendam dan niat jahat. Beberapa saat kemudian, setelah dirasa mungkin sudah agak tenang, Ranum berinisiatif datang membawa kopi ke kamar Samira. Samira, yang baru saja bangun, kaget dan bereaksi saat melihat Ranum. Ranum dengan suara yang sangat sopan dan manis menanyakan kabar Samira. Dan dengan berapi-api, dia mencak-mencak ke Ranum – menuduhnya menjadi biang keladi penyakit yang diderita Samira sekarang, Buat apa lagi kamu tanya gimana kabar saya, padahal jelas-jelas kamulah penyebabnya. Ranum memohon dan berusaha untuk meyakinkan Samira bahwa dirinya tak bersalah, tapi Samira tak mau mendengar alasan apapun. Mila juga datang dan menghasut ibunya untuk menjelek-jelekkan Ranum. Samira dan Mila menghina Ranum, hingga membuat Ranum menangis dan bergegas keluar. Karena nggak tahan sama tuduhan kasar mereka.

Ranum berusaha menenangkan diri di hadapan Maliq, tapi Maliq tau kalau Ranum tampak sedih. Maliq bertanya, kenapa Ranum pergi ke kamar Samira. Ranum harusnya nggak usah repot-repot meyakinkan Samira, Maliq tau kok faktanya bahwa Ranum emang nggak bersalah, trus kenapa Ranum harus cemas sih?

Maliq lalu berinisiatif mau menyenangkan Ranum. Maliq meminta Ranum untuk siap-siap, karena dia ingin ngajak Ranum pergi jalan-jalan. Dia akan bilang ke Attar bahwa dia tak bisa ke kantor hari ini. Ranum menolak ide ini, karena katanya ngga perlu repot-repot menghibur dia... tapi Maliq memaksanya. Maliq dan Ranum tiba di sebuah mall tempat mereka pertama kali bertemu. Mereka teringat bagaimana mereka bertemu. Mereka berdua langsung tertawa terbahak-bahak. Scene scene yang romantis namun lucu, kita hadirkan di sini.

Maliq mengajak Ranum untuk jalan-jalan naik mobil. Terdengar musik di mobil, Maliq menjadi romantis dan merayu Ranum. Ranum tersenyum, dia juga jadi terbawa suasana. Maliq membawa Ranum ke sebuah butik mahal untuk membelikannya hadiah, tapi Ranum menolaknya. Ranum menjadi sedih saat teringat sikap Samira terhadapnya pagi tadi. Maliq berusaha menenangkannya.

Sementara itu Paris ada di kantor bersama dengan Attar. Dia bekerja dengan sangat efisien dan Attar terkesan. Di sisi lain, Attar juga mencemaskan insiden yang melibatkan Samira dan Ranum. Paris berusaha menenangkannya dan bilang dia tak mau ikut campur masalah ini, dengan membantu Samira dan Ranum baikan, karena jika dia mengatakan sesuatu yang baik tentang Ranum, pasti Samira akan marah padanya. Attar juga setuju, tapi dia tetap cemas dan merasa masalah ini tak boleh terus memanas seperti ini. Sementara itu, Mila makin sering ketemuan dengan Ruben di kantin kampus, di kampus, bahkan mereka sering jalan bareng dan ketemuan di restoran. Daniel melihat Mila menjadi makin akrab dengan Ruben dan rupanya Daniel nggak suka itu karena dia sadar Ruben bukan cowok baik-baik. Sebelumnya bisa kita gambarkan Daniel bertemu sama Ruben di tempat gaul di Kemang, dan Ruben dikelilingi cewek-cewek. Daniel berusaha menemui Mila beberapa kali, tapi Mila selalu menghindar dengan mengatakan dirinya sibuk dan akan menelfon Daniel balik nanti. Karena Mila tau, pasti Daniel mau ngomongin soal Ruben. Sampai Akhirnya Daniel berhasil untuk mencegat Mila dan bertanya kenapa selama ini Mila selalu menghindarinya?

Mila mengelak dituduh menghindar, dia hanya sedang sibuk. Daniel bilang dia tau Mila sedang sibuk apa sekarang, dan justru itu yang ingin dia ingatkan pada Mila. Daniel meminta Mila untuk berhati-hati pada Ruben karena Ruben bukan cowok baik-baik. Mila bereaksi karena dia merasa Daniel sudah ikut campur urusan pribadinya. Daniel bilang dia hanya berusaha mengingatkan Mila sebagai teman, sudah menjadi kewajibannya kan?

Terjadi perdebatan. Rupanya Mila paling ngga suka urusannya dicamputi. dan pergi begitu saja ninggalin Daniel. Daniel kecewa. Ranum membelikan sebuket bunga untuk Samira. Maliq bilang Ranum tak perlu melakukannya, tapi Ranum memaksanya dengan mengatakan Samira pasti akan menghargainya.

Ranum dan Maliq tiba di rumah dan Ranum pergi menemui Samira sekaligus menyerahkan bunga padanya dan mendoakan agar Samira cepat sembuh. Di luar dugaan, dengan kasarnya Samira malah melempar bunga ke muka Ranum – mempermalukannya. Ranum sangat sakit hati, dia balik badan dan keluar dari kamar. Maliq jadi kesal. ini emang udah kelewatan. dia bilang pada ibunya kenapa ibunya tak bisa mengerti perasaan Ranum?

Samira meminta Maliq untuk diam, dan menegaskan bahwa hari ini Samira harus berbaring di tempat tidur juga akibat Maliq tak mau mendengarnya. Sebaiknya Maliq menjauhkan Ranum dari Samira, ujar Samira.

Semua orang tampak bersiap di meja makan, menunggu makan malam. Namun, Samira tak ada di sana. Attar bertanya kenapa ibunya nggak ada di sini. Maliq bilang dia akan panggilkan Samira. Saat Maliq hendak beranjak menuju kamar Samira, Halimah bilang biar dia saja yang memanggilkan Samira. Halimah membujuk Samira untuk bergabung dengan yang lain di meja makan.

Saat Samira disajikan bubur, dia bertanya siapa yang membuatnya. Ranum bereaksi. Paris senyum. Attar juga menyaksikan semua ini. Maliq meyakinkan ibunya bahwa Ranum nggak memasak apa pun. Semua dimasak pembantu. Cuma Paris yang memasak satu jenis masakan. Samira tampak lega. Semua orang mulai makan, tapi Ranum tampak sedih karena Samira menanyakan siapa yang memasak masakan untuk makan malam.

Jody, Bima dan Paris berkumpul. Mereka semua sangat senang. Mereka tertawa riang. Paris bahagia dengan keberhasilannya menciptakan konflik antara Ranum dan Samira. Namun Jody bilang nggak akan mudah bagi mereka untuk mendepak Ranum dan Maliq dari rumah itu. Paris meyakinkan mereka bahwa dia tau apa yang dia lakukan. Paris memintanya untuk menunggu dan lihat aksinya selanjutnya, yang akan menggemparkan semua orang yang ada di rumah itu.

Halimah sedang berbaring di atas ranjang di kamarnya pada malam hari, dan Ranum duduk di sampingnya sambil memijat kakinya. Halimah menceritakan kisah-kisah keagamaan dan nasehat tentang pentingnya agama. (Secara nggak langsung, Halimah menasehati Ranum bahwa seorang perempuan harus sabar meski keadaan nggak berpihak padanya dan yakinlah suatu saat nanti semua akan baik-baik saja). Ranum mendengarkan dengan seksama dan teringat akan almarhum ayahnya. Ranum bilang pada Halimah bahwa ayahnya dulu biasa menceritakan kisah serupa tentang Allah dan doa-doa Islami. Halimah terkesan akan pengetahuan Ranum tentang kitab. Halimah memeluknya sembari mendoakannya.

Maliq, yang menunggu di kamarnya, resah karena Ranum belum juga datang. Dia terus memandangi jam tangannya. Maliq jadi gelisah. Di sini bisa sedikit komedi. ala CF awal-awal nikah. gimana malam pertama mereka gagal terus.. Kemudian dia hampiri kamar Halimah dan dari depan pintu dia melihat Ranum duduk di ranjang bersama dengan Halimah. Maliq memberi isyarat dari jendela – meminta Ranum untuk segera menghampirinya. Ranum tersenyum melihatnya. Ranum membalas isyaratnya – bahwa dia sebentar lagi akan datang. Maliq pergi ke kamarnya dan setelah beberapa saat, Ranum datang dan Maliq langsung merangkulnya dan bilang dia benar-benar tak sabar menunggu Ranum, tapi Ranum lama sekali datangnya. Ranum cerita bahwa dia sangat menikmati kisah-kisah dari Halimah. Ranum lalu jadi emosional dan bilang bahwa dia menanti hari dimana Samira akan mengizinkan dirinya untuk melayani Samira juga.

Mata Ranum berkaca-kaca dan Maliq memeluknya dan berusaha menenangkannya. Ranum lalu bilang dia akan mengambilkan susu untuknya. Maliq menolaknya, dia bilang dia tak mau susu. Ranum bilang bahwa tadi kan Maliq makan malamnya lebih awal, jadi sekarang Maliq harus ngemil atau minum susu. Setelah mengatakan ini, Ranum keluar dari kamar. Saat Ranum melewati kamar Attar dan Paris, Paris tampak mengamati Ranum yang pergi ke dapur. Attar rupanya ada di kamar mandi.

Samira duduk di ranjang kamarnya, membaca majalah dan ada segelas susu di atas mejanya. Jendela/pintu kamarnya terbuka. Nggak lama kemudian Ranum melewati kamar Samira sambil membawa segelas susu. Samira melihatnya dan mencibir. Begitu Ranum melewati kamar Samira, Paris yang sejak tadi berdiri di balik pintu atau pilar, membuka kotak kecil dan melemparkan cicak ke dalam kamar Samira, di dekat meja dimana ada segelas susu di atasnya. Samira bereaksi karena dia melihat ada sesuatu yang jatuh masuk ke kamarnya, tapi dia tak bisa langsung melihatnya. Samira mengangkat bahunya dan kembali membaca majalah. Dia tiba-tiba melihat cicak melompat ke ranjang dan merangkak ke arahnya. Samira menjerit ketakutan, karena Samira sangat trauma dengan cicak.

Sambil jejeritan dan berlari keluar kamarnya, Samira memanggil Attar dan Mila, dan keluar dari kamarnya... Paris yang saat itu sudah masuk kembali ke kamarnya, bereaksi saat mendengar jeritan Samira. Attar dan Paris langsung ke ruang tengah dimana Samira berdiri dan menjerit. Mila dan para pembantu juga ada di ruang tengah. Ranum dan Maliq juga berlari menuju sana.

Maliq menenangkan Samira bahwa dia tak perlu cemas, dia akan membuang cicak itu keluar. Samira bilang cicaknya memang bisa saja dibuang, tapi masalahnya dari mana cicak itu masuk. Kamu tau, Mami anti cicak... Pintu kamarku memang terbuka, dan si manusia sial ini (menunjuk Ranum) kali yang lempar kadal ini ke kamar supaya aku mati. Maliq tertegun dan bilang semua itu nggak masuk akal.

Saat itu Halimah datang dan Samira memojokkan Halimah yang selalu membela Ranum dan memuji-muji Ranum, makanya Ranum jadi besar kepala dan berencana membunuh Samira. Halimah, Ranum dan Maliq sampe kaget mendengar tuduhan keji begitu. Sebaliknya Mila langsung aja yakin itu salah Ranum, dan mendekati Ranum, hendak memukulnya. Ranum jadi kaget dan mundur ketakutan... Mila kesal, berani-beraninya Ranum melakukan hal seperti itu pada ibunya. Ranum memohon pada mereka, menyatakan bahwa dirinya nggak bersalah.

Paris menikmati kesalah-pahaman ini. drama pun terus memanas. Samira dan Mila menuduh Ranum. Halimah dan Maliq membela Ranum. Dengan suara bergetar, Ranum meminta Samira untuk nggak berpikiran buruk padanya. Paris dan Mila menenangkan Samira. Attar akhirnya jadi sangat jengkel dan terganggu. Maliq berhasil menangkap cicak itu dan membuangnya ke luar.

Attar dan Paris ada di kamar mereka. Attar bilang yang baru saja terjadi benar-benar di luar perkiraan. Paris bilang, dia tau kalau Attar kesal, tapi kan mereka juga pengantin baru, harusnya mereka bahagia dong. Attar masih sangat kesal, tapi dia memeluk Paris. Ranum menangis sedih di kamarnya. Maliq terus menerus menghiburnya. Ranum sedih, kenapa dia nggak diberi kesempatan untuk membahagiakan mertuanya. Kenapa mertuanya begitu membencinya. Maliq tak bisa berkata apa-apa, Cuma bilang, kita harus terus berbuat baik, suatu saat orang akan melihat siapa kita sebenarnya... Lalu untuk menghiburnya, Maliq mengajak ke rumah Miranda besok pagi.

Ranum dan Maliq pergi ke rumah Ranum selama beberapa hari. Miranda sangat senang melihat Ranum. Maliq membawakan hadiah dan makanan untuk Miranda. Maliq juga memberikan uang agar Miranda bisa mengembalikan yang Mansyur... Miranda berterima kasih padanya dan langsung memanfaatkan situasi dengan menceritakan masalah keuangan pada Maliq. Maliq memberikan uang tambahan.

Ranum memohon untuk nginep sementara di rumah Miranda. Ranum mengabulkannya. Lalu Maliq pergi, meninggalkan Ranum dan Miranda. Miranda melihat Ranum tampak sangat pendiam, dan dia bertanya pada Ranum, ada apa? Ranum nggak mau cerita. Miranda pergi menemui Mansyur dan mengembalikan uang pinjamannya. Mansyur bilang bahwa dia sangat senang karena ada orang yang mau memberikannya uang dua kali lipat dari pinjamannya untuk Miranda..., tujuan orang itu adalah menghentikan pernikahan Ranum.

Secara mengejutkan, Mansyur lalu mengaku bahwa dia sebetulnya udah dapat uang banyak jadi kejadian Ranum menikah itu. lebih dari uang yang dipinjam Miranda. Jadi sebetulnya Mansyur sih udah nggak ngarep uang ini... tapi kalo ada, ya kenapa ditolak?Miranda kaget! Apa? Siapa yang bayar kamu untuk bikin kerusuhan di acara pernikahan anak saya? Mansyur bilang dia nggak tau. Miranda penasaran dan terus mendesaknya. Tapi Mansyur bilang, dia bener-bener nggak tau. Miranda buru-buru balik ke rumah dan lapor ke Ranum mengenai hal ini. Ranum kaget, langsung berpikir kira-kira siapa yang tega melakukan itu? Miranda mengingatkan Ranum, apa mungkin Paris? Ranum juga berpikir begitu. Apa yang harus mereka lakukan?

Pada malam hari, Miranda bangun dan melihat lampu di rumah Ranum masih menyala. Miranda pergi ke kamarnya dan mendapatkan Ranum menangis. Miranda memaksa Ranum untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi Ranum hanya diam. Akhirnya Ranum terpaksa mengaku kalau Samira menuduhnya mencoba selalu mencelakakannya. Pagi-pagi sekali, Miranda diam-diam dengan perasaan kesal pergi menemui Samira. dia ingin tau apa sebenarnya masalah antara Ranum dan Samira. di depan pintu, Miranda dan Samira saling berhadapan. seperti musuh bebuyutan. Mata mereka saling menatap. Ya, Tuhan, Apalagi yang akan terjadi?

Episode 07, Minggu, 31 Juli 2011

Jaya serta merta datang ke rumah sakit dan menjenguk Ranum dengan membawa satu buket bunga. Adila yang tahu kalau Jaya bakal menjenguk, sudah duluan di rumah sakit menemani Ranum.

Sementara itu Miranda hendak meninggalkan rumah dengan membawa makanan untuk Ranum dan Maliq, tiba-tiba saja Mansyur datang sambil marah-marah dan bilang bahwa Miranda harus memilih antara menikahkannya dengan Ranum atau mengembalikan semua uang yang dipinjamnya dari Mansyur.

Episode 08, Senin, 1 Agustus 2011

Sepulang Maliq dan Attar dari kantor, dengan penuh perhatian Maliq menanyakan tentang perkembangan kesehatan Samira. Ditanya begitu Samira jadi kesal dan melabrak Maliq.

Maliq dan Ranum tiba di sebuah mall tempat mereka pertama kali bertemu. Mereka teringat bagaimana mereka bertemu. Mereka berdua langsung tertawa terbahak-bahak.

Sinopsis Episode 8
Tayang : Senin, 1 Agustus 2011, Pukul 20.00 WIB

Miranda mendatangi kediaman Samira dan menuduhnya telah menyiksa Ranum... Miranda juga melabrak Samira – menuduhnya menyuap seseorang untuk menyabotase pernikahan Maliq dan Ranum.

Samira jelas sangat kesal dengan tuduhan-tuduhan Miranda dan memperingatkan Miranda untuk jangan asal ngomong, karena dia sama sekali nggak melakukan itu semua.... Sementara itu, Paris ikutan keluar.Miranda bilang, kalo bukan Samira, berarti pasti dia Paris... karena Paris juga nggak suka sama Ranum. Miranda mengancam mereka, bahwa dia akan lapor polisi atas semua yang menimpa Ranum, karena semua itu tidak adil dan kejam. Samira pun makin naik pitam.... sementara Paris tercenung.

Drama makin memanas dan Samira memperingatkan Miranda untuk enyah dan jangan menginjakkan kakinya lagi di rumah ini. Miranda lalu mengancam Samira bahwa dia nggak bakal berhenti. Samira lalu menelepon ke Ranum dan langsung memaki-makinya. Ranum bengong, ini soal apalagi? Samira makin kesal, jangan pura-pura nggak tau. Kamu ngadu-ngadu kan sama ibu kamu? Dan kamu nyuruh ibu kamu yang kampungan dan nggak tau malu datang ke sini dan lagi-lagi hanya untuk bikin keributan. dan mengancam Samira. Tapi asal tau saja, Samira nggak takut pada siapa pun. Lalu Samira balik mengancam Ranum, kalo saja sampe ibu kamu itu berani menginjakkan kaki ke sini, Samira nggak akan segan-segan untuk bertindak kejam.

Ranum sedih, kenapa masalah sama ibu mertuanya kok nggak pernah abis-abis? Gimana dia bisa mengambil hati Samira, kalo begini? Pas Miranda balik ke rumah, Ranum langsung menegur ibunya, soal dia datang ke rumah Samira hanya untuk bikin ribut. Ranum heran, bertanya kenapa kok Miranda malah terlihat ingin menghancurkan hidup Ranum? Ranum sangat kecewa dan tegang hingga dia tak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan nyerocos ke Miranda – memperingatkannya untuk nggak ikut campur urusan pribadinya. Miranda membela diri dengan mengatakan semua yang dia lakukan semata-mata untuk kebaikan Ranum, dan bukan dia yang menghancurkan hidup Ranum, tapi Samira dan Mila lah oknumnya.

Miranda bilang, dia rasa Samira, Mila dan Paris bersekongkol untuk menjatuhkan Ranum, makanya mereka berani memberi banyak uang sogokan ke Mansyur. Jaya, pengusaha muda yang baik hati, agak gendut dan berwajah pas-pasan itu, lagi mikirin Ranum... Dia sebetulnya kesengsem sama Ranum, tapi nggak berani cerita... Dan karena ngga beraninya itu, akhirnya malah Ranum udah menikah dengan orang lain... Jaya sedih...

Sementara Adila datang ke perusahaan Jaya Konveksi untuk mengambil baju-baju. Dia bertemu dengan Jaya. Adila bertanya kenapa Jaya tak datang ke pernikahan Ranum? Jaya kaget, gugup... mengarang alasan, dia harus mengerjakan kerjaan, jadi tak bisa datang ke sana.

Jaya lalu meminta Adila untuk ke ruangannya... Adila pun ke ruangan Jaya... Dan ternyata Jaya membeli kado pernikahan untuk Ranum, tapi belum sempat memberikannya pada Ranum. Jaya meminta Adila untuk menyampaikannya ke Ranum.

Adila pun datang ke rumah Ranum dan menyampaikan hadiah dari Jaya. Ranum tersentuh dan meminta Adila untuk menyampaikan rasa terima kasihnya yang dalam pada Jaya. Pria yang baik hati... Adila menggoda Ranum, kayaknya dia patah hati deh sama kamu... Ranum tertawa, hush ngaco aja ah... Adila ngotot, eeeh seriusss.... dia kayaknya kecolongan deh pas tau-tau kamu udah kawin... Padahal dia baru aja mau PDKT, hahaha...

Ranum bilang, Adila nggak usah ngarang cerita... Mana mau bos konveksi sama aku? Atau, buat kamu aja Adilaaa? Adila ketawa, ya gue sih mau banget... Tapi gimana dong, Mas Jaya maunya sama kamu tuuuuh... Ranum dan Adila jadi ketawa-ketawa berdua... Ranum merasa terhibur dengan kedatangan Adila... Karena dia merasa belakangan ini blon pernah bisa ketawa lepas begini...

Malamnya, Maliq datang ke rumah Miranda untuk menjemput Ranum. Dari Ranum, Maliq tau bahwa Miranda mendatangi rumahnya dan bikin heboh di sana. Tapi Miranda muncul dan langsung merubah perhatian Malig dengan bilang bahwa ada orang yang menyuap Mansyur untuk menyabotase pernikahan mereka, tapi keluarga Maliq menampik tuduhan itu... Padahal menurut info sih ada seseorang dari keluarga Maliq yang telah memberi suap. Maliq tercengang mendengarnya. Ranum bertanya, buat apa sih sampe sebegitu memusuhi dirinya?

Miranda bilang bahwa dia seratus persen yakin Paris yang melakukannya. Maliq meminta Miranda untuk jangan khawatir akan Ranum, karena dirinya pasti akan menjaga Ranum. Ranum udah jadi istriku... Jadi tanggung jawabku... Maliq juga meminta Miranda untuk nggak bikin geger dan bertengkar lagi dengan ibunya. Maliq tau Miranda sayang sama Ranum, dan ingin yang terbaik untuk Ranum. Makanya jangan bikin Ranum makin susah bisa mendekati Samira...

Miranda Cuma manggut-manggut aja... Nggak yakin juga, apa dia benar-benar mendengar omongan Ranum atau tidak. Maliq ngajak Ranum pulang. Attar, Paris, Ranum, Mila, Halimah ada di sana. Samira menatap Ranum dengan kesal. Mila juga sangat kesal dan bilang pada Maliq, kenapa Maliq membawa Ranum ke sini lagi? Samira lalu langsung menyindir habis Ranum, beraninya ibu kamu itu datang dan bikin heboh di sini. Mila ikut-ikutan, iyaaa pake ngancem-ngancem segala lagi... Emangnya dia siapa? First lady?

Maliq langsung menghentikan omongan mereka, dengan bilang bahwa Maliq udah jamin Miranda untuk nggak akan melakukan hal seperti itu lagi... Samira nggak percaya orang kayak Miranda itu bisa dikasih tau dan nyadar... Keliatan mukanya aja ndableq dan ngga tau malu... Maliq kesal sama Samira...

Tapi drama terus memanas antara Samira, Mila, Ranum dan Maliq. Akhirnya Ranum nggak tahan lagi, dan dia minta maaf pada semua orang atas kelakuan ibunya. Setelah itu Ranum masuk ke kamarnya. Maliq bilang jika mereka semua berusaha menciptakan hubungan yang harmonis di antara keluarga, pasti situasi akan jadi tenang dan harmonis. Maliq juga menyusul pergi ke kamarnya.

Attar tampak sangat galau. Dia bilang ke Paris bahwa sebaiknya mereka pergi berlibur, meski pun ada banyak kerjaan di kantor. Abis drama di rumah kayaknya ngga brenti-brenti dan bikin stress... Namun Paris menolak usulan Attar, karena Attar sebaiknya nggak lari dari tanggung jawab di kantornya. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya mereka berusaha untuk mengembalikan ketenangan dalam rumah ini. Paris juga ingin menghapus jarak antara Ranum dan Samira. Attar terkesan dengan perhatian Paris pada keluarganya. Dia setuju dengan Paris, tapi bertanya, bagaimana caranya? Paris meminta Attar untuk sabar larena dia merasa sebentar lagi semua akan beres.

Di kampus, Mila makin dimabuk cinta sama Ruben. Ruben pun mulai mengenalkan Mila pada teman-teman gaulnya, dan sering ngajak Mila ikutan clubbing... Ruben pun keliatan kayak udah lama pacaran sama Mila, dia sok sok cuek main peluk, cium... tapi Mila masih jaim... Masih tetap jaga jarak dengannya. Daniel sempet liat Mila clubbing sama Ruben Cs... dan dia terus-menerus memperhatikan Mila dan Ruben.

Esok harinya di kampus, Daniel menemui Mila bilang kalo track recordnya Ruben tuh ngga bagus. Tukang maenin cewek... Daniel berusaha meyakinkannya Mila, kalo Ruben tuh punya cewek dimana-mana... Di kampus aja banyak mantannya Ruben... tapi Mila malah kesal dan marah, “So what? Biarin aja dia ma cewek lain begitu, yang penting sama aku nggak. Lagian apa peduli kamu sih? Nggak penting deh bahas beginian!!”

Daniel kesel karena niatnya baek, tapi jawaban Mila malah ketus banget... Mila jadi naik pitam... Temen-temen lainnya jadi pada mendatangi mereka, karena Mila keras banget marah-marahnya... Mila menghina Daniel di hadapan temen-temennya dengan memperingatkan Daniel untuk tidak menggurui Mila lagi... karena Mila bukan anak kecil, dia cukup pintar untuk menjaga dirinya sendiri. Mila pergi dengan kesal. Daniel sakit hati dan memutuskan untuk nggak mau peduli lagi sama Mila.

Di rumah, Ranum sedang membantu para pembantu beres-beres rumah. Dia mendatangi Halimah dan mengoleskan obat untuk sakit punggung Halimah. Ranum mengoleskan salep sambil memijat punggung Halimah. Seorang pembantu membawa bahan-bahan makanan yang dibelinya di toko. Ranum membawanya ke dapur. Paris, Samira dan Mila mengawasinya – berpikir bahwa Ranum melakukan itu semua hanya untuk merebut hati mereka. Di depan Samira dan Mila, Paris bilang ke Ranum bahwa sebaiknya sekarang Ranum istirahat, karena capek kan udah seharian. Lagipula, buat apa kerja sekeras itu kalau ada banyak pembantu yang mengurus semuanya... Ranum bilang gapapa kok. Ranum bertanya apa Samira, Mila mau dibuatkan teh atau kopi? Samira cuek. Mila bilang ‘ya ya ya, kopi rasa racun, sekali tenggak mati lah kita semua.’

Ranum sakit hati mendengar jawaban Mila. Paris melihat Samira dan Mila sedang duduk di ruang tengah. Paris memastikan bahwa tak ada yang melihatnya. Dia lalu pergi ke kamar Samira. Paris mengambil kunci dari meja dan membuka lemari baju. Paris kembali mengintip keluar untuk memastikan tak ada yang melihatnya.... Kemudian Paris mengeluarkan kotak perhiasan dari lemari dan membuka kotak itu. paris mengambil satu kalung dan sepasang giwang. Lalu dia tampak menaruh kotak itu ke dalam lemari. Paris sengaja membiarkan pintu lemari agak terbuka. Paris pun berjinjit keluar kamar.

Samira masuk ke kamarnya dan bereaksi saat dia melihat lemari bajunya terbuka dan kotak perhiasan agak mencuat keluar, seperti habis diambil. Dengan segera dia mendekati lemari dan mengecek kotak perhiasan tadi, Samira melihat kalung dan antingnya hilang. Samira terkejut dan memanggil semua orang. Para pembantu, Halimah, Mila, Ranum semua langsung sigap. Samira bilang bahwa tak ada satu pun pembantu yang boleh masuk ke kamarnya tanpa kehadiran Samira di sana, lantas siapa yang mencuri perhiasan Samira? Ranum diam saja. Halimah bilang dari dulu, kejadian macam ini kan tak pernah terjadi, masa sekarang bisa kejadian sih?

Samira bilang ya kenyataannya ini terjadi. Mila bilang jika pembantu nggak masuk kama Samira, lantas siapa? Semua orang harus digeledah karena pasti perhiasan itu masih ada di dalam rumah. Halimah setuju, jika memang masih ada rumah, ya harus dikembalikan. Mereka mulai mencari bersama dengan para pembantu – memeriksa semua barang-barang para pembantu. Mila juga mengancam mereka bahwa jika mereka nggak berhasil menemukan perhiasan itu, polisi akan ditelfon.

Tapi mereka tak berhasil menemukannya. Mila dan Samira mencari di kamar Ranum. Halimah mengawasi. Ranum sebenarnya agak tersinggung digeledah begitu... Dalam hati dia terus menyebut doa. Alhamdulillah, di kamar Ranum juga nggak ditemukan perhiasan. Ranum menghela napas lega.
Samira nggak masuk ke kamar Paris dengan mengatakan, buat apa juga Paris ambil perhiasan itu? Dia sih udah lebih kaya daripada kita...

Tapi Halimah bilang bahwa kalau Ranum saja harus digeledah seperti itu, kenapa Paris tidak?
Paris langsung mengiyakan Halimah. Mila masuk ke kamar Paris, tapi Samira tetap di luar. Mila menggeledah barang-barang. Ternyata Paris dengan sengaja menaruh perhiasan itu di tempat yang mudah dilihat. Mila pun cepat menemukannya. Semua orang syok.

Paris bilang perhiasan-perhiasan itu nggak ada artinya baginya. Paris langsung mengeluarkan 3-4 set perhiasan berlian dari lemarinya dan menunjukkan pada semua orang, menyebutkan harga masing-masing set. Yang ini harganya 18 juta dan yang ini 25 juta, sementara yang ini warisan, jadi harganya tak ternilai.

Jadi, buat apa aku mencuri perhiasan murah seperti itu? Paris mengatakan bahwa pasti ada seseorang yang dengan sengaja menjebaknya – caranya ya menaruh perhiasan Samira di kamarnya. Ranum tertegun mendengarnya. Paris melihat Ranum dan bilang aku kira kamu itu baik, malah aku sempat berpihak padamu... tapi kok kamu begini ya membalas sikapnya ke aku?
Ranum kaget, seperti dituduh, “Aku melakukan apaaa??”

Paris terus melanjutkan omongannya, sebelum aku nikah dengan Attar, kamu udah berusaha menjelek-jelekkan aku dengan mengumbar kebohongan tentang semua yang kamu dengar di telepon waktu itu, supaya Samira dan Mila ga percaya lagi sama aku... Tapi jangan lah Ranum... nggak baik selalu memfitnah sepeti itu... Aku aja waktu itu sampe sediiiih banget, kenapa keadaan jadi makin kacau gini..., pikirku saat itu. Dan sepanjang hari ini, aku selalu bilang sama Attar, bahwa aku akan lakukan yang terbaik untuk menghapus jarak antara kamu dan Mami Samira, tapi kamu malah kayaknya pengen jauhin aku dari keluarga ini.

Samira menenangkan Paris dengan mengatakan bagaimanapun caranya Ranum memfitnah Paris, Samira nggak akan pernah kemakan omongan Ranum.... Dan menurut Samira, ini sudah keterlaluan. Ranum masih bingung. Samira lalu menghubungi Attar dan Maliq, dan menyuruh mereka segera pulang. Attar bilang dia masih ada meeting di kantor jam 4 nanti. Dan ini adalah meeting yang sangat penting. Attar meminta Samira untuk sabar menunggunya. Attar bilang ke Maliq bahwa dia sangat sedih akan nasib keluarga mereka.

Attar dan Maliq tiba di rumah. Semua orang ada di sana. Konflik pun meledak. Paris menangis tersedu-sedu dan meyakinkan seluruh anggota keluarga bahwa Ranum memang mengincar Paris. Mila dan Samira memihak Paris. Halimah menenangkan Ranum. Akhirnya masalah pun meruncing dimana Paris bilang sepertinya dia nggak sanggup tinggal di rumah ini lagi, meski dia sangat ingin tetap tinggal bersama Samira dan yang lainnya. Samira bilang Ranum lah yang harus pergi, bukan Paris. Samira menambahkan, Ranum melempar cicak, menyuruh ibunya menghinanya... Apa yang bisa Mami pertahankan dari dia?

Ranum menangis. Maliq berusaha membela Ranum dengan mengatakan bahwa ini semua bohong dan tak ada buktinya. Samira geram dan menyuruh Maliq enyah bersama istrinya itu. Hanya itu solusinya. Halimah berusaha menengahi dengan mengatakan itu tidak mungkin dilakukan. Lantas Samira bertanya jika cara ini tidak bisa dilakukan, apa cara lain yang bisa dilakukan? Samira bilang dia tak akan membiarkan Paris pergi, karena rumah ini sudah seperti rumahnya sendiri, kenapa dia harus pergi dari sini. Ranum lah yang harus pergi dari sini!

Episode 09, Selasa, 2 Agustus 2011

Miranda mendatangi rumah Samira dan menuduhnya telah menyiksa Ranum. Miranda juga menuduh Samira telah menyuap seseorang untuk menyabotase pernikahan Maliq dan Ranum.

Miranda berkata pada Ranum bahwa dirinya merasa bahwa Samira dan Paris sudah bersekongkol untuk menjatuhkan Ranum dengan memberi uang sogokan kepada Mansyur.

Maliq datang ke rumah Miranda dan memberitahunya bahwa dirinya akan selalu menjaga Ranum dan meminta Miranda untuk tidak bertengkar lagi dengan Samira.

Episode 10, Rabu, 3 Agustus 2011

Halimah sedih memikirkan nasib Ranum yang selalu dijelek-jelekan oleh keluarga Samira. Saat itu, Ranum datang menemui Halimah, Halimah lalu memintanya untuk jangan bersedih.

Paris memfitnah Ranum dengan bercerita kepada Attar bahwa Ranum berusaha membuat Ibu Attar terkena luka bakar dengan memanaskan cangkir ke dalam oven. Attar menjadi marah.

Episode 11, Kamis, 4 Agustus 2011

Halimah tahu kalau Ranum dan Maliq akan pergi dari rumah. Dia mendatangi Ranum dan Maliq dan mencoba membujuk mereka untuk jangan pergi, tapi Maliq menolaknya.

Ranum kaget saat Halimah memutuskan untuk ikut pergi. Ranum meminta Halimah untuk tidak meninggalkan rumah.

Sementara itu, Paris menelepon Jody, dan memberi tahu bahwa misi mereka menyingkirkan Ranum dan Maliq dari rumah Samira, sudah berjalan sukses.

Episode 12, Jumat, 5 Agustus 2011

Ranum merasa merasa bersalah karena telah membuat situasi di keluarga Maliq menjadi panas. Maliq pun meyakinkan Ranum bahwa Ranum tidak semestinya berpikir seperti itu, karena memang bukan dia penyebabnya.

Ranum datang menemui Adila dan mengatakan bahwa dia ingin kembali bekerja. Ranum bercerita bahwa sekarang dia pindah ke rumah keluarga Maliq yang lebih kecil. Adila merasa prihatin pada Ranum.

Sinopsis Episode 12
Tayang : Jumat,5 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Mila dan Ruben masih ada di pondokan. Ranum yang memang niat mengikuti mereka, berdiri di depan pondokan. Kita lihat Ranum mengangkat tangannya, untuk mengetuk pintu. Tapi pintunya malah terdorong dan terbuka.

Ranum kaget saat dia lihat Ruben lagi bermesraan dengan Mila. Ranum langsung mendatangi Ruben dan mencoba untuk menghentikannya. Mila juga kaget saat melihat Ranum. Ranum memperingatkan Mila, kamu jangan deket-deket sama cowok ini, dia bukan cowok baik-baik... Tadi aku lihat dia nyampurin alkohol/vodka ke minuman kamu, Mil. Mila malu dan memaki-maki Ranum, ga usah ikut campur urusan orang. Udah diusir dari rumah, masih aja belum ngerti, kalo kamu tuh engga ada apa-apanya buat kami. Ranum berusaha semampunya untuk meyakinkan Mila bahwa yang dilakukan Mila salah, tapi Mila malah memakinya dan memintanya diam dan pergi dari sana. Ruben, yang jadi tahu bahwa Ranum adalah kakak ipar Mila, jadi sangat kesal dan pergi di sana sambil menyeret Mila. Ranum tampak sangat kecewa.

Mila pulang ke rumah dan bilang pada ibunya, Samira dan Paris bahwa tadi Ranum bertingkah lagi dengannya. Tapi saat cerita, Mila juga bohong. Dia bilang dia lagi main-main di pantai sama temen-temennya. Tiba-tiba Ranum datang dan gangguin Mila yang lagi asik main sama teman-temannya. Ranum malah nuduh Mila jadi cewek engga bener, engga punya moral. Samira kesel banget dan Paris juga makin manas-manasin dengan mengatakan, kok bisa ya si Ranum ngomong gitu. Samira menelepon Maliq yang sedang ada di kantor dan menyuruhnya cepat menemui Samira di rumah. Maliq heran, kenapa Samira menyuruhnya ke rumah? Dia bertanya apa alasan Samira menyuruhnya datang? Samira malas menceritakannya di telepon, dia bilang ada hal serius yang harus dibicarakan. Maliq, yang enggan datang ke rumah Samira, jadi berpikir di kursi ruangannya. Kira-kira apa yang bakal diomongin, yaaa? Hmmm mungkin memang ada hal yang penting.... Lagipula, biar gimana pun Samira kan ibu aku juga…

Maliq pulang ke rumah menemui ibunya. Samira, Mila dan Paris menyambut Maliq. Maliq kelihatan engga nyaman dengan kehadiran mereka. Paris menawarkan diri untuk mengambilkan kue-kue pada Maliq, tapi Maliq engga mau. Samira memuji sikap Paris tadi. Samira juga basa-basi supaya Maliq engga usah canggung, tapi Maliq kelihatan engga peduli. Dia langsung bertanya pada Samira apa alasannya menyuruhnya datang? Samira dan Mila sadar bahwa Maliq tak bisa bersikap seperti dulu. Samira mulai pasang tampang serius dan cerita soal tingkah Ranum saat bertemu Mila di pantai. Samira bilang sikap Ranum kampungan. Siapa pun yang jadi Mila pasti engga segan nampar Ranum. Tapi karena Mila masih menganggapnya kakak ipar, Mila diam saja. Maliq heran karena Ranum engga mungkin melakukan hal seperti itu. Samira marah. Dia bilang Ranum bisa melakukan apa saja, tapi Maliq memang engga pernah percaya kalo istrinya itu bisa berbuat salah. Siapa yang tahu dia main ilmu hitam? Dia aja bisa memisahkan Maliq dari ibu kandungnya. Samira bilang, mami kangen sama kamu, tapi keliatannya kamu sama sekali nggak kangen sama mami. Mami yakin, bukannya marahin istri kamu, kamu pasti mikir adik kamu ini yang salah. Ya kan? Maliq tak mengerti apa yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan masalah ini. Dia bilang meskipun dia yakin Ranum tak mungkin begitu, tapi dia akan memikirkan masalah ini. Nggak lama Maliq pergi. Dia tampak kecewa dan kesal.

Di rumah nampak Ranum lagi ngaji berdua Halimah. Maliq tiba di rumah dan melihat Ranum membacakan terjemahan Al-Quran ke neneknya. Maliq balik badan dan jalan ke kamarnya. Ranum selesai ngaji dan menghampiri Maliq. Ranum bertanya bagaimana kegiatan Maliq seharian ini? Bukannya menjawab, Maliq malah sangat dingin sikapnya ke Ranum. Maliq bertanya apa Ranum bertemu Mila di pantai. Ranum kaget, kok Maliq bisa tahu? Maliq yang kesal langsung melabrak Ranum, ngapain sih kamu ngelarang-larang Mila main sama temen-temennya di pantai. Pake ngatain cewek murahan segala, lagi. Ranum kaget bukan main dan berusaha menjelaskan. Dia bertanya pada Maliq apa Maliq percaya dia bisa melakukan semua itu. Akhirnya Halimah juga muncul ke sana. Ranum menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Maliq tercengang mendengarnya. Dia menyesali sudah naik pitam dan melampiaskan emosinya pada Ranum. Ranum keluar kamar, perasaannya engga keruan. Dia nangis. Halimah bertanya apa Maliq percaya dengan cerita Mila? Maliq bilang dia bingung mana yang harus dia percayai, apa yang harus dia lakukan? Tapi, apapun itu, Ranum harusnya engga usah ikut campur. Halimah berusaha membela Ranum dengan mengatakan, mana mungkin Ranun diam saja, kalo dia melihat sesuatu yang udah jelas salah, Maliq. Tindakan Ranum ya benar. Halimah pergi. Maliq tampak berpikir.

Maliq membujuk Ranum untuk tidak menangis lagi. dia mengajaknya jalan-jalan. Ranum diam dan masih sakit hati. Maliq mengajaknya jalan-jalan dan makan di restoran. Dengan berbagai cara, akhirnya Maliq berhasil baikan dengan Ranum. Maliq bilang dia tahu Ranum engga mungkin salah.

Maliq mencari tahu soal Mr. Kilmer di websitenya. Dia print semua detailnya. Kemudian dia menelepon teman kampusnya, Kirsten, yang sekarang tinggal di Australia. Maliq memintanya untuk menyelidiki soal perusahaan Mr. Kilmer. Maliq mengirimkan email berisi semua detail perusahaan dan background Mr. Kilmer. Setelah 2-3 hari, Kirsten menelepon balik dan memberikan banyak informasi mengenai Mr. Kilmer.

Maliq pergi ke rumah ibunya dan cerita dia sudah menyelidiki tentang Mr. Kilmer dari Australia. Samira geram karena Ranum dan ibunya sudah benar-benar mencuci otak Maliq. Maliq berusaha membuat ibunya mengerti. Maliq juga menyodorkan bukti-bukti keburukan Mr. Kilmer. Maliq bilang kalo nanti ada perselisihan di perusahaan, Attar pasti nanti akan kecewa. Apa ibu mau perusahaan yang udah dibangun ayah hancur gitu aja? Cuma ini kok yang mau aku kasih tahu ke ibu. Sekarang terserah kalian, mau tetap bekerja sama dengan Mr. Kilmer atau malah ngebatalin. Maliq pergi. Samira dan Mila tampak menerawang, memikirkan kata-kata Maliq.

Attar dan Paris pulang dari kantor. Attar memuji Paris di hadapan ibunya, karena berkat Paris, kerja sama yang dibangunnya dengan Mr. Kilmer akan menghasilkan keuntungan melimpah untuk perusahaan mereka. Bukan cuma itu, kesepakatan antara mereka juga sudah disiapkan, tinggal Samira tanda tangani saja. Attar menyodorkan surat perjanjian ke hadapan Samira. Samira menolak untuk menandatanganinya. Dia cerita apa yang Maliq ketahui tentang Mr. Kilmer. Samira cerita bahwa Mr. Kilmer pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain, tapi selalu berakhir di pengadilan. Attar terkejut, begitu pun dengan Paris. Mereka berdua bertanya pada Samira, kok ibu bisa tahu? Buktinya apa? Samira menunjukkan dokumen-dokumen yang teman Maliq kirimkan via email. Attar dan Paris tercengang membacanya.

Paris pura-pura peduli. Dia kelihatan kesal dan menelepon Bima. Dia cerita soal semua bukti yang Maliq punya. Padahal maksudnya Paris justru memberi info ke Bima, bahwa keluarga ini sudah tau semuanya… Dan Bima harus mencari akal…. Bima memintanya sabar dan tenang. Bima bilang mereka harus menandatangani surat perjanjiannya besok, jadi mereka semua harus pergi ke rumah Mr. Kilmer. Langkah selanjutnya, lihat saja perkembangannya nanti. Paris menutup teleponnya dan cerita pada Attar dan Samira tentang apa yang Bima katakan. Namun Samira bilang kita engga akan pergi dan bikin kerja sama sama si Mr. Kilmer itu. Attar meyakinkan ibunya bahwa mereka harus menemui Mr. Kilmer besok, lagipula mereka harus mengatakan alasan mereka tak bisa melanjutkan kerja sama ini secara langsung. Menurut Attar, tidak baik jika mereka diam saja dan tidak menandatangani perjanjian itu. Bima sudah ada di sana kok ibu, biar dia yang jelasin semuanya.

Paris bilang, Attar benar, Bu, kita memang harus nemuin Mr. Kilmer. Kalao memang ada yang engga kita setujuin, kita engga usah lanjutin kerja sama ini. Kita bilang aja secara langsung. Niatku cuma mau bikin perusahaan ini meraup untung besar kok. Samira bilang dia mengerti niat Paris, dan sangat menghargai usahanya, tapi biar Maliq udah pergi dari rumah, dia masih peduli soal keluarga. Lagipula Maliq kan anak ibu juga.

Paris diam-diam menelfon Jody di kamar mandi. Dia menceritakan semua bukti yang Maliq berikan pada Samira. Sekarang keluarga itu curiga pada Mr. Kilmer. Paris bilang dia berhasil meyakinkan mereka untuk datang ke rumah Mr. Kilmer. Tapi gimana caranya Jody harus bikin mereka puas saat ketemu dengan Mr. Kilmer supaya mereka mau tanda tanganin surat perjanjian itu, kalo engga rencana mereka bakal amburadul. Jody meyakinkan Paris bahwa dia akan cari cara. Jody menutup telfonnya dan tampak berpikir keras.

Kita lihat, Halimah ada di mesjid. Kita lihat mobil dan sopir ada di depan mesjid. Miranda, yang pulang sehabis membeli sesuatu di pasar, bereaksi saat melihat mobil dan sopir di depan mesjid. Miranda tanya pada sopir, Pak ngapain di sini? Sopir bilang lagi nunggu nenek di mesjid. Tadi saya anterin dia. Miranda bilang, bagus deh kita ketemu di sini, tadi saya lagi nungguin Bajaj, tapi engga dapet-dapet. Boleh anter saya ke rumah ga pak? Sopir bilang, wah engga bisa Bu. Miranda kesal, kenapa engga? Rumah saya kan searah. Sopir bilang Halimah sekarang tinggal di rumah yang jauh dari rumah Miranda. Maliq dan Ranum pun sudah pindah dari sana. Sekarang mereka sama-sama tinggal di rumah itu. Miranda kaget. Tidak lama kemudian Halimah muncul. Miranda bertanya, apa benar, Nek? Halimah mengamini. Miranda langsung nyerocos, tega banget si nenek sihir itu ngusir Ranum dari rumahnya. Halimah memintanya untuk tetap tenang dan tidak membuat masalah. Miranda masih kesal dan bertanya dimana Ranum? Halimah bilang Ranum kerja bersama dengan Adila. Miranda benar-benar habis kesabaran. Dengan kesal Miranda bilang, bener-bener si Samira, udah bikin Ranum jadi orang susah lagi. Masak menantu orang kaya raya, keluarga terhormat, kerja di kios pinggir jalan. Engga bener nih, aku engga boleh tinggal diam. liatin aja tuh si Samira. Halimah berusaha mencegah Miranda, tapi Miranda engga peduli. Dia langsung menghentikan taksi. Miranda duduk di dalamnya, dan kita lihat taksi melesat pergi dari sana.

Miranda tiba di rumah Samira dan teriak-teriak di depan pintu, heh nenek sihir, keluar kamu. Samira tiba di ruang tengah dan kaget saat melihat Miranda. Satpam dan pembantu yang tadi berusaha mencegat Miranda, hanya berdiri pasrah saat Miranda nyerobot masuk ke dalam, setelah mendorong mereka. Samira memaki-maki mereka, kenapa kalian biarin dia masuk sih? Miranda nyerocos, kamu pikir dua satpam itu bisa cegat saya? Ya engga lah. Harusnya mereka yang cegah kamu ngusir anak kamu sendiri, menantu kamu sendiri, ibu mertua kamu sendiri dari rumah ini. ngerti! Mana tuh si nenek sihir satu lagi, hari ini juga, kalian harus tahu siapa saya! Mila dan Paris keluar juga dan kaget saat melihat Miranda. Paris berseru, apa-apaan sih ni?! Kamu ngapain teriak-teriak kayak orang gila gitu? Miranda membalasnya, kalian pikir kalian bisa tenang-tenang aja setelah nyiksa anak saya? Engga... saya engga akan tinggal diam... Samira mengusirnya dan drama makin panas saat Samira mengancam akan menelfon polisi. Miranda menjawab dengan sok, ngapain nelfon polisi? Saya udah telfon media, orang tv, mereka sebentar lagi juga dateng. Sekarang juga, biar mereka liput semua soal keluarga ini, biar semua orang tahu perempuan macam apa kamu, pura-pura baik di depan orang, padahal bermuka dua. Nyiksa menantunya sendiri, dll. Ingat, saya engga akan tinggal diam. Samira tercengang mendengarnya. Tak lama, kita dengar suara mobil berhenti di depan rumah Samira. Miranda bilang, kalo kamu engga percaya, liat aja di depan rumah. Samira melongok ke jendela dan kaget saat melihat van tv sudah diparkir di depan pagar rumahnya. Paris dan Mila juga melongok keluar dan ketiganya kaget dan pucat.

Sinopsis Episode 13
Tayang : Sabtu, 6 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB

Samira terbelalak saat melihat jejeran wartawan di depan rumahnya. Mereka sigap dalam mobil broadcasting mereka masing-masing. Miranda berdiri di depan mereka. Paris dan Mila ada bersama dengan Samira. Samira melotot ke Miranda dan melabraknya, “Kamu pikir kamu bisa nakut-nakutin aku dengan bawa semua wartawan itu hah?"

Aku engga punya salah sama siapapun. Semua ini bohong. Kamu pikir aku engga bisa ngomong sama wartawan itu? Lancang benar kamu masuk ke rumah ini tanpa seizin dariku. Pergi dari sini”.

Sementara itu para wartawan turun dari mobil mereka. Mereka memegang mic, kamera, dll. Tidak lama kemudian kita lihat bajaj berhenti di depan rumah itu. Ranum turun dari bajaj dan cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Miranda dan Samira lagi ngotot-ngototan waktu Ranum datang dan menengahi mereka. Ranum menyuruh Miranda berhenti. Miranda kesal sama Ranum dan dia bilang ngapain sih kamu pake ikutan ke sini segala? Ranum bilang Nenek Halimah kasih tahu aku kalo ibu pergi ke sini. Ranum bertanya kenapa Miranda memanggil wartawan seperti ini.

Miranda bilang kejahatan si nenek sihir sama kamu dan Maliq lebih baik dibeberin ke media. Miranda bertanya pada Samira, sebenernya Maliq itu anak tiri atau kandung sih, kamu tega banget ngusir Maliq dan Ranum. Mendengar ini, emosi Samira makin terpancing, dia kembali melabrak Miranda. Miranda juga engga mau kalah. Ranum berusaha menghentikan mereka. Drama makin panas antara Miranda dan Samira. Paris dan Mila membela Samira. Cekcok terus berlanjut hingga klimaksnya Ranum terpaksa menarik tangan ibunya dan menyeretnya ke luar. Miranda emosi banget jadinya dan menampar Ranum. Ranum melipat kedua tangannya di depan Miranda dan memohon, kalo memang ibu mementingkan kebaikanku, tolonglah, ayo kita pergi dari sini. Engga usah bikin ulah kayak gini lagi. Miranda malah memaki-maki Ranum, kamu itu sok kalem sih, makanya orang-orang itu ngusir kamu dari rumah. Bikin kamu harus tinggal di rumah kecil. Kalo sekarang aja mereka bisa gitu, besok-besok kamu bisa dibikin jadi gelandangan, kali. Ranum bilang ya apapun yang sudah ditakdirkan untukku, bu, pasti akan begitu yang terjadi. Ranum kembali memohon Miranda untuk meninggalkan rumah itu. Miranda bilang ya udah, kalo kamu sama Maliq mau terus-terusan hidup kayak gini, ngapain juga aku repot-repot. Setelah mengatakan ini Miranda pergi dengan tampang masih kelihatan kesal. Ranum minta maaf pada para wartawan dan meminta mereka untuk meninggalkan rumah.

Ranum minta maaf pada Paris, Samira, dan Mila. Tapi balasannya, Samira malah memaki Ranum, menyuruhnya untuk tidak lagi berulah yang aneh-aneh. Mila bertanya pada Ranum, kamu tuh maunya selalu cari gara-gara sama orang rumah ini ya, pake bikin macem-macem segala. Emang kamu engga ada kerjaan lain apa selain gangguin hidup orang? Mila bilang udah mana pake malu-maluin aku di depan temen-temenku, lagi. Samira bilang, kemaren kamu udah bikin malu Mila, sekarang bawa-bawa ibu kamu ke sini cuma buat ngancem-ngancem. Pergi dari sini! Samira merampas tangan Ranum dengan kasar dan menyeretnya keluar rumah. Samira bilang bahwa dia tak takut hanya dengan dua orang murahan seperti Ranum dan ibunya. Samira mendorong Ranum sambil meneriakinya untuk pergi dari sana. Ranum syok melihat perangai keluarga suaminya itu. Mila dan Paris juga ikut mendorong dan mengusirnya…

Paris cerita pada Attar tentang kejadian tadi melalui telepon. Attar masih di kantor. Dia syok saat mendengarnya. Dia sudah habis kesabaran. Dia pergi ke ruangan Maliq dan mengatakan semua ulah Ranum dan ibunya di rumah mereka memanggil wartawan segala. Maliq juga syok saat mendengarnya. Dia jadi sangat kesal.

Maliq, Halimah dan Ranum membicarakan masalah itu. Maliq meminta Ranum untuk mengontrol ibunya. Ranum sedih dan bilang kalo dia udah berusaha sebisanya untuk bikin Miranda ngerti. “Aku udah bilang ke dia kalo ini yang terbaik buat aku dan kamu, dan mudah-mudahan ibuku engga bikin ulah lagi”. Maliq pun berharap yang sama.

Oki bertamu ke rumah Maliq dan ketemu dengan Ranum, Maliq dan Halimah. Oki sudah cerita soal masalah cintanya ke Maliq dan Ranum. Oki kelihatan sedih banget, cerita soal cewek incerannya Mona... Maliq malah ngetawain masalah Oki dengan ceweknya. Maliq malah ngeledekin dia. Ranum menegur Maliq. Dia bilang Oki lagi ada masalah, yang lumayan serius. Maliq malah makin geli. Ranum menenangkan Oki, dia bilang dia akan ngomong sama Mona. Ranum tanya-tanya soal Mona, dimana dia kerja? Apa kerjaannya? Oki bilang Mona kerja di kantor majalah.

Mona keluar dari kantornya dan ketemu dengan Ranum. Oki juga ikut bersama Ranum. Ranum berhasil bikin Mona yakin dan menyelesaikan masalah salah paham antara Oki dan Mona. Oki dan Mona baikan. Ranum pergi. Mona dan Oki ada di sebuah kedai kopi. Mona menyuruh Oki bersumpah untuk engga jelalatan lagi ke cewek lain. Kalo sampe Mona lihat Oki berduaan sama cewek lain, Mona bisa ngamuk. Oki bilang jangankan sumpah, sit-up sambil megangin kuping dia juga mau. Oki langsung meragain di depan orang-orang di kedai kopi. Mona menyuruhnya berhenti.

Sesuai dengan rencana Jody, Bima dan Paris, Bima datang ke rumah Paris. Bima bilang pada Samira, ya kalo bisnis udah sebesar itu, kasus-kasus yang dialami Mr. Kilmer memang wajar aja terjadi. Attar juga sepakat dengan Bima. Tapi Samira komentar, di luar bukti-bukti yang Maliq kasih, saya rasa konyol ya kalo kita tetep lanjutin kerja sama ini. Mila juga setuju sama ibunya, tapi Bima bilang mereka toh engga kasih uang ke Mr. Kilmer, malah, mereka akan dikasih uang sama Mr. Kilmer. Lagipula Mr. Kilmer juga cuma ngambil untung sedikit, jadi, mereka engga akan merugi, malah akan untung besar. Ini jelas kesempatan emas. Sayanglah untuk dilewatkan. Paris nambahin, kesempatan emas kan engga dateng dua kali. Samira masih kelihatan ragu, tapi akhirnya mereka berhasil meyakinkan Samira, mereka akan bicara pada Mr. Kilmer dulu, baru setelah yakin mereka bisa lanjutin kerjasama ini.

Samira, Attar dan Paris datang ke rumah sewaan Mr. Kilmer yang mewah. Bima juga ikut sama mereka. Rumah Mr. Kilmer kelihatan lebih besar dan keren ketimbang rumah Samira, dan ini bikin Samira dan Attar sangat terkesan. Mr. Kilmer menyambut mereka. Bima bertanya pada Mr. Kilmer soal kasus-kasus yang ada hubungannya dengan bisnisnya. Mr. Kilmer kaget dari mana mereka tahu soal kasus-kasus itu. Attar bilang, kita kan akan kerja sama di bisnis yang besar, pastinya kami harus tahu background partner kami, supaya transaksi kita nantinya juga transparan. Mr. Kilmer setuju, karena dia juga pernah ditipu beberapa kali, jadi dia engga mau ambil resiko. Dia bilang dia udah percaya sama Bima, yang juga punya kepercayaannya yang sama pada Attar. Karena perusahaan mereka punya kepercayaan besar di mata pasar mereka, Mr. Kilmer mau investasi untuk untung yang tidak banyak. Mereka engga usah terlalu pusing, karena dia yang akan berinvestasi. Tidak lama kemudian Mr. Kilmer ditelepon seseorang. Di telepon, dia bilang dia engga bisa investasiin uangnya ke bisnis lain karena dia udah investasi banyak di bisnis lain hari itu. Mr. Kilmer bilang dia akan bicarain lagi setelah 3-4 bulan, karena dia nunggu hasil investasinya di bisnis yang lain juga. Samira, Attar, Paris dan lain lain nguping. Mr. Kilmer bilang sama mereka, kalo mereka khawatir soal reputasi mereka, Mr. Kilmer hanya ingin kerja sama dengan orang-orang jujur. Kalo mereka engga mau lanjutin, engga masalah. Setidaknya, mereka bisa makan siang bersama sebagai tamunya.

Attar dan Samira lihat-lihatan waktu Mr. Kilmer menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makan siang. Mr. Kilmer pamit masuk ke dalam, dia bilang dia akan kembali sebentar lagi. Attar, Samira Paris dan Bima berdiskusi soal kerja sama itu. Paris bilang mereka harus manfaatin kesempatan ini. Paris bilang coba denger aja waktu dia ditelepon tadi. Bima juga setuju sama Paris, dan Attar jadi yakin. Samira bilang kalo mereka semua udah yakin ya lanjutin aja kerjasama ini. Dia juga engga keberatan. Akhirnya perjanjian antara mereka ditandatangani. Pengacara Mr. Kilmer dan Attar juga hadir. Kue-kue disajikan. Mereka merayakan kerjasama mereka. Samira bilang ini bulan yang membawa berkah, karena esok sudah Ramadhan.

Samira, Mila, Attar, Paris pergi ke mesjid dan beribadah. Waktu mereka keluar, mereka lihat Maliq dan Ranum baru datang. Samira kaget, Maliq mengucapkan salam, begitu juga dengan Ranum. Samira dan Mila membalas salam Maliq, tapi nyuekin Ranum dan melengos. Paris juga mengikuti mereka. Attar terpaksa juga ikut ibunya. Samira, Mila, Attar dan Paris duduk di mobil dan pergi dari sana. Maliq dan Ranum mengamati kepergian mereka. Maliq mengajak Ranum untuk masuk ke mesjid. Ranum kelihatan sedih. Keduanya beribadah. Ranum berdoa meminta Allah memberikan kekuatan padanya untuk menghadapi semua dengan besar hati. Dia meminta Allah melancarkan semua urusan.

Ranum datang ke kampus Mila dan menemuinya. Mila berusaha menghindar, tapi Ranum bersikeras. Dia cegat Mila dan bilang bahwa dia tak pernah berpikir jadi musuh, justru sebaliknya. Biarpun dia diusir, dia masih peduli pada keluarganya. Makanya, dia datang ke sini, untuk ingetin Mila supaya jauh-jauh dari Ruben karena Ruben bukan cowo baik-baik dan engga bisa dipercaya. Mila menyuruh Ranum diam dan mengurus urusannya sendiri. Cewe kampungan kayak Ranum pikirannya sempit dan selalu cari-cari kesalahan. Cekcok pun terjadi. Semua usaha Ranum untuk bikin Mila ngerti, sia-sia. Mila malah mengusirnya dan melarang Ranum untuk memanggilnya adik ipar karena dia sendiri tak pernah menganggap Ranum bagian dari keluarganya. Mila melengos, jalan menuju gedung kampusnya. Ranum pasrah meratapinya. Dia tampak sakit hati. Rupanya Daniel mendengar semuanya.

Jody dan Paris ada di rumah Bima. Bima juga ada di sana. Mereka merayakan keberhasilan mereka membuat keluarga Attar menandatangani perjanjian kerja sama itu. mereka seneng banget. Bima bilang hari itu sebentar lagi akan datang, hari di mana kita akan berhasil mencapai target kita. Jody bilang aku akan jadi orang paling bahagia di hari itu, karena kekayaan Attar semua akan jadi milikku. Paris bilang, eits, bukan milik kamu seorang, tapi milik kita bertiga. Ketiganya tertawa dan tos.

Ranum, Halimah dan Maliq ada di rumah mereka. Halimah dan Ranum baru tahu kalau perjanjian kerja sama antara Attar, Samira dan Mr. Kilmer sudah ditandatangani. Maliq kecewa banget. Halimah berusaha menghiburnya. Dia bilang biarpun Maliq dan istrinya diperlakukan dengan semena-mena, dan diusir dari rumah, mereka sudah melakukan tugas mereka untuk bikin keluarga itu mengerti, tapi ternyata keluarga di sana engga mau ngerti, jadi apa yang bisa mereka perbuat, selain pasrah? Halimah meminta Maliq untuk tidak terlalu cemas, serahkan semua pada Allah. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik buat kita semua.

Maliq berdua Ranum di kamar. Maliq masih kesal. Ranum menghiburnya, tapi Maliq belum bisa bersikap kayak biasanya. Ranum memaksanya untuk jalan-jalan. Maliq menolak, tapi Ranum memaksanya. Ranum mengajaknya keluar, dia bilang dia mau makan es krim. Sebelumnya, Maliq pernah ajak Ranum keluar untuk menghiburnya. Sekarang Ranum yang ajak Maliq keluar untuk menghiburnya.

Ranum dan Maliq membawa es krim dan duduk di meja pojok. Tak lama, Jody datang, naik mobil Paris. Mobil berhenti di dekat kedai es krim. Jody turun dan jalan ke kedai es krim untuk beli es krim. Maliq dan Ranum lagi sibuk makan, tapi tiba-tiba Maliq lihat Jody lagi beli es krim. Jody balik badan dan jalan ke pintu keluar kedai sambil bawa es krim. Maliq dan Ranum menoleh, melihat Jody jalan membawa dua es krim. Maliq tebak Fadia pasti ikut. Tapi Ranum kaget waktu dia lihat Jody jalan ke arah mobil Attar. Maliq juga kaget waktu lihat ini. Jody menyerahkan es krimnya ke Paris yang duduk dalam mobil. Paris mulai memakan es krimnya dan menerima es krim lainnya dari Jody, yang akhirnya duduk di samping Paris. Dari bahasa tubuh mereka, jelas banget kalo mereka memiliki hubungan lebih dari teman. Jody nyalain mobil dan pergi dari sana. Maliq dan Ranum kaget banget, karena yang mereka lihat bukan Fadia, tapi malah Paris yang merebahkan kepalanya di atas bahu Jody. Es krim terlepas dari genggaman tangan mereka.

Episode 13, Sabtu, 6 Agustus 2011

Di telepon, Maliq berusaha memberitahu Samira untuk berhati-hati dengan Paris, karena Paris tidak sebaik yang Samira kira. Namun Samira malah marah dan tidak percaya dengan ucapan Maliq.

Ranum terkejut ketika ia melihat Mila dan Ruben sedang bersama menuju ke sebuah tempat sambil bergandengan tangan.

Ranum pun mengikuti Mila dan Ruben. Dia terkejut ketika melihat Ruben memasukkan sesuatu ke dalam minuman Mila.

Episode 14, Minggu, 7 Agustus 2011

Maliq pulang ke rumah menemui ibunya. Samira, Mila dan Paris menyambut Maliq. Maliq kelihatan tidak nyaman dengan kehadiran mereka. Paris menawarkan diri untuk mengambilkan kue-kue pada Maliq, tapi Maliq menolak.

Maliq membujuk Ranum untuk tidak menangis lagi. dia mengajaknya jalan-jalan. Ranum diam dan masih sakit hati. Maliq mengajaknya jalan-jalan dan makan di restoran. Dengan berbagai cara, akhirnya Maliq berhasil baikan dengan Ranum.

Maliq pergi ke rumah ibunya dan cerita dia sudah menyelidiki tentang Mr. Kilmer dari Australia. Samira geram karena Ranum dan ibunya sudah benar-benar mencuci otak Maliq.

Sinopsis Episode 14
Tayang : Senin, 8 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB

Ranum dan Maliq kesel banget setelah lihat Jody berduaan sama Paris. Mereka langsung paham, siapa yang selama ini memfitnah Ranum. Maliq marah banget sama Jody. Dia bilang sama Ranum, dulu Jody niat menikah dengan Kak Fadia juga karena pengen punya perusahaan. Attar nggak kasih, dan malah suruh dia kerja keras. Rupanya dia sakit hati. sekarang dia malah mengkhianati Fadia sekaligus ngancurin hidup Attar.

Maliq kesal banget saat ini. Dia engga akan tinggal diam dan akan menghabisi Jody, katanya. Ranum bilang ke Maliq, Ranum ngerti perasaan Maliq, tapi mereka harus tetap hati-hati dalam mengambil keputusan. Jangan emosi. Ranum menenangkannya dan mengajaknya pulang. Semalaman Maliq masih kesal. Dia sampe engga bisa tidur. Ranum kasih saran pada Maliq untuk ngomong baik-baik ke Jody, bilang kalo Jody punya hubungan gelap dengan Paris, semua keluarga bisa kecewa, bahkan hancur berantakan. Gimana dengan Fadia dan Attar? Maliq lalu nanya menurut Ranum, Jody mau ngerti kalo cuma diomongin baik-baik gitu? Engga usah ngerti deh, mungkin denger Maliq aja dia engga akan mau. Ranum bilang setidaknya Maliq coba dulu, mungkin nanti Jody mau denger Maliq, karena dia pasti akan takut dipermalukan di depan orang banyak.

Maliq menyesal kenapa mereka menyetujui pernikahan Attar dan Paris, dan nggak mendengarkan Ranum, yang saat itu sudah bisa menangkap niat buruk Paris. Besok paginya, Ranum berdoa meminta ketenangan dan kebahagiaan untuk keluarga mereka. Maliq kelihatan kesal saat nyetir mobil menuju kantornya. Ingatan akan Jody membawakan es krim buat Paris masih terus terngiang-ngiang. Dia ingat akan permintaan Ranum yang menyuruhnya bicara dengan Jody secara langsung. Maliq masuk ke sebuah kantor dan jalan langsung ke ruangan Jody. Di ruangan Jody, Maliq langsung mengkonfrontir Jody, bisa-bisanya kamu mesra-mesraan sama Paris kemaren malem?! Ingat? Di dalam mobil, depan kedai es krim. Jody kaget saat mendengarnya, tapi dia cepat-cepat menenangkan diri dan bilang kalau semua yang Maliq katakan engga benar. Engga mungkin Maliq lihat Jody dan Paris berduaan. Jody bilang, ngapain sih pake nuduh aku melakukan hal yang mustahil aku lakukan???

Maliq berusaha membuat Jody mengerti bahwa ini masalah yang sangat serius dan bisa menghancurkan hidup Fadia dan Attar, tidak hanya mereka, seluruh keluarga pun akan kena getahnya. Maliq bilang, nggak usah deh coba-coba mengelak, karena aku yakin sekali apa yang aku lihat. Dia baru tahu kalau Jody memang punya hubungan gelap dengan Paris. Maliq bilang, lebih baik Jody cepat putusin Paris, karena dia bisa habis kesabaran. Ini adalah yang pertama dan terakhir dia peringatkan Jody.

Jody naik pitam. Dia bilang Maliq sengaja menuduhnya yang engga-engga, karena toh memang Maliq dan istrinya sering berulah di rumah mereka. Mereka berdua adalah penyebab banyak kejadian di rumah, seperti cicak di dalam susu, minyak tumpah yang bikin Samira cidera. Semua itu ya ulahnya Ranum. Belum cukup puas kalian? Abis diusir dari rumah sekarang aku yang jadi tumbal kalian, sampe kalian nuduh aku melakukan hal yang engga-engga, iya? Percekcokan makin sengit sampai akhirnya Maliq bilang kalo Jody dan Paris masih tetap ketemuan, dia engga akan segan bilang ke Samira, Fadia dan kakaknya, Attar.

Saat itu Attar datang. Rupanya dia mendengar semuanya. Attar mengkonfrontir Maliq. Dia bilang dia tak pernah menyangka Maliq bisa bersikap kampungan dan bicara omong kosong seperti ini soal Paris. Apa Maliq sengaja ngadu domba keluarganya sendiri? Maliq berusaha meyakinkan Attar bahwa semua yang dia katakan benar adanya. Namun Attar engga mau percaya. Dia malah mengusir Maliq. Maliq bilang pada Attar bahwa Attar sudah kehilangan akal sehat saat ini. Dia tak bisa menilai mana yang benar mana yang salah. Tapi Maliq merasa dirinya masih waras sehingga tahu betul semua yang terjadi memang salah dan Paris lah yang menjadi otak di balik semua kejadian ini.

Attar yang sudah sangat emosi menuduh Maliq dan Ranum merusak tidak hanya suasana rumah tapi juga kantor. Sebaiknya Maliq pergi dan engga usah ngurusin urusan kerjaan atau perusahaan ini. Maliq cuma memandangnya, tanpa ba-bi-bu dia balik badan dan pergi dari sana. Attar kelihatan sangat kesal. Jody bilang mungkin Maliq kecewa karena mereka sudah lebih maju dan tanda tangan kerja sama besar tanpa melibatkan dirinya. Jadi, Maliq dan Ranum cari-cari cara untuk menjatuhkan mereka semua.

Attar sepakat dengan pernyataan Jody. Maliq duduk di ruangan kantornya. Dia kelihatan kesal banget. Dia berpikir keras. Tiba-tiba seperti ada yang memberitahunya, dia mulai browsing internet. Dia dapat info tentang pulpen mata-mata yang bisa nyala dengan sensor (rekaman mulai aktif kalau ada orang yang berbicara dan berhenti otomatis jika tak ada suara) dan suaranya sendiri overlap, spy pen ini bisa merekam omongan Paris. Aku bisa dapet bukti kuat. Maliq keluar kantor, naik mobil dan pergi untuk membeli spy pen.

Attar kelihatan sangat kesal di ruangannya. Dia teringat semua yang Maliq katakan, jadinya dia tak bisa konsentrasi ke kerjaannya. Tak lama, Paris masuk ke ruangannya dan minta maaf karena telat, dia ada kerjaan juga di kantornya sendiri. Paris melihat Attar seperti lagi banyak pikiran. Paris menggodanya, bilang mereka harus cuti sebentar untuk berduaan, kerjaan juga lagi engga banyak. Tapi Attar engga mood. Paris bingung. Dia tanya alasan Attar bersikap begini. Tapi Attar menghindar, engga memberikan jawaban yang pasti. Paris memaksanya. Attar terpaksa membeberkan semuanya. Paris naik pitam saat mendengarnya. Dia bilang dia engga akan tinggal diam, Ranum harus menanggung semua akibat perbuatannya itu.

Oki ditelepon ibunya, yang ingin kasih tahu kalau urusan pernikahan adik Oki, Laila sudah beres, jadi, Oki harus cepat pulang karena acaranya akhir pekan ini. Oki girang dan kasih tahu Mona soal pernikahan ini. Mona bilang dia juga ingin ikut nemenin Oki. Oki bilang ibunya agak kolot, Oki khawatir ibunya engga suka kalo Oki main bawa perempuan aja sebelum kasih tahu dia dulu. Oki bilang dia harus lapor dulu ke ibunya, baru dia akan bawa Mona buat dikenalin ke keluarganya. Mona setuju. Oki pulang kampung.

Di kantor, memergoki Paris yang bolak-balik kamar mandi, Maliq mengendap masuk ke ruangan Paris dan menyelipkan spy pen di antara pulpen-pulpen biasa. Dia buru-buru keluar dari ruangan itu. Tanpa Maliq sadari, ada ob yang memergokinya, ob tanya, apa bapak perlu sesuatu? Maliq bilang, engga. Maliq langsung masuk ke ruangannya.

Sementara Mila pergi ke kampus dan ketemu Ruben. Ruben tanya apa urusan Mila dengan kakak iparnya sudah beres? Mila bilang udah lah engga usah dipikirin, masalah engga penting. Ruben bilang, gimana kalo weekend ini kita nginep di resor pinggir pantai. Mila kelihatan agak ragu. Ruben menyadarinya. Dia jadi kesal dan bilang, ya udah lah, engga usah. Kayaknya kamu lagi banyak masalah sama keluarga kamu. Kamu juga engga tertarik lanjutin hubungan kita, ya udah kita lupain aja lah. Ruben balik badan, meninggalkan Mila dengan kesal. Tapi Mila lalu mencegatnya, engga engga, kamu salah paham. Aku cuma lagi inget-inget Sabtu nanti kita harus pergi ke mana ya. Ruben bilang, tapi tadi keliatan kok kamu engga tertarik. Mila bilang, engga Ruben, tunggu dong, aku bener-bener cinta kamu. Aku mau pergi sama kamu. Percaya deh sama aku. Ruben bilang, ya ya, ok. Ya udah sekarang aja, kalo sabtu nanti emang harus pergi ke mana. Mila kaget dan ragu, tapi karena takut Ruben marah lagi, dia mau-mau aja diajak pergi. Mila dan Ruben cepat-cepat pergi dari kampus.

Mila dan Ruben sampai di pantai. Ruben membawa Mila ke pondokan yang diam-diam sudah dipesan oleh Ruben. Sementara Mila malah engga tahu apa-apa. Keduanya masuk ke salah satu pondok dan Ruben cepat-cepat tutup pintu.

Di ruangannya, Paris tampak sibuk dengan kerjaannya. Dia menelepon seseorang dan bicara lewat telepon, dia bilang 'ya, kita emang sama-sama kangen, tapi mereka mulai curiga sama kita. Kita sebaiknya jaga jarak dulu deh....' Maliq mengamatinya dari ruangannya. Attar sibuk dengan kerjaannya. Kita charge on telepon, perlihatkan jam dinding menunjukkan pukul 4 sekarang. Paris bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangannya. Dia jalan ke ruangan Attar saat istirahat ngopi. Maliq mengamatinya dan masuk ke ruangan Paris untuk mengambil spy pen.

Maliq mendengarkan rekaman spy pen di ruangannya, untuk memastikan rekamannya berhasil dan lega bahwa Paris masuk jebakannya. Maliq pulang ke rumah dan memperdengarkan rekaman percakapan Paris ke Ranum dan Halimah. Dalam rekaman itu, Paris bilang sebaiknya dia dan Jody engga ketemuan dulu karna di kantor aja udah geger keadaannya. Mereka harus waspada, kalo engga Ranum dan Maliq akan membongkar rahasia mereka ke seluruh keluarga. Mereka bisa kena masalah. Sebaiknya mereka juga jangan telfon-telfonan dulu juga. Halimah tercengang mendengarnya. Ranum hanya mengucap, “Astagfirullah….”

Mereka harus bongkar itu semua di depan Samira dan Attar. Paris dan Attar pulang ke rumah. Samira melihat Paris kelihatan kesal. Dia tanya pada mereka kenapa mereka kelihatan kesal. Akhirnya mereka terpaksa cerita semua kejadian di kantor, gimana Maliq nuduh Paris selingkuh dengan Jody, gimana Maliq mengkonfrontir Jody. Samira kaget mendengarnya. Paris bilang ini semua konspirasi Maliq dan Ranum untuk fitnah Paris supaya harga diri Paris jatuh di mata keluarga ini. Padahal sebenernya si Ranum itu iri karena aku usaha mati-matian buat keluarga dan bisnis kita, kata Paris. Samira geram mendengarnya. Dia bilang dia akan bicara pada Ranum dan Maliq, tapi Paris menghalanginya. Dia bilang nanti aja deh aku kasih tau apa yang harus kita lakukan soal masalah ini.

Halimah, Maliq dan Ranum shalat dan setelah selesai shalat Maliq berdoa bersama Halimah dan Ranum. Mobil Attar tiba dan berhenti di apartemen Maliq. Samira, Mila, Paris dan Attar masuk ke rumah Maliq. Halimah, Ranum dan Maliq kaget melihat Samira dan yang lain berkunjung ke sana. Halimah bertanya, ada apa tumben ke sini? Samira bilang kenapa heran? Memang kami engga boleh dateng ke rumah keluarga kami sendiri? Mila bilang kalo Maliq dan Ranum aja boleh terus-terusan dateng ke tempat kami, kenapa kami engga boleh ke sini?

Samira memaki-maki Ranum. Dia bilang Ranum dan Maliq udah fitnah Paris. Ranum berusaha menenangkannya, dia ingin menjelaskan yang sebenarnya, tapi Samira engga mau percaya. Ranum kelihatan kecewa banget. Halimah bilang pada Samira, bukalah matamu, Samira, ada kebenaran di depanmu. Sebelum semuanya terlambat, kalau tidak yang terjadi adalah sebaliknya. Keluarga ini bisa hancur berantakan.

Samira hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba Maliq menyela, baguslah Mami dateng, karna aku tadinya mau nemuin Mama untuk buktiin udah sejauh mana perempuan ini (Paris) udah mengacaukan semuanya. Aku punya bukti perbuatan busuk dia. Maliq mengeluarkan spy pen dan bilang soal rekaman yang ada di dalamnya, rekaman yang Maliq ingin Samira mendengarnya. Attar bilang, di rekaman itu, Paris bilang kalo kami saling kangen, tapi orang lain jadi curiga sama kami. Jadi, sebaiknya kita jaga jarak dulu. apa aku benar?

Maliq, Ranum dan Halimah tercengang mendengarnya dari mulut Attar. Paris senyum dan bilang ke Maliq, kamu pikir kami bodoh, kami engga tau kalo kamu masuk ruanganku, dan taro pulpen mata-mata ini di mejaku, hah? Waktu itu aku lagi ngobrol sama Attar, bukan Jody, bukan orang lain yang ada di pikiran jelek kamu. Kalian memang kampungan, malu-maluin.

Drama pun memanas. Samira mencak-mencak engga keruan. Attar juga menyebut Maliq kampungan dan kelewatan. Maliq berusaha meyakinkan Attar, semua yang aku lakukan ya demi kebaikan keluarga ini. Kamu udah dibutakan cintamu pada Paris, makanya engga bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Attar melabrak Maliq, menyuruhnya diam. Attar langsung menampar Maliq. Maliq juga mengangkat tangan, tapi kemudian menahan dirinya. Samira mengancam Maliq, memintanya untuk tidak usah ke kantor lagi karena Maliq tidak berhak, nanti dia akan memberikan bagian saham Maliq kalo nanti Samira akan membagi kekayaan dan asetnya. Samira pergi dari sana bersama dengan Attar, Paris, dan Mila.

Episode 15, Senin, 8 Agustus 2011

Samira terbelalak saat melihat jejeran wartawan di depan rumahnya. Mereka sigap dalam mobil broadcasting mereka masing-masing. Miranda berdiri di depan mereka. Paris dan Mila ada bersama dengan Samira.

Sementara itu para wartawan turun dari mobil mereka. Mereka memegang mike, kamera, dll. Tidak lama kemudian kita lihat bajaj berhenti di depan rumah itu. Ranum turun dari bajaj dan cepat-cepat masuk ke dalam rumah.

Oki bertamu ke rumah Maliq dan ketemu dengan Ranum, Maliq dan Halimah. Oki sudah cerita soal masalah cintanya ke Maliq dan Ranum. Oki terlihat sedih.

Sinopsis Episode 15

Tayang : Selasa, 9 Agustus 2011, Pukul 20.00 WIB
Paris dan Mila keluar dari rumah Maliq. Samira yang waktu itu pake high-heels, saking emosinya, jalannya ngga hati-hati, dan jadi kesandung dan kehilangan keseimbangan. Kakinya jadi keseleo, Samira menjerit kesakitan. Paris, Mila dan Attar membantu Samira berdiri. Biarpun Samira berhasil berdiri, dia masih kesakitan banget. Mereka membopong Samira dengan susah payah ke mobil.

Dokter tiba di rumah untuk memeriksa Samira. Dia bilang Samira kena cidera di tempat yang sama dengan yang sebelumnya – waktu dia jatoh gara-gara kepeleset minyak di lantai. Dokter kasih saran supaya Samira untuk discan MRI, besok pagi, biar dia tau ada cidera tulang belakang atau tidak. Untuk malam ini, dokter hanya kasih obat penghilang nyeri.

Dokter pergi, Samira masih kesakitan dan engga bisa tidur, karena ia nggak bisa berbaring dengan lurus. Buntut-buntunya Samira jadi mengutuk-ngutuk Ranum. Dia bilang sejak Ranum datang ke rumahnya, masalah bertubi-tubi datang. Engga hanya merampas ketenangan keluarganya, tapi Ranum juga merebut anaknya - Maliq. Pasti Ranum yang dulu numpahin minyak, yang bikin dia jatoh dan cidera punggung. Dan sialannya, sekarang Ranum mau gangguin rumah tangga Fadia dan Attar dengan fitnah Paris dan Jody selingkuh.

Mila dengan enteng lalu menelepon Fadia, dan bercerita tentang ulah Ranum yang menuduh Paris dan Jody selingkuhan berdua. Fadia kaget dan engga percaya. Mila sama sekali ngga nyangka kalo keputusannya cerita ke Fadia, yang tadinya mau diajakin ngegosip ngomongin si Ranum, ternyata ditanggapi reaksi Fadia yang serius. Ini pasti, karena Fadia beda sama Mila atau Samira. Fadia lebih mirip Oma Halimah. Dia ngga sinis sama Ranum, sebaliknya, dia malah simpatik ke Ranum. Makanya denger omongan Mila ini, dia langsung mengkonfrontir Jody dan bertanya soal tuduhan Ranum. Dia percaya Ranum bukan orang yang asal omong. Jody bersumpah dia engga bersalah, dan itu Cuma isapan jempol si Ranum. Mana mungkinlah aku selingkuh sama adik iparku sendiri? Mau cari mati apa? Kalau pun aku mau selingkuh, nggak mungkin sama adik iparlah. Jody kesal karna bisa-bisanya ada orang yang bikin tuduhan macam itu padanya, tanpa ada buktinya juga. Dia juga jadi sebel kenapa Fadia ikutan mojokin dia hanya karna si Ranum ngomong begitu?

Fadia merasa dia harus tanya Ranum, kenapa dia nyebarin gosip begini, bukan langsung ceritain semua ke dia? Karena Ranum bukan tipe yang ember begitu. Jody yang tadinya mau buka puasa di rumah, jadi kesal dan bangkit dari kursinya. Dia kesel banget sama Fadia, dan pergi dari meja makan. Tiba-tiba Fadia merasa bersalah karna tanpa bukti apapun dia ikutan nuduh Jody. Fadia menghampiri Jody dan minta maaf padanya. Fadia menenangkan Jody.

Ranum, Halimah dan Maliq masih di rumah mereka. Mereka kelihatan kecewa. Maliq memutuskan dia engga akan pergi ke kantor perusahaan keluarga lagi, karna toh Mami dsn Attar sudah melarangnya ke sana.. Dia akan cari kerja, Tapi Halimah menyela, dia bilang Maliq punya hak yang sama di perusahaan itu, sama seperti Attar, jadi, kenapa Maliq harus pergi? Maliq mengingatkan neneknya kalau ibunya, Samira, juga sudah bilang kalo dia mau bagi kekayaannya, dia nanti akan kasih bagian Maliq, jadi engga ada gunanya lagi ke kantor sekarang. Sejauh ini yang ada cekcok terus, dia engga mau keadaan makin buruk, atau malah bikin kejadian buruk terjadi, nanti mereka sendiri yang nyesel. Lebih baik dia cari kerja di tempat lain.

Sementara Fadia menelepon Ranum dan bertanya, kenapa Ranum bikin tuduhan murahan tentang suaminya dan Paris? Ranum syok karna Fadia sampai tahu soal ini. Ranum menutup gagang telfonnya dan bilang ke Maliq dan Halimah kalo Mila udah cerita soal Jody dan Paris.

Maliq dan Halimah syok, mereka pikir Mila kok engga dewasa banget. Maliq lalu mengambil alih telepon dan berusaha ngasih pengertian ke Fadia, kalo dia juga ada sama Ranum waktu melihat Jody dan Paris berduaan. Karna dia engga mau bikin Fadia sakit gati, dia engga ngomong apa-apa dulu ke Fadia. Tapi sekarang udah telat, Fadia dah tau jadi lebih baik Fadia sekarang kasih pengertian ke Jody.

Fadia kaget mendengar pernyataan Maliq. Dia bilang tadinya aku pikir cuma Ranum engga bener, tapi aku salah. Biar pun tadinya aku respek banget sama dia, aku suka kagum sama istri kamu, tapi setelah kejadian ini, aku syok banget. Dia engga Cuma bikin tuduhan sembarangan, tapi udah bikin kamu belain dia. Fadia memohon pada Maliq jangan lagi bikin tuduhan yang diarahkan ke keluarganya. Fadia merasa itu engga baik. Fadia menutup telfonnya dan kita charge on Jody yang ada di sana. Dia girang melihat reaksi Fadia.

Pagi hari. Ranum sholat Subuh. Suaranya overlap, karna dirinya, Maliq jadi dihina dan dimusuhi keluarganya sendiri. Dia memohon pada Allah untuk memberikannya kekuatan untuk menghadapi semua keadaan, supaya mereka bisa menuju jalan yang benar. Halim dan Ranum menjalankan ibadah berpuasa. Kita perlihatkan proses puasa mereka. Di sisi lain, Paris juga pura-pura solat, dan ikut berpuasa. Dia lalu bilang sama Samira, dia sudah berdoa pada Allah, meminta ketenangan, kesejahteraan dan kebahagiaan untuk keluarga ini, engga lupa untuk kesehatan Samira. Paris juga doain supaya kerjasama baru bersama Kilmer akan berjalan lancar. Samira memuji Paris yang menjalankan ibadah dan mendoakan keluarga.

Scan MRI Samira sudah ada hasilnya. Samira masih kesakitan banget. Dokter pun mengecek hasil MRI dan bilang ke Samira kalo dia butuh perawatan, karna cideranya terjadi di dekat di tulang belakangnya. Paris meminta rekomendasi dokter terbaik yang ada di sini. Dokter bilang dokter yang dikenalnya sekarang ada di Amerika untuk training selama beberapa bulan. Dokter lainnya yang dia kenal ada di Singapura. Samira yang udah kesakitan banget mau ke Singapura untuk dirawat karna dia engga tahan lagi. Dokter kasih surat rekomendasi dan menyarankan mereka untuk segera berangkat. Paris bilang pada Attar, dia akan nemenin Samira ke Singapura untuk berobat, tapi Attar kelihatan ragu, karna Paris yang jadi perantara dalam kesepakatan dengan Kilmer. Kilmer sudah transfer sebanyak satu milyar ke rekening mereka, dan mereka harus secepatnya menyelesaikan strategi bisnis mereka; dan semua itu Paris yang urus, jadi engga mungkin kalo Paris pergi dan ninggalin kerjaannya.

Samira juga sependapat, Paris sebaiknya engga usah pergi karna selain harus urus bisnis, dia juga lagi puasa, susah kalo harus bepergian dalam keadaan seperti itu. Sementara Mila engga bisa pergi karna dia masih ada kuliah. Attar bilang dia akan minta Fadia untuk nemenin dan jaga ibu. Attar janji dia dan Paris akan jenguk Samira akhir pekan nanti. Samira setuju. Attar menelfon Fadia dan cerita semuanya. Fadia bersedia nemenin ibunya ke Singapura. Attar minta ibunya untuk tanda tangan surat kuasa atas nama Paris, karna ada beberapa berkas perusahaan yang butuh tanda tangannya, tapi karna Samira akan ke Singapura, Paris yang akan urus itu. Samira pun menanda-tangan surat kuasa dan kasih surat itu ke Paris.

Samira dan Fadia berangkat ke Singapura. Paris dan Attar sampai di kantor dan melihat ruangan Maliq kosong. Attar dan Paris masuk ke ruangan mereka masing-masing.Siang harinya Paris datang ke ruangan Attar dan bilang kelihatannya Maliq bisa ngerti apa yang Attar bicarain waktu itu, makanya dia engga ke kantor hari ini, mungkin seterusnya. Attar bereaksi dan keluar menuju ruangan Maliq. Dia kaget ternyata Maliq beneran engga masuk kantor. Attar kecewa. Waktu dia balik badan dia lihat Jody sudah datang. Jody mengikuti Attar ke ruangannya.

Attar kelihatan kecewa, sementara Paris malah bilang bagus Maliq engga muncul, demi progres perusahaan dan ketenangan keluarga kita. Kadang untuk memperbaiki keadaan, kita harus melakukan hal terpait sekalipun. Jody setuju dengan Paris. Ranum bersama Adila di kios baju. Adila kasih beberapa baju dan minta Ranum untuk menukarnya karna ada cacatnya. Ranum menyimpan baju-baju itu ke dalam tas dan pergi naik bajaj.

Ranum datang ke perusahaan konveksi milik Jaya dan menyerahkan baju-baju itu ke manajernya. Engga lama, Jaya muncul dan kaget banget saat melihat Ranum. Ranum bilang dia bosan di rumah seharian, jadi dia pikir kenapa engga lanjut kerja lagi. Engga Cuma bisa untuk ngabisin waktu, tapi juga untuk memenuhi minatnya akan dunia fesyen. Jaya salut dan tanya kabar Ranum, suami dan keluarganya, dll. Ranum bilang semuanya baik-baik saja. Dia bilang dia merasa sangat beruntung bisa memiliki keluarga sebaik itu. Tuhan baik sekali padanya. Jaya bilang Ranum baik banget, meski orang lain engga baik sama dia, mereka akan berubah nantinya. Lagipula, melakukan kebaikan pada orang lain sama dengan mengajarkan orang lain untuk bersikap baik juga. Ranum terkesan dengan pernyataan Jaya. Ranum berterima kasih dan pamit pada Jaya. Setelah mengambil baju-baju yang sudah ditukar, dia naik bajaj. Jaya memandangi kepergian Ranum dan tersenyum.

Sementara itu, Maliq sibuk melamar pekerjaan yang dilihat di koran, di internet, dia juga sibuk nelfonin perusahaan yang mengadakan penempatan kerja. Dia bahkan telepon Zul dan jadi tahu kalo Zul lagi pulang kampung karna adiknya nikahan. Maliq menemui temannya yang lain. Namanya Budy. Mereka ketemuan di kedai kopi. Maliq tanya apa Budy bisa bantuin ngomong ke bapaknya untuk kasih kerjaan di perusahaan keluarga mereka. Budy bilang dia engga enak ngomong sama bapaknya, soalnya bapaknya menganggapnya manja dan nyusahin melulu. Dia jadi engga berani ngomong gitu ke bapaknya. Tapi Budy janji dia akan minta ibunya untuk sampain hal ini ke bapaknya.

Zul baru saja sampai di kampung halamannya di ujung Tangerang. Dia ketemu dengan ibu dan adiknya. Zul jadi terharu karena dah lama nggak ketemu. Kita perlihatkan adiknya pincang karna kena polio. Dia harus berjalan dengan bantuan tongkat. Zul bilang ke ibunya dia seneng banget Leila nikah dengan Henry, anak kepala desa. Ibu Zul cerita dia juga kaget karna kepala desa tadinya dateng ke sini sama anak perempuannya, Siti. Dia mau ngelamar kamu buat Siti. Katanya Siti suka sama kamu dari kecil. Zul kaget saat ibunya cerita lagi, ibu bilang kita engga bisa nikahin Zul kecuali Leila udah nikah. Henry waktu itu ikut bapaknya, nawarin diri untuk nikahin Leila, karna dia engga mau lihat adiknya, Siti, sedih. Henry bilang kakak harus berkorban buat kebahagiaan adiknya. Zul melotot kaget pada ibunya, apalagi waktu ibunya bilang dia setuju dengan pernikahan Siti dan Zul.

Zul mau menolak, tapi kemudian dia lihat adiknya yang datang dan memeluknya. Adiknya seneng banget Zul dateng ke pernikahannya. Zul sadar dia juga harus mengorbankan cintanya demi kebahagiaan Leila. Dia terpaksa menerima pinangan Siti yang sudah disetujui ibunya. Jody, Bima dan Paris kumpul bersama. Jody memuji Paris karna jago manfaatin keadaan, bahkan dapet surat kuasa dari Samira sebelum berangkat ke Singapura. Paris pun seneng banget. Dia bilang sekarang tinggal kita tunggu apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Jody bilang mereka harus segera ambil langkah selanjutnya. Paris ragu, ah kecepatan kalo sekarang. Jody bilang keadaan udah pas banget, posisi kita udah sempurna, sekarang waktu yang tepat untuk beraksi. Jangan buang-buang waktu. Kita harus laksanain rencana kita. Paris setuju dengan Jody. Mereka berjabat tangan, kita tunjukkan di sini ternyata Kilmer juga bagian dari geng mereka. Sebenarnya dia bukan Kilmer si pemilik bisnis. Orang itu hanya pura-pura jadi Kilmer. Kilmer palsu ini sebenarnya adalah hacker. Dia berhasil ngehack akun Kilmer dan website bisnisnya supaya bisa dapet semua info yang bisa bikin Attar terkesan.

Ruben dan Mila jalan melewati kampus. Mereka ngobrol dan tertawa berduaan. Daniel dan teman-temannya muncul dari arah depan keduanya. Daniel melihat mereka berduaan. Biarpun dia engga suka, dia berusaha menahan emosinya dan menyapa Mila, tapi Mila malah engga nanggepin. Saat itu Ruben dan Mila sampai di depan kelas Mila. Ruben ingetin Mila, nanti mereka akan ketemuan jam 4, di pantai dan pondokan yang sama. Keduanya saling memandang, penuh makna. Mila mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua berpamitan dengan romantisnya. Mila lalu masuk ke kelas, sedangkan Ruben pergi dari sana. Mila datang ke pondokan yang sama sekitar jam 4, tempat dia bertemu Ruben sebelumnya. Mila buka pintu dan masuk ke dalam. Dia menyimpan tasnya di atas meja. Mila hendak duduk ketika dia mendengar pintu diketuk. Mila buka pintu dan kaget waktu lihat teman Ruben, Edward, yang mereka ketemu sebelumnya di sebuah acara (episode 10) ada di sana. Mila kaget melihatnya. Edward bilang dia akan jelasin semua di dalam.

Edward masuk ke dalam dan menutup pintunya. Edward mulai merayu Mila. Mila engga suka dan berusaha menghindar, tapi Edward keburu nangkep tangan Mila dan mendesak Mila untuk berhubungan intim dengannya. Mila berusaha keras untuk melepaskan genggaman Edward. Dia dorong Edward. Mila ambil hp dan coba nelfon Ruben, tapi engga ada jawaban. Edward meminta Mila untuk engga usah khawatir. Dari pernyataannya, jelas bahwa dia dan Ruben berteman dekat, dan mereka berbagi semuanya. Engga ada rahasia apapun. Mila mengkonfrontir Edward dan memintanya untuk pergi, tapi Edward malah ngetawain Mila dan bilang kenapa sih pake malu-malu, kamu harus nikmatin hidup kamu dong. Edward coba-coba meluk Mila lagi. mila kesel. Dia tonjok perut Edward dengan lututnya dan mendorong Edward. Mila buru-buru kabur dari pondokan setelah cepat-cepat mengambil tasnya. Mila kelihatan acak-acakan. Dia ngeri dan kesal. Dia lari kencang di sepanjang pantai dan akhirnya dia sampai di tempat yang dia rasa aman.

Dia berusaha mengatur napasnya. Setelah merasa lega, dia telepon hp Ruben, tapi tetep engga ada jawaban. Edward yang masih ada di pondokan, sudah bisa berdiri, tapi masih memegangi perutnya yang sakit. Dia telepon hp Ruben dan Ruben tanya, kenapa? Udah puas lo? Edward malah mencak-mencak, apaan, si Mila galak banget. Dia mukulin gue, kabur deh sekarang. Ruben maki-maki Edward, udah gue kasih kesempatan emas, lo malah sia-siain. Harusnya lo lebih lihai dong. Masa ngadepin cewe kayak gitu aja engga bisa. Katanya udah profesional soal beginian. Udah biar gue urus semuanya. Kalo gue berhasil, cewe itu engga bakalan ngomong macem-macem ke gue. Inget engga waktu gue beresin mantan pacar lo? Akhirnya dia bertekuk lutut kayak anak kambing dan nyerahin semuanya sama gue. Ya udah, sekarang gue mau pikirin dulu alesan gue ga jawab telfonnya, trus juga kenapa lo yang dateng ke pantai. Ruben tampak berpikir, dia menutup telfonnya.
Maliq pulang ke rumah. Neneknya, Halimah menyiapkan makanan untuk berbuka. Halimah bertanya, apa Maliq berhasil dapat pekerjaan, kan dia sudah seharian pergi di luar? Maliq bilang dia udah coba hubungi dan ketemuan sama temen-temennya, tapi ya wajar lah kalo dia harus nunggu kabarnya. Maliq bertanya kok Ranum belum pulang Nek? Sebentar lagi kan buka puasa. Halimah bilang dia pasti lagi sibuk kerja.

Maliq nelfon Ranum, karna mau tahu Ranum pulang jam berapa. Mau buka puasa bareng apa nggak?
Ranum yang ada di salah satu perusahaan untuk ngambil beberapa sampel bilang dia akan sampai di rumah waktu buka puasa. Maliq cemas karna kan Ranum seharian puasa, seharusnya Ranum engga banyak jalan-jalan dan kerja. Sebaiknya Ranum pulang ke rumah dan istirahat. Ranum tertawa dan bilang, kamu engga usah khawatir. Aku baik-baik aja, sebentar lagi aku pulang.

Sementara itu Paris sudah pulang ke rumah. Dia segera masuk ke kamar dan tutup pintunya, mastiin kalo engga ada yang lihat. Dia lalu mengeluarkan kotak kurma dari lemarinya dan cepet-cepet makan. Paris langsung menyeka mulutnya dan mengambil hpnya untuk menelfon Attar. Attar tanya apa Paris masih puasa? Paris bilang dia masih puasa dan baik-baik saja, hanya sedikit pusing. Attar bilang kalo lagi pusing, Paris sebaiknya batalin puasa aja. Paris bilang engga, aku lakukan ini demi kamu dan keluarga kamu. Aku ingin kita diberkahi yang terbaik. Attar salut padanya. Dia meminta Paris untuk tidak khawatir, dia akan segera pulang, setengah jam sebelum buka puasa dia sudah sampai. Di perjalanan pulang nanti dia akan beliin kue coklat kesukaan Paris. Attar menutup telefonnya dan keluar ruangan.

Attar jalan di sepanjang kantornya dan tiba di parkiran. Attar duduk di dalam mobil, dan saat mobilnya pergi, kita charge on pilar dari belakang. Di sana ada orang yang sama yang pergi menemui menyuap Mansyur. Namanya Joy. Dia lap tangannya yang penuh kotoran dengan secarik kain. Lalu dia telepon Bima dan kasih tahu kalo tugasnya sudah selesai. Dia sudah cabut kabel rem mobil Attar.
Attar sedang menyetir. Mobil jalan melewati jalanan yang agak padat. Di salah satu tempat, Attar menginjak rem, tapi baru sadar kalo remnya blong. Dia gelagapan. Attar kaget karna mobilnya oleng. Attar berusaha membawa mobil keluar dari jalanan yang padat. Dia berhasil tidak menabrak orang. Setelah beberapa build up dan treatment, kita perlihatkan mobil muncul dari jalanan yang agak sepi. Dia melihat ada mobil muncul dari arah depannya dengan kecepatan sangat tinggi. Attar membanting stir mobil untuk menghindari tabrakan. Mobil menabrak pohon di pinggir jalan. Beberapa orang yang ada di dekat sana kaget dan beberapa mobil juga berhenti. Area itu kontan dijejali orng. Kita perlihatkan Ranum yang naik bajaj lewat daerah itu. Dia penasaran waktu lihat kerumunan orang. Tiba-tiba dia melihat Attar jatuh dari mobil. Attar terluka dan bersimbah darah. Rupanya dia pingsan. Ranum bilang sopir bajaj untuk berhenti. Dia cepat-cepat turun dari bajaj dan menghampiri Attar yang kakinya masuk ke kolong mobil.

Ranum berusaha menarik Attar. Dia meminta tolong pada orang-orang, tapi tak ada yang berani mendekat, karna sebagian dari bagian mobil sudah terbakar. Mereka takut mobil meledak. Ranum akhirnya berhasil menarik Attar dari bawah mobil dengan susah payah. Dia bopong Attar sejauh mungkin dari mobil. Tak lama mobil meledak hebat dan mobil terbakar. Beberapa kaca dan bagian mobil menghujani Ranum. Ranum lebam-lebam dan banyak goresan di tangan dan jidatnya. Ranum menoleh ke arah mobil dengan wajah ngeri.

Episode 15, Selasa, 9 Agustus 2011

Maliq memberitahu Ranum bahwa sekarang kartu kreditnya sudah diblokir, dan rekening bank Maliq juga di bekukan. Maliq merasa sedih. Namun Ranum berusaha membesarkan hati Maliq.

Samira marah-marah Pada Paris dan menuduh Paris telah berselingkuh dengan Jody. Namun Paris malah marah dan membentak Samira.

Episode 16, Rabu, 10 Agustus 2011

Pertengkaran antara Paris dan Samira semakin memanas. Samira marah karena Paris sudah berani mengusir Samira dari rumahnya sendiri.

Saat Samira hampir saja diusir oleh Paris, Ranum datang dan masuk ke dalam rumah membela Samira. Paris hampir menampar Ranum karena emosi, namun tangan Paris ditangkap oleh Ranum.

Sementara itu, Maliq dan Ranum datang menemui Jody di kantor. Maliq menanyakan keberadaan Fadia pada Jody. Namun Jody tidak tahu. Akhirnya Maliq menyalahkan Jody.

Episode 17, Kamis, 11 Agustus 2011

Ranum memberitahu Maliq soal pertengkaran yang terjadi antara Samira dan Paris di rumah Maliq. Namun Ranum tak mampu membantu banyak, karena Paris masih memegang surat kuasa.

Ranum dan Maliq datang ke ke kantor dan menjelaskan bahwa Maliq masih punya hak atas kepemilikan perusahaan. Namun Paris malah mengancam dan berniat menelpon polisi.

Episode 18, Jumat, 12 Agustus 2011

Paris mengancam Maliq dan Ranum untuk pergi dari kantornya sebelum polisi datang. Namun Maliq tidak takut dengan ancaman Paris.

Samira memberitahu Attar kalau Paris punya affair dengan Jody, Attar terkejut dan marah. Namun Attar masih membela istrinya di depan Samira.

Episode 19, Sabtu, 13 Agustus 2011


Samira dan Mila kaget saat mereka di datangi polisi yang hendak membawa mereka ke kantor polisi dengan tuduhan telah memukul Paris. Samira bilang ke polisi, bahwa Paris adalah seorang penipu.

Ranum pun terkejut saat Saripah menelponnya dan memberitahu bahwa Samira dan Mila di bawa ke kantor polisi.

Akhirnya Maliq dan Ranum pun akan mengadukan Samira ke polisi atas tuduhan palsu. Karena mereka yakin Maliq yakin Paris hanya seorang penipu.

Episode 20, Minggu, 14 Agustus 2011

Samira sampai di persimpangan jalan, dia mengambil jalan lurus di depannya. Waktu Maliq dan Ranum sampai di sana, mereka tidak sempat melihat Samira yang sudah jalan ke depan, jadi Maliq milih jalan ke kanan, sedangkan Ranum memilih jalan ke kiri.

Waktunya Paris berangkat kerja. Seperti biasa, dia memasukkan obat bius ke obatnya Attar. Hp Paris bunyi. Dia jawab dan dia bilang dia segera berangkat menuju kantor.

Tak lama kemudian, Bima muncul. Dia menanyakan soal kondisi Attar. Bima kasih saran ke Paris, sebaiknya Attar dibawa ke rumah sakit atau bayar perawat untuk menjaga Attar supaya pekerjaan Paris tidak terbengkalai.

Episode 20, Minggu, 15 Agustus 2011
Tayang : Senin, 15 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

Ranum terima telepon dari Nadila utk bekerja kembali dengan Pak Pandu. Malikpun mengizinkan Ranum bekerja kembali. Ketika Ranum datang ke kantor, Pak Pandu merasa senang. Malik dimarahi atasannya karena uang perusahaan yang hilang dan jika Malik tidak segera mengembalikannya, Malikpun diancam penjara. Mila telepon Ben untuk curhat. Ketika selesai sholat berjamaah, Malik yang jadi Imam diminta untuk ceramah karena disangka ustadz.
Pak Pandu mencoba mencari informasi ke Nadila siapa Ranum sebenarnya. Malik yang selesai ceramah dipuja oleh jamaah dan dikasih bingkisan. Malik pun mendapat tawaran utk gabung dgn team seorang jamaah sebagai penceramah dan akan mendapat bayaran setiap selesai ceramah. Ranum yang baru pulang mengantar pesanan customer ditegor Pak Pandu tapi malah bikin Pak Pandu semakin tertarik dengannya. Mila yang sedang curhat dengan Ben di rumah temannya dikerjai dengan dikasih obat bius. Mila dan Ben pun pingsan.

Malik, Ranum dan Ummi saling bercerita kejadian seharian mereka kerja. Ranum bangga sama malik yang bisa ceramah. Mila bangun dari pingsannya dan mendapati Ben ada di kamar berduaan dengannya. Mila menuduh Ben sudah menodainya dan Mila menampar Ben. Temannya Ben pun menuduh Ben sudah menodai Mila. Attar pulang ke rumah dan Samira minta Attar diantar ke kamarnya Samira, tapi Paris menolaknya.

Attar yang dingin saja malah membela Paris dari semua fakta yg diungkapkan Samira dan Mila. Paris terus meyakinkan Attar untuk percaya sama dia. Samira minta Attar usir Paris dari rumah, tapi Attar percaya dengan Paris dan membela Paris, Samirapun semakin terpukul. Mona menanyakan ke Fiki soal pernikahan mereka saat makan di restoran. Fiki beralasan mamanya tidak mengijinkan pernikahannya karena tidak baik menikah dalam tahun yg sama. Paris mencampurkan obat bius ke dalam minuman obat Attar ketika Attar mau minum obat. Tiba tiba Attar pusing dan pingsan. Parispun telepon Jodi untuk melanjutkan rencana mereka.

Mona mengangkat hp Fiki yang tertinggal saat makan di restoran, dan ternyata yg nelepon Siti, Sitipun marah ke Mona. Mona marah ke Fiki karena merasa dia sudah ditipu dan menampar Fiki. Paris mengusir Samira dan Mila, lalu Paris mengadukan ke Attar seakan Samira memukul dan mengusir dia, Attar marah, lalu mengusir Samira dan Mila dari rumah. Samira berusaha meyakinkan attar kalau Paris itu penipu dan pembohong, tapi Attar malah semakin marah ke Samira. Paris yang pura pura menangis mengemasi barang-barangnya untuk pergi. Malik datang ke kelompok pengajian Kiai Akbar yang dulu menawarkan dia ceramah dengan bayaran.

Dalam perjalanan, Paris merobek-robek pakaiannya sendiri dan mencakar badannya sendiri. Ranum menasehati Malik untuk tidak beribadah karena uang. Paris melaporkan ke polisi kalau Samira dan Mila sudah menganiaya dirinya, diapun memberikan bukti visum dari RS. Pak Pandu yang sedang meresmikan toko ke 10-nya, dengan memanggil ceramah Kyai Akbar, Kyai Akbar memperkenalkan Malik sebagai ustadz baru yang masih single, Pak Pandu pun tersenyum, Malik kaget. Polisi dan Paris datang ke rumah Samira. Mila dan Samira tercengang.


Episode 21, Senin, 15 Agustus 2011

Jody seolah tersadar kalau Ranum mau kabur. Dia segera mengejar Ranum. Jody menari lengan Ranum dan berusaha merebut HP-nya. Tapi dengan berani Ranum menangkis dan melawannya.

Di pintu gerbang rumah Samira, Dengan kasar, Satpam Baru yang masih belum mengenal bahwa Ranum sebenarnya majikannya juga itu, segera menyeret Ranum dari halaman rumah, kemudian mendorongnya ke luar pintu pagar.

Wajah Paris dan Jody nampak lega, setelah mereka berhasil mengusir Ranum ke luar dari rumah itu. Mereka terlihat ngobrol, mengungkapkan kelegaan mereka.

Episode 22, Selasa, 16 Agustus 2011

Ranum, dan Maliq mendatangi rumah Samira, namun mereka di halang-halangi oleh Satpam. Paris dan Jody yang berada disana, malah menghina Ranum dan Maliq.

Maliq pun berkelahi dengan Jody, karena Maliq merasa Jody telah menghancurkan kehidupan keluarga Maliq. Bima berusaha melerai Jody dan Maliq, namun Maliq terus menyerang Jody.

Ranum berdoa dan memohon kepada Allah, untuk diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi ujian dari Allah.

Episode 23, Jumat, 19 Agustus 2011
Tayang : Jumat, 19 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

Meski punggungnya sakit, Samira berjalan dengan cepat di jalanan. Ranum dan Maliq kelimpungan nyariin Samira. Saat Maliq dan Ranum sampai di suatu tempat, dan celingukan, kita lihat tepat di belakang mereka, di seberang jalan, Samira melintas dengan cepat.
Maliq dan Ranum celingukan, lalu saat sama-sama melihat ke belakang mereka, sebuah bus menghalangi penglihatan mereka, sehingga mereka tak bisa melihat Samira. Begitu pandangan mereka ke arah lain, bus itu lewat dan kita lihat Samira masih terlihat di seberang jalan. Ranum sempat melihat sekilas Samira sekelebat, Ranum berteriak, “Itu Mami.” Maliq menoleh dengan cepat ke arah yang ditunjuk oleh Ranum... Namun Samira sudah keburu belok. Maliq dan Ranum berlari menyebrang. Samira sampai di persimpangan jalan, dia mengambil jalan lurus di depannya. Waktu Maliq dan Ranum sampai di sana, mereka engga sempat bisa liat Samira yang udah jalan ke depan, jadi Maliq milih jalan ke kanan, sedangkan Ranum memilih jalan ke kiri.

Akhir sampai di suatu tempat, Samira kecapekan dan kesakitan. Ranum dan Maliq engga berhasil nemuin Samira. Mereka kembali ke pertigaan dan mengambil jalan lurus. Samira kaget, mergokin mereka berdua. Dia buru-buru ngumpet di balik pilar toko. Maliq dan Ranum jalan menuju toko tersebut. Kita bangun ketegangan. Mereka istirahat untuk ngatur napas mereka. Keduanya kecewa banget, tak bisa menemukan Samira. Samira meliat mereka kecewa, mereka bahkan engga sempat pake alas kaki. Samira jadi engga tega dan terharu liat begitu besarnya perhatian mereka kepada Samira. Matanya jadi berkaca-kaca. Ranum kaget waktu denger ada suara sesenggukkan. Dia langsung nyamperin ke arah suara itu, dan kaget melihat Samira sedang menangis. Ranum berseru astagfirulloh, dan langsung menghampiri sambil memanggilnya. Maliq juga nenangin Samira. Maliq dan Ranum mebawa Samira pulang.

Halimah dan Mila juga menyambut Samira dengan cemas. Maliq bilang ke Samira, kalo Mami gini terus, gimana kita bisa atasi masalah ini. Samira bilang, Mami benci banget sama si Paris dan Jody, apa pun yang terjadi rumah dan perusahaan itu akan jadi milik Mami lagi, kalo Mami boleh nyekek, udah Mami cekek deh tuh mereka. Halimah bilang, iya, iya, tapi untuk itu kamu harus sabar. Ranum juga bilang ke Samira, yang lalu biar aja berlalu, sekarang kita harus pikirin gimana memperbaiki semuanya. Maliq coba bikin ibunya tenang dengan bilang dia akan ngomong ke pengacara besok, kita liat tindakan hukum apa yang bisa mereka pakai untuk melawan tiga penjahat itu.

Attar terbangun dan nanyain Samira dan Mila ke Paris. Paris mulai nangis, akting sedih dan bilang mereka berdua berantem sama Paris, gara-garanya Paris ga kasih ijin mereka bawa Attar ke kamar Samira. Tapi ini cuma alibi. Sebenarnya sih Samira engga suka kalo Paris ngurusin perusahaan dan pegang kuasa di perusahaan itu, karena Attar nyerahin tanggung jawab perusahaan itu ke Paris. Ranum juga sih udah ngeracunin pikiran Samira dengan bikin tuduhan kalo Paris selingkuh sama Jody. Samira mulai benci Paris sampe-sampe marah banget. Samira dan Mila bahkan mukulin dan robek baju Paris. Paris lalu kasih liat cakaran di lengannya dll, yang dia akui dilakukan oleh Samira dan Mila. Paris bilang, ya aku teriak-teriak aja, dan mereka jadi kabur deh dari sini. Attar kaget. Mereka kabur ke mana? Paris bilang, aku udah cari mereka, tapi aku engga berhasil. Paris bilang aku engga mau ah ngurusin perusahaan lagi.
Dengan susah payah, Attar ngomong, berusaha kasih pengertian ke Paris, kalo aku masih begini, trus siapa dong yang bakal ngurus perusahaan? Akhirnya Attar memutuskan, engga usah pikirin mereka. Lanjutin aja kerjaan kamu di kantor. Paris terpaksa, dengan berat dia mau. Dan itu hanya demi Attar, suaminya tercinta. Kalo bukan Attar yang minta, dia nggak mau deh. Kita perlihatkan betapa Ranum dengan kasih sayangnya, mempersiapkan sahur buat Samira dan keluarga. Samira merasa malu dan nggak enak, karena dia masih sakit. Samira mau membantu, tapi Ranum melarangnya. Ranum juga berusaha bikin Mila ngerti kalo Mila harus mulai kuliah lagi. Mila keliatan berpikir. Mila males ketemu sama Ruben tapi dia nggak bisa menghindar terus kayak gini Mila tiba-tiba merasa mual tapi dia menyangka masuk angin dan langsung dibuatin minuman hangat sama Ranum.

Akhirnya Fadia cerita soal suaminya yang ngeduain dia. Pandu minta Fadia janji untuk engga coba-coba bunuh diri lagi. Fadia minta maaf dan janji dia engga akan nekat lagi. Dia juga ngucapin terima kasih ke Pandu. Fadia mulai suka sama Pandu dan bertanya-tanya siapa dia, karena Pandu lupa kasih tau kerja di mana dan alamat rumahnya…Fadia padahal adalah ipar Ranum. Di kantornya Maliq terus diteken untuk kerja kasar demi menggantikan uang perusahaan. Salah satunya dia harus menjualkan alat blender keluaran perusahaan ini…Maliq kemudian jualan di jalanan tapi nggak ada yang mau beli..Maliq jadi putus asa….Kita gambarkan cobaan puasa di mana Maliq frustasi dan mau memaki..tapi tersadar dan menutup mulutnya..ini kan puasa, Ranum kaget pas Pandu bilang kemarin mau main ke rumah Ranum..Ranum udah mau ngaku aja ketika Adila dtg dan bilang kalau ibu dan kakak laki-laki Ranum galak segala..jadi mendingan Pandu nggak ke rumahnya…Pandu tampak mengangguk-angguk pasrah dan bertekad untuk menaklukan Ranum dulu…baru keluarganya…Pas Pandu pergi…Ranum protes ke Adila tapi Adila mohon mereka sudah terlanjur boong dan harus tetap berusaha boong…Ranum sedih karena nggak bisa jujur ke Pandu.
Waktunya Paris berangkat kerja. Seperti biasa, dia nyampurin obat bius ke obatnya Attar. Hp Paris bunyi. Dia jawab dan dia bilang dia segera berangkat menuju kantor. Dari percakapannya kita tahu kalo kerjaannya lagi demanding banget. Paris bilang ke Attar kalo ibu dan adiknya belum datang juga, kayaknya mereka pergi ke rumah Ranum dan Maliq.

Engga lama, Bima muncul. Dia nanya soal kondisi Attar. Bima kasih saran ke Paris, sebaiknya Attar dibawa ke rumah sakit, kalo engga bayar perawat untuk jagain Attar supaya Paris kerjaannya engga keteteran. Paris bilang dia engga bisa percaya sama perawat macam itu. Dia engga mau ada apa-apa sama Attar. Bima bilang, ya susah kalo kamu mau ngantor juga tapi engga mau ninggalin Attar. Lebih baik Attar dipindahin ke sanatorium yang bagus, yang searah sama kantor. Kalo Attar udah membaik, kita bawa pulang lagi dan bisa mulai urus urusan kantor juga kan, nah kamu (Paris) bisa istirahat deh. Mendengar omongan serius begini, Attar jadi sadar kalo tuntutan pekerjaan semakin berat dan harus ditanggung Paris sendirian. Dan juga mengingat kondisi keluarga mereka, akhirnya Attar setuju sama idenya Bima. Bima bilang, ya kalo gitu biar aku atur persiapannya.

Maliq putus asa dan menelepon Ranum..Ranum mengutip ayat Quran kalau orang yang rajin usaha pasti akan dibantu Allah..Maliq udah sholat belom?? Maliq tersadar kayak diingatkan belum sholat. Pas Ranum menutup telepon, ia kaget Pandu udah di belakangnya…Pandu bingung ada apa dengan Ustadz Maliq?? Ranum ngeles dan bilang kalau Ustadz Maliq tadi nanya jadwal selajutnya…Pandu bilang next time dia aja yang urus karena diam-diam Pandu cemburu takut Ranum kayak perempuan lain tergila-gila pada Maliq..Ranum diam-diam cemburu pas Pandu bilang Maliq banyak fansnya. Maliq sholat dan mohon bantuan…Pas Maliq selesai sholat dan jualan..dia kaget karena dikenali satu jemaah perempuan dan langsung membeli dagangnnya…Belum lagi banyak jemaah perempuan lain datang karena endorser jemaah sebelumnya, Ranum balik cepet karena mau bantu Maliq…Pandu melihat dan membuntuti. Ranum shock pas mau bantu Maliq..ternyata Maliq udah dikerubuti ibu-ibu…Ranum cemburu liat kedekatan Maliq dan ibu-ibu jamaahnya…Pas mau disamperin, Ranum kaget liat Pandu di sana dan ngeles kalau dia cuman lewat jalan sini aja… Zul juga muncul dan nahan Maliq untuk jangan buka identitas Maliq ke Pandu... Maliq gantian cemburu liat Pandu membawa Ranum pergi ke cabang lain.

Mila pergi ke kampus dan bingung kok Daniel belum masuk kampus juga. Dia tanya-tanya ke temen-temennya soal Daniel, denger kabar dari Daniel engga? Hpnya engga bisa dihubungi. Tapi ternyata engga ada yang tahu juga soal Daniel. Mila sedih banget. Dia jadi mikirin apa alesan Daniel belum ke kampus juga. Padahal biasanya Daniel yang ngehibur dia…Dibuat kucing-kucingan pas Mila liat Ruben dan kabur.. Ruben berusaha mengejar dan kita bikin seru-seruan pas Mila ngerjain Ruben pas ketemu tukang ojek dan bilang Ruben mau ngerampok dia.. Ruben gelagapan pas dipukulin tukang ojek dan nggak bisa ngeles..Mila tersenyum bête..rasain..ini balasan buat lo..Ruben diketawain temen-temenya nya pas balik dan minta dia balas ngerjain Mila lagi..Tapi entah kenapa ruben kok nggak bisa marah..malahan dia jadi merasa nyesel ngerjain Mila…Ruben hampir keceplosan kalau menodai Mila tapi segera sadar dan menahan diri…Tapi kita liat Daniel ternyata ada deket situ dan merasa curiga..ada apa Mila dan Ruben??
Ranum lagi ngirim air galon dan lagi lecek karena ngangkat-ngangkat galon...baru ketemu Paris dan dihina-hina...Ranum ngirim beberapa baju ke toko di mal. Dia lalu ambil pembayarannya. Dia keluar toko sambil membawa baju-baju yang engga kebeli. Ranum jalan di koridor mall, tau-tau Paris jalan dari arah depannya. Paris liat Ranum dan sengaja nubruk Ranum. Baju dari kantor berantakan. Ranum melongok ke atas dan kaget waktu liat orang yang nubruk ternyata Paris. Paris ngetawain Ranum. Dia bilang, udah dibilangin jangan ngalangin jalanku. Sekarang kamu ada di tempat yang pantes buat kamu. Ranum memunguti baju-baju dan memasukkannya ke dalam tas. Paris bilang udah jadi hukum alam, orang akan dapet yang pantas dia dapatkan. Ranum berdiri dan menatap Paris dengan kesal dan kebencian. Dia bilang kamu pikir semua yang kamu dapetin dengan cara curang itu akan terus jadi milik kamu selamanya? Engga, Paris. Engga akan. Sekuat apapun iblis, pasti akan kalah dengan kebaikan, cepat atau lambat. Allah hanya akan mendengar hambanya yang ikhlas dan jujur. Sekarang memang iblis itu yang menang, tapi itu akan jadi cobaan bagi manusia yang beriman, dan di waktu yang tepat Allah akan kasih hukuman bagi orang-orang jahat. Allah Maha Adil. Paris nyuruh Ranum diem. Penting banget sih gue dengerin ceramah begini. Pokoknya sekarang, ya kamu, Maliq, Samira, Mila… kalian semua udah kembali ke tempat yang seharusnya. Dan aku, aku memang pantas jadi nyonya rumah itu, itu lah alasan kenapa aku mau jadi istri Attar. Sekarang pun perusahaan jadi milikku.
Ranum menjawab, di setiap malam habis, pasti cahaya matahari akan terbit... Setiap kegelapan, akan berakhir dengan munculnya secercah cahaya yang terang... Nggak ada kegelapan yang abadi... Nggak ada sedih yang tak berujung.... Dan roda kehidupan itu akan berputar.... Jadi lebih baik, pikirin gimana caranya kamu ngadepin hari-hari menjelang kegelapan itu datang ke kamu. Kamu yang akan jadi gembel yang berkeliaran di jalan, tanpa tujuan, engga ada yang peduli sama kamu. Waktu itu engga akan lama lagi datang.

Paris kesel banget dengernya. Dia angkat tangan untuk nampar Ranum, tapi Ranum sempat nangkep tangannya dan dorong Paris. Paris kehilangan keseimbangan, tapi engga sampe jatoh. Hanya tasnya aja yang jatoh, kaca, lipstik, dll, jatuh berantakan. Sambil nunjuk ke lantai, Ranum bilang di sinilah tempat yang pantas buat kamu, Paris. Sebentar lagi kamu akan berada di sana, selamanya. Ranum pergi dari sana. Paris ngeliatin Ranum dengan sebel. Paris tiba di kantor dengan perasaan kesel. Jody tanya kenapa sih keliatannya bete banget. Paris cerita soal konfrontasinya dengan Ranum. Paris bilang dia mau si Ranum diusir juga dari rumahnya. Kayaknya dia bangga banget sama kemiskinan dan harga dirinya. Pokoknya aku mau bikin dia kapok. Jody bilang sabar dulu. Kita lakukan apa yang kita perlu lakukan dulu. Jody nenangin Paris.

Djoko menikahkan Mona dan Zul di depan penghulu. Djoko merestui mereka. Zul membawa Mona ke rumahnya. Di perjalanan, Siti, istri pertamanya nelfon hp Zul. Zul langsung nutup telfonnya. Mona tanya, siapa yang nelepon? Zul bilang engga tau, dari kemaren banyak orang nelfonin terus, nanya soal produk jualannya. Mereka tanya hal-hal bodoh kayak gi mana rambut bisa tumbuh, nanti tumbuhnya coklat atau hitam, dll. Siti kembali nelepon. Zul bilang ah mending disilent aja deh ni hp.

Siti bingung, ada apa dengan Zul? Dan Siti mulai menangis. Zul membawa Mona ke rumah. Zul seneng banget karna akhirnya dia bisa nikahin Mona, tapi pada saat yang sama dia juga mikirin apa yang bakal dia lakukan kalo istri pertamanya dateng di hadapan Mona. Mona pergi ke kamar mandi untuk ganti baju. Zul ditelepon Siti lagi. Kali ini Zul menjawab telfon Siti. Siti ngambek, karena telponnya dicuekin, Zul bilang, abang lagi miting sayangggg. Siti lalu tanya kamu udah dapet rumah dllnya belum? Aku udah engga sabar banget mau tinggal bareng kamu. Zul bilang dia berusaha keras untuk nyediain semuanya, tapi kan butuh waktu.

Siti ngancem, aku engga bisa nunggu lebih lama lagi, Minggu aku mau ke tempat kamu. Siti bilang kalo Zul memang belum bisa beli rumah dan yang lainnya, Siti akan terima. Sudah jadi kewajibannya untuk mendukung suaminya. Zul bilang dia ngerti perasaan Siti tapi sebaiknya Siti tunggu sampe Zul minta Siti dateng untuk tinggal bersama. Waktu Zul masih ngomong, Mona udah keluar dari kamar mandi. Mona tanya siapa yang nelepon? Zul bilang salah sambung. Zul akting kesel, ah banyak banget sih telepon salah sambung, mending juga dimatiin aja ni hp. Setelah ngomong begitu, Zul matiin teleponnya. Dia mesra-mesraan sama Mona. Dia juga melukin Mona. Siti bingung di kampung. Nangis lagi.

Paris masih kesel dan cari jalan buat bikin Ranum dan Maliq makin sengsara di rumah..Tiba-tiba pintu rumah diketuk dan Paris buka pintu.. Paris kaget ketika si tamu memperkenalkan diri sebagai pengacara kel dan membawa surat wasiat dari alm ayah Maliq dan Attar dan sesuai permintaan akan dibacakan setelah xx tahun dia meninggal…Paris shock..kalau sampai ada surat wasiat ini maka surat kuasa yang dipegangnya nggak berlaku dan ia akan kehilangan kontrol atas kekayaan ini semua..Paris memandang pengacara itu dengan pucat.

Episode 24, Kamis, 18 Agustus 2011

Mila terkejut ketika ia mengetahui bahwa dirinya hamil. Mila bingung bagaimana caranya ia akan memberitahu keluarganya soal kehamilannya.

Sementara itu, Paris shock ketika ia mendapat informasi dari orang suruhannya, bahwa orang yang sudah mensabotase mobilnya sehingga Paris mengalami kecelakaan, adalah Jody. Paris sangat marah.

Samira kesal, dan beranggapan bahwa insiden yang membuat Maliq terluka, adalah gara-gara Maliq menolong Paris.

Ranum Episode 24
Tayang : Senin, 22 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

HP Ranum ada di dekat Jody dan Paris. Tiba-tiba HP itu berdering. Jody dan Paris kaget dan ingin melihat HP itu. Ranum langsung cepet-cepet ambil HPnya dan menyembunyikannya di dalam tas. Jody dan Paris kaget melihat Ranum tiba-tiba muncul dari balik gorden. Ranum dan Paris jadi ribut.
Jody dan Paris sadar kalo percakapannya direkam ranum pake HPnya. Paris melabrak Ranum, berani-beraninya masuk rumah orang tanpa ijin, pake mata-matain segala lagi! Ranum bilang kalo Paris salah udah nganggep ini rumahnya. Paris cuma tamu di sini dan beberapa hari lagi juga diusir dari sini. Jody dan Paris menarik Ranum dan berusaha merampas HP Ranum. Waktu Paris, Jody dan Ranum rebutan, HP ranum jatuh. Paris coba memukul Ranum, tapi Ranum memukul balik dan mengancam membawa mereka ke polisi karena mereka udah bikin banyak masalah di keluarga ini. Jody berusaha merebut HP Ranum, tapi ranum menangkisnya dan melawan mereka. Ranum akhirnya bisa mengalahkan dan memukul Paris, Ranum juga memukul Jody dan di saat perebutan terjadi, Jody berhasil menginjak HP itu dan HP pun hancur.
Ranum mendorong Paris. Pembantu-pembantu baru berdatangan. Paris menyuruh mereka mengusir Ranum dari rumah. Salah satu pembantu memanggil satpam dan mereka pun menangkap Ranum lalu mendorongnya ke luar rumah. Ranum mengingatkan kalo apa yang dikatakannya tadi pasti akan terjadi. Satpam langsung menutup pagar.

Paris dan Jody ngobrol, untung aja kita berhasil mergokin Ranum tepat waktu, kalo enggak, bisa habis kita. Jody bilang ke Paris untuk hati-hati supaya nanti-natinya mereka engga kena masalah kayak gini lagi. Paris bilang kalo sekarang dia engga akan tinggal diam, sudah cukup penghinaan dari si berengsek Ranum. Waktu di mall Ranum sudah cukup kasar, hari ini pun dia udah keterlaluan karena lancang masuk ke dalam rumah, si berengsek Ranum bener-bener harus dikasih pelajaran.
Ranum datang ke rumah sakit tempat Attar dirawat, dan bertanya tentang attar. Tapi dia diberitahu kalo ternyata Attar sudah pulang. Ranum bertanya kepada resepsionis/Dokter apa memang Attar disarankan untuk pindah ke rumah sakit lain? Tapi Ranum tidak mendapatkan informasi di mana keberadaan Attar. Ranum kecewa banget.

Tapi di RS, Ranum malahan melihat Fadia... Maliq menyusul dan Ranum bilang kalau tadi dia liat Fadia di sini.. Ranum nanya soal keberadaan Fadia kepada beberapa perawat, tapi engga ada yang tahu di mana Fadia. Ranum bilang dia akan tetap di RS, karena mungkin aja Fadia perginya hanya ke sekitar rs, dan akan kembali lagi. Maliq bilang belum ada tanda-tanda kemunculan Fadia. Dia pasti engga mungkin kembali sekarang. Ranum nurut dan bilang ia akan ke toilet dan mereka ketemu di parkiran. Pandu yang datang menjenguk Fadia…Pandu ketemu Maliq dan bilang lagi menengok temen tanpa tau kalau mereka mencari orang yang sama…suster nemuin surat di bawah bantal Fadia, suster inget tadi ada mas dan mbak yang cari pasien ini..pasti untuk mereka. suster lari mengejar Maliq dan ranum. Pandu masuk ke ruangan dan bengong karena Fadia udah nggak ada.

Di parkiran, perawat lari menghampiri dan menyerahkan surat pada Ranum. Surat itu ditemukannya di bawah bantal Fadia. Ranum baca surat itu. di surat itu Fadia mengucapkan rasa terima kasihnya pada seseorang karena sudah menyelamatkan nyawanya juga menjaganya selama ini. Tapi dia engga mau lagi ngebebanin abang baik hati ini makanya karena sudah merasa lebih baik dia lebih baik pergi saja. Fadia minta maaf kalo dia terpaksa pergi tanpa pamit. Fadia janji dia engga akan nekat bunuh diri lagi, karena dia mengerti hidup ini adalah berkah dari Allah. Hanya Allah yang berhak mencabut nyawa seseorang. Maliq dan Ranum shock..jadi siapa orang yang nolongin Fadia ini?
Mobil Maliq pergi dan Pandu keluar. Pandu seakan melihat Ranum dan Maliq lewat tapi kemudian menggelengkan kepala...ini pasti hanya perasaannya saja....dia cemburu liat Maliq dan Ranum kayaknya.
Di kampus, Mila merasa mual dan lemas. Jadi dia nggak bisa lagi konsen dan pengen balik aja. Di parkiran, Mila mau pingsan dan jatuh tapi kemudian ada tangan membantunya. Ruben keliatan kaget..kenapa lo?? Mila langsung menepis tangan Ruben..jangan sentuh aku. aku nggak apa-apa....Mila dan Ruben bertengkar dan intinya Mila merendahkan Ruben sebagai cowok manja dan nggak bisa apa-apa dan ia benci Ruben sampai kapanpun..Ruben didatangi gangnya dan terpaksa demi menjaga muka, melukai hati Mila, Ruben lalu seneng-seneng sama cewek dan gangnya...Gangnya memuji Ruben yang kasih pelajaran ke Mila..Ruben berusaha seneng ama cewek-cewek tapi entah kenapa hatinya masih mikirin Mila.
Suatu ketika Paris mau menemui Jody. Tapi Paris betapa kagetnya Paris ketika ia mendengar Jody lagi menyuruh orang menyingkirkan Paris dan Attar supaya semua harta dimiliki Jody…Paris shock dan marah..jadi selama ini ia hanya dimanfaatkan oleh Jody?? Paris bertekad untuk memberi pelajaran ke Jody
Maliq datang ke kantornya. Bosnya kasih tau kalo Maliq akan harus pergi dinas keluar kota selama seminggu. Dengan ragu-ragu Maliq bilang kalo kondisi keluarganya engga memungkinkan untuk ditinggal-tinggal. Bosnya bilang waktu kamu udah tanda tangan kontrak dan terima kerjaan ini kan kamu harus tau kalo kamu harus mau disuruh dinas keluar kota kalo dibutuhin. Maliq terpaksa setuju. Bos nelepon manajer untuk jelasin kerjaan untuk Maliq di sana. Maliq nelepon Zul dan Zul bilang pas banget …ada undangan untuk dakwah juga di sana..Jadi mereka bisa sekali mendayung semua terlampaui..

Besoknya, pengacara datang dan di rumah Paris sudah mempersiapkan surat kuasa palsu sehingga pengacara kasih tau hasilnya..Paris shock karena Maliq adalah pengelola semua harta…Pas pengacara keluar dengan Jody..Jody nanya siapa orang-orang itu dan Paris bohong..tapi Jody eggak percaya dan mereka berantem…Jody minta Paris jangan macam-macam…dan mencekik leher Paris.. Paris makin bête… Jody kamu akan aku singkirkan…Kamu nggak akan bikin aku menderita lagi..pas Jody pergi Paris nangis..dia mencintai jody tapi ternyata ini balasan Tuhan..dia cuman dimanfaatkan …Paris menjadi makin dingin dan bilang akan dia kuasai semuanya sendirian tanpa ampun sekarang….Paris lalu mau mencelakakan Maliq supaya Attar menjadi pewarisnya..

Ranum mendapatkan email hasil pemeriksaan kesehatan Samira dari dokter di Singapura. Ranum bawa hasil pemeriksaan itu ke dokter di Jakarta. Dokter di Jakarta menuliskan resep beberapa obat dan juga bilang kalo Samira harus disuntik di tulang belakangnya seminggu sekali selama beberapa bulan. Setiap kali perawatan akan dikenai biaya. Ranum ambil semua uang yang ada di rekening banknya lewat ATM. Lalu dia beli obat untuk Samira. Ranum pulang dan cerita ke Samira soal saran dokter dan obat-obat yang harus Samira minum. Dokter bilang Samira akan baik-baik saja, asal rutin disuntik tulang belakangnya.
Halimah dan Mila juga ada di sana saat itu. Samira tanya, tapi uang dari mana? Ranum berusaha ngeyakinin Samira, aku dan Maliq kerja kan Bu, jadi ibu engga usah khawatir soal biaya. Samira bilang kamu seharian mondar-mandir ke sana ke mari dari pagi, kamu kan lagi puasa. Kamu udah berkorban terlalu banyak untuk kami. Samira keliatan emosional mengenang semua sikap buruknya pada Ranum dan Maliq. Ranum bilang, bu, Ibu harus janji, engga usah ngomong atau berpikir kayak gitu lagi ya. Samira nangis. Halimah nenangin Samira. Engga lama kemudian Maliq datang. Ranum kaget karena Maliq pulang lebih cepet. Maliq kasih tau kalo dia harus pergi ke Surabaya dan beberapa kota lainnya untuk dinas kerja selama 8-10 hari. Ranum keliatan sedih. Maliq bilang, jangan sedih dong, kamu sabar ya, ini kan bagian dari kontrak kerjaku.

Maliq buka puasa setelah Halimah dan Ramum selesai solat. Ranum mengemasi barang-barang bawaan Maliq. Maliq pamit sama Halimah, Samira, dan Mila. Ranum nganter Maliq sampe naik taksi. Maliq bilang bahwa mereka sudah menikah dan berharap bisa berdua terus, tapi manusia hanya bisa berencana, Tuhan lah yang menentukan. Ranum bilang ga papa, semua akan baik-baik aja. Allah menguji kita, seberapa kuat cinta kita dan seberapa jujur kita. Semoga ini semua membawa kita ke jalan kebaikan. Ranum memasrahkan segalanya pada Allah dan meminta Maliq juga begitu. Maliq berangkat.

Ranum datang ke kantor Pandu bersama Adila untuk mengambil baju sisa export yang sudah diambilkan Pandu untuk adila. Ranum datang menemui Pandu. Pandu menawarkan bantuan finansial karena tau Ranum lagi kesusahan. Ranum menolak. Pandu bilang, kita kan temen, sesama teman harus saling membantu, lagian kamu kan bisa pulangin lagi nanti. Ranum bilang kalo dia sangat menghargai dan mengerti perasaan Pandu. Ranum pasti akan bilang kalo emang lagi butuh, tapi sekarang belum perlu. Ranum menjadi terharu dan tercekat melihat sikap baik Pandu. Ranum pergi setelah mengucapkan terima kasih kepada Pandu.

Maliq menghubungi HP Adila dan menanyakan kenapa HP Ranum engga bisa dihubungi. Ranum bilang kalo tadi ada masalah sedikit, tapi sekarang udah beres kok, ga perlu khawatir. Ranum bilang ke Adila untuk jaga toko karena dia harus pergi ke rumah sakit untuk mencari Attar. Ranum pergi ke beberapa rumah sakit namun tidak menemukan Attar. Ranum keliatan mumet dan kecapean, lapar dan haus, Ranum merasa pusing tapi tetap mencoba bertahan.

Saat Ranum tiba di rumahnya Ranum kaget karena melihat kerumunan. Ranum mendekati kerumunan dan melihat laki-laki dari kantornya Paris dan beberapa orang lain ada di sana. Ada mobil yang diparkir di luar. Halimah, Mila dan Samira sudah berdiri di depan rumah dengan barang-barang mereka. Rupanya mereka diusir dari rumah. Samira duduk di bangku dengan kondisi kesehatan yang buruk. Samira dan Halimah menangis. Ranum kaget banget dan memohon kepada para petugas agar tidak mengusir mereka dari rumah. Ranum bilang Paris telah membohongi mereka. Rumah ini juga milik keluarga Samira. Tetapi para petugas hanya bersimpati terhadap mereka dan mohon maaf karena mereka hanya melaksanakan perintah dari atasan mereka.

Salah satu pegawai datang menghampiri dan memberikan HPnya ke Ranum dan bilang Paris ngirimin ini untuknya. Tiba-tiba Hpnya berdering. Ranum menjawab teleponnya. Sambil tertawa mengejek Ranum, Paris bilang gimana rasanya hidup di jalanan? Pasti seru banget kan? Sekarang, bawa Mila dan dua nenek-nenek itu pergi dari apartemenku. Aku yakin, engga lama lagi kamu akan mati di jalanan. Ranum marah setelah mendengar apa yang dikatakan Paris. Ranum bilang, Paris ingat ada Allah, ini bulan Ramadan, jika seorang hamba menyebut nama-Nya dengan kesungguhan hati maka Allah pasti mendengarnya. Saya ga mau puasa saya jadi sia-sia gara-gara kamu. Inget, kamu akan menanggung akibat dari perbuatan kamu sendiri. Paris berteriak ke Ranum, udah ga punya apa-apa masih aja belagu sih. Samira keliatan semakin lemah. Mila dan Halimah menopang Samira.

Samira, Halima, Mila dan Ranum pergi naik taksi. Ranum bilang kalo kita akan ke rumah Miranda, tapi Samira menolaknya – ngeliat mukanya aja Samira engga mau. Samira bilang kalo kita akan pergi ke rumah temannya, Lalita. Dia pasti mau menolong. Halimah bilang, jangan gitu Samira, ga baik, nanti semua orang jadi tau kondisi kita sekarang. Samila meyakinkan, Lalitta itu teman baiknya dan Samira pernah menolongnya waktu Lalitta butuh pertolongan. Lalitta bukan hanya akan memberikan tempat untuk tinggal sementara, tetapi dia pasti akan jaga rahasia soal keadaan mereka sekarang.

Lalita awalnya ramah terhadap semuanya dan menyediakan teh serta makanan, tapi setelah Lalita tahu masalahnya, Lalita langsung menunjukan perubahan sikap dan mulai beralasan kalo suaminya lagi kurang sehat dan butuh istirahat total. Lalita menawarkan bantuan finansial kepada Samira, tapi juga mengejeknya, kamu sama anak kamu itu sama bodohnya, ngapain sih kalian nyerahin surat kuasa perusahaan ke Paris. Samira langsung marah mendengarnya sambil bilang, saya kesini untuk minta bantuan, bukan untuk dengerin ocehan kamu. Pertengkaran pun terjadi, Lalita bilang udah untung saya mau bawa kamu masuk ke rumah saya, ga mungkin ada orang lain lagi yang mau nerima kamu. Emang kamu pikir kamu siapa, orang penting? Ranum bilang ke Lalita agar ga ngomong kaya gitu. Samira memaki Lalita, ga inget kamu pernah beberapa kali ditolong, dipinjemin uang juga. Jadi begini balasannya? Samira sakit hati banget karena sikap Lalita. Ranum membawa Samira ke luar rumah bersama Halimah dan Mila. Mila bilang, kita pergi ke rumah temanku aja yuk. Tapi Halimah menolaknya dan bilang, kita ga punya pilihan lain kecuali rumah Miranda. Ranum bilang kalo dia akan membuat Miranda setuju, ga usah khawatir. Meskipun Miranda sangat cerewet dan kasar tapi Miranda bisa mengerti situasi ini. Samira terlihat enggan tapi juga ga punya pilihan lain, lalu Ranum membawa mereka ke rumah Miranda.

Miranda kaget waktu liat Samira, Ranum, Mila dan Halima di rumahnya. Ranum cerita kalo mereka akan tinggal di sini karena apartemennya telah direbut oleh Paris. Miranda langsung marah dan mencak-mencak ke Samira “ini semua gara-gara kamu Samira”. Kamu ga percaya sama anak saya, kamu malahan percaya sama Paris. Lihat, apa yang dilakukan Paris kepada kalian. Saya ingin anak saya Ranum menikah dengan Maliq dan berharap hidupnya akan bagai putri raja, seperti ratu, tapi kamu malah bikin dia jadi gembel. Samira lantas marah dan hendak mengatakan sesuatu. Namun Ranum mencegahnya dan segera mendamaikan keduanya. Ranum memegang tangan Miranda dan menyuruhnya masuk. Miranda berbalik badan dan ingin mengatakan sesuatu lagi ke Samira, tapi Ranum langsung membawa Miranda masuk. Ranum coba meyakinkan ibunya supaya mengijinkan mereka tinggal di rumahnya sambil menyusun rencana. Miranda marah dan bilang siapa yang akan menanggung semua biaya mereka. Kalian berempat akan tinggal disini, uang dari mana? Ranum bilang kalo ibunya ga usah khawatir, semua Ranum yang atur, tapi tolong ibu jangan ribut.

Kita perlihatkan Samira yang berada di luar mendengarkan kata-kata Miranda. Samira masuk ke dalam dan kasih kalung dan anting berlian ke Miranda dengan dongkolnya. Miranda bisa ambil perhiasan ini sebagai ganti biaya mereka tinggal. Ranum mencegah Samira, tapi Samira yang jaga gengsi bilang kalo dia engga bisa numpang hidup di rumah orang lain dengan gratisan. Miranda dengan cepat merampas kalung dan anting itu. Ranum marah ke Miranda, pokoknya perhiasan ini ga boleh dijual, cukup disimpan aja dan dikembalikan sampai Ranum bisa kasih uang ke Miranda. Miranda pasang muka belagu, Samira keliatan kesal dan merasa dipermalukan. Ranum berusaha menenangkan Samira, semuanya akan baik-baik saja dan kita harus sabar. Ini ujian dari Allah. Kita harus tetap sabar dan membuktikan kepada Allah kalo kita mampu menghadapi cobaan ini. Samira mengumpat, ujian macam apa, kita yang susah, si Paris petantang-petenteng enak-enakan nikmatin duit kita. Samira jadi tercekat. Ranum berusaha menenangkannya.

Sore hari. Ranum dan Halimah shalat dan Mila menyiapkan buka puasa. Ranum galau, tetapi terus berdoa semoga keluarganya diberikan kesehatan. Ranum juga khawatir apakah mereka bisa bertahan, sementara mereka sudah engga punya uang. Obat Samira yang mahal juga harus dipikirin. Suntikan yang harganya mahal harus terus diberikan. Ini adalah tantangan bagi Ranum saat ini.

Ranum ga bisa tidur. Ia teringat apa yang sudah dilakukan oleh Paris dan Jody pada keluarganya. Kejadian-kejadian masa lalu terlintas di benaknya. Sudah larut malam dan Ranum masih belum bisa tidur. Ranum juga teringat pertengkarannya dengan Paris di mall. Ranum menggelar sajadah dan mengambil Al-Quran lalu membacanya, bukan hanya orang yang melakukan ketidakadilan yang berdosa, melainkan orang yang membiarkan ketidakadilan terjadi juga berdosa. Ranum memutuskan mulai sekarang dia engga mau tinggal diam menerima ketidakadilan. Paris telah menyakiti Samira, ibu mertuanya dan Jody telah menduakan Fadia istrinya, untuk itu Paris dan Jody harus menerima hukuman. Ranum berdoa kepada Allah agar ditunjukan jalan untuk melawan ketidakadilan ini dan memberikan pelajaran kepada Paris dan Jody serta berharap semuanya kembali seperti sedia kala lagi. Ranum berdoa “Ya Allah, lindungi saya, berkahi saya!

Paris menyelidiki dan mengetahui Maliq lagi ke luar kota. pas banget utk nyingkirin dia. Maliq habis memberikan ceramah dan juga menjalankan kerja kantor. Paris siap-siap mau membunuh Maliq pas dia lagi berjalan di desa itu. Paris menjalankan mobilnya dengan kencang siap menabrak. Tapi keajaiban Allah berlaku. Maliq tiba-tiba belok arah karena ingat harus beli oleh-oleh untuk Ranum. Paris berusaha mengerem dan membuntuti Maliq..tapi Paris pucat. Ternyata remnya blong dan ia terus meluncur. Dan mobilnya masuk jurang. Maliq kaget dan melihat ada mobil terbakar di jurang. Paris teriak minta tolong karena pintu nggak bisa dibuka dan ia lalu pingsan.

Episode 25, Jumat, 19 Agustus 2011

Mila terkejut ketika ia mengetahui bahwa dirinya hamil. Mila bingung bagaimana caranya ia akan memberitahu keluarganya soal kehamilannya.

Sementara itu, Paris shock ketika ia mendapat informasi dari orang suruhannya, bahwa orang yang sudah mensabotase mobilnya sehingga Paris mengalami kecelakaan, adalah Jody. Paris sangat marah.

Samira kesal, dan beranggapan bahwa insiden yang membuat Maliq terluka, adalah gara-gara Maliq menolong Paris.

Episode 24, Senin, 22 Agustus 2011

Miranda melarang Maliq untuk menjenguk dan bertemu dengan Ranum, sebelum Maliq membawa uang untuk biaya pengobatan Ranum. Maliq nampak sangat sedih.

Sementara itu, Pandu kaget ketika Adila memberitahunya kalau Ranum masuk rumah sakit karena kecelakaan di gudang kantor.

Paris bertanya dengan dokter kandungan, apakah dia bisa memiliki anak dari Attar. Dokter kandungan menjelaskan bahwa akan lebih baik jika Paris mengikuti proses bayi tabung, karena kesehatan Attar membuatnya tidak bisa punya anak. Paris terkejut.

Ranum Episode 24
Tayang : Selasa, 23 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

Maliq berjuang nolong Paris selamat dari maut. Sampai mengorbankan nyawanya, Paris di sini pertama kali twist bahwa dia melihat ada cowok yang bisa mengorbankan cintanya ke dirinya sebegitu besar. Maliq berhasil menyelamatkan Paris, dan Maliq jatuh pingsan. Mereka berdua keluar dari mobil, pas saat mobil meledak.
Paris memeluk Maliq. Menangis terharu. Ranum selesai sholat malam. Karena liat ada missed call dari Maliq, Ranum telepon balik Maliq. Maliq yang lagi nginep di hotel di Surabaya tanya soal kabar Ranum, Samira, Halima, dll, memastikan apa semua baik-baik aja. Ranum pasang suara riang dan bilang kalo semuanya baik-baik aja, Maliq engga usah khawatir. Ranum engga bilang kalo mereka ada di rumah Miranda. Ranum tanya, kamu sendiri apa kabar? Dari percakapan mereka berdua, keliatan banget kalo mereka saling kangen dan Ranum engga sabar nunggu Maliq pulang, jadi mereka bisa bersatu kembali. Akhirnya Ranum dan Maliq sama-sama mengucapkan selamat tidur. setelah itu Ranum mematikan hpnya.

Paris lagi diperiksa oleh polisi dan ditanya utk tujuan apa datang ke daerah itu dari Jakarta…Paris langsung kaget karena inget tujuannya untuk menyingkirkan Maliq karena surat wasiat..Paris langsung sok sandiwara dan bilang kalau suaminya lagi sakit dan dia lagi cari dokter alternatif..Polisi bilang mereka akan menyelidiki kenapa mobilnya nggak bisa di rem….Tapi yang jelas Paris diselamatkan oleh keajaiaban dan juga hutang budi dengan Maliq….Bisa-bisa mereka mati berdua malahan karena dia sudah nyaris mengorbankan nyawa dengan menyelamatkan Paris…

Pas Polisi pergi, Paris tampak shock…dan inget dengan semua perngorbanan Maliq…Paris kemudian inget dengan kata-kata Jody sebelumnya yang ingin menyingkirkan dia..Paris jadi marah dan sedih…Kalu ini sampai Jody yang bikin dia celaka…Paris nggak akan melepaskan Jody…

Paris kemudian terpana ketika suster mengantar baju dan mukena dari Maliq supaya Paris bisa sholat…Maliq bangun sejenak dan minta suster untuk anter ke Paris..Paris tampak terharu kenapa Maliq yang sudah ia jahatin bisa sedemikian baik sama dia..Jadi masih ada cowok baik di dunia ini?? Paris tiba-tiba iri sama Ranum yang punya suami baik kayak Maliq..nggak punya harta tapi punya cinta..sedangkan ia nggak punya apa-apa…Attar ia nggak cinta..Jody yang ia cinta kayak begitu…Paris jadi merasa sial.
Mila lagi dalam perjalanan balik ke rumah dari belanja untuk sahur. Mila lalu melihat orang jualan martabak..Mila jadi pengen tapi tiba-tiba pas sudah di depan tukang martabak..mendadak ia mual banget…Mila muntah-muntah pinggir jalan dan merasa pusing mau pingsan…Mila sempoyongan dan kemudian jreng..pas udah mau nutup mata ada yang nolongin

Ternyata pas Mila buka mata ada di mobil Daniel lagi dikasih minyak angin..Di sini Mila meluk Daniel karena ia balik lagi jadi sahabatnya….Dijelaskan kenapa Daniel pergi dan Daniel curiga Mila kenapa..sambil bercanda Daniel bilang lo hamil apa?? Jrengg..Mila jadi kaget..dan inget kalau dia belum datang bulan..Mila jadi gelisah banget…

Di rumahnya, Ruben juga lagi muntah-muntah setelah abis ngumpul ama anak-anak…Anak-anak gangnya meledek Ruben ..payah lo lagi ngidam yah..Ruben bilang sambil kesel…dia sebel anak-anak…nggak akan mau dia punya anak…Ruben tiba-tiba inget Mila dan berbalik jadi kesel…ini pasti dia lagi disumpahin Mila..Ruben langsung bertekad melupakan Mila..toh dia udah menghisap madunya juga…ngapain juga dia perduli…Anak-anak gang langsung sirak sorai pas Ruben ngajakin ngecengin cewek di klub mereka biasa..

Pandu lagi cari-cari Fadia karena ia concern berat…..Hit and miss ama Fadia yang juga lagi sedih di jalan… Fadia juga pengen cari tau pandu siapa tapi orang di RS juga nggak ada yang tau…Karena Fadia nggak tau lagi harus ke mana..

Pagi hari, Ranum dan Halima solat subuh. Setelah itu mereka mulai berpuasa. Ranum pergi ke dapur dan masakin sarapan buat yang lain. Kemudian, Ranum nyelesain kerjaan rumah, baru berangkat kerja. Ranum menyajikan sarapan untuk Samira, Mila, dan ibunya, Miranda. Ranum siap berangkat kerja, tapi dia tiba-tiba denger ribut-ribut antara Samira dan Miranda. Miranda bilang ke Samir, orang yang udah kamu hina-hina, udah kamu mainin perasaannya, udah kamu tuduh macem-macem, ternyata orang yang ngerawatin kamu kan? Kalo dia engga bawa kamu ke sini, kalian mungkin udah ngemis-ngemis di pinggir jalan sekarang. Ini semua gara-gara kebodohan kamu sendiri, sampe Ranum juga ikut-ikutan menderita. Dia engga cuma ngerawatin kamu, tapi dia juga harus cari duit. Ranum datang dan nyuruh ibunya diem dan engga lagi ngomong kayak gitu ke Samira. Samira yang kesel banget liat tingkah Miranda, langsung nyerocos, engga usah bawel deh, aku kan udah kasih kalung emas, bandul berlian, belum cukup apa? Anggapnya itu sebagai uang sewa penginapan di sini, lagian kami engga akan lama-lama tinggal di sini. Jadi, kamu engga perlu ngomong sembarangan gitu.

Ranum langsung narik tangan Miranda dan menyeretnya ke pojokan dan bilang, kan aku udah ingetin ibu, engga usah ngomong apa-apa ke Ibu Samira. Kalo ibu mau ngomong apapun, ngomong sama aku, bukan ngomong ke Ibu Samira atau Nenek Halimah. Ranum memohon, tolong Bu, biarin mereka hidup tenang. Miranda nyolot, apa? Kamu minta ibu bikin mereka tenang tinggal di sini setelah apa yang mereka lakukan sama kamu? Dih, mending waktu itu kamu nikah sama Mansyur aja deh. Seengganya hidup kamu bisa lebih makmur. Maliq aja engga tau ke mana nyari duitnya, sementara tanggung jawab keluarga jadi dipegang kamu. Ranum bilang. Ranum bilang ya kalo ini emang takdir yang harus aku terima, ya aku ikhlas. Apapun yang Allah kasih itu pasti ada maksudnya, dan aku terima dengan ikhlas. Aku percaya banget Allah itu Maha Adil. Allah engga pernah salah. Kalo memang aku pernah dijahatin, Allah pasti kasih balesannya. Aku cuma pengen ibu janji, demi Allah, ibu engga akan ngomong macem-macem lagi ke Ibu Samira, nenek Halimah, dan Mila. Miranda diem aja, dia malah melengos.

Ranum siap berangkat kerja. Sebelum berangkat, dia minta Samira dan Halimah untuk hati-hati di rumah, dia akan cepet pulang. Ranum mohon pada Samira, Bu, kalo ibu saya ngomong, ga usah ditanggepin ya. Biar kalian engga ribut-ribut lagi. Halima janji pada Ranum, tenang aja Ranum, kita akan baik-baik aja di sini.

Paris mau menjenguk Maliq tapi suster bilang dia pingsan lagi semalaman….Paris jadi khawatir…

Maliq masih pingsan, Paris merawatnya... Ranum berkali-kali menelepon, tapi nggak bisa-bisa juga... Ranum kuatir.

Attar berbaring di ranjang di sanatorium. Perawat bernama Mevin, yang udah dibayar Paris, masuk ke ruangan untuk kasih obat ke Attar. Attar masih ngantuk. Melvin nyampurin obat bius ke dalam obat yang harus Attar minum. Attar dengan suara masih ngantuk berat bilang ke Melvin, mana Paris? Kok belum dateng? Saya mau nelepon Paris. Mana Paris? Mana Paris? Melvin bilang sebentar lagi Bu Paris dateng. Tadi ibu nyuruh saya kasih obat ke bapak. Attar bilang saya engga mau obat. Melvin bilang kalo bapak engga minum obat, gimana bapak bisa sembuh? Melvin memaksa Attar meneguk obatnya, lalu pergi dari sana.

Adila tanya sama Ranum ada apa sih? Keliatannya kamu lagi kesel banget. Ranum engga ngomong. Dia diem aja. Adila tahu kalo Ranum pasti lagi mikirin sesuatu. Dia bilang, kemaren-kemaren kamu engga begini, engga diem aja gini. Ranum nyerah. Katanya dia berusaha telp Maliq, tapi ga ada jawaban...Lalu dengan betenya dia cerita soal apa yang Jody, Bima, dan Paris lakukan terhadap dirinya dan keluarganya. Mereka udah ambil semuanya dari kami. Sekarang suamiku kerja kayak orang biasa aja. Ibu mertuaku harus sakit-sakitan dan terpaksa tinggal di rumah orang laen, udah kayak pengungsi. Hidup Fadia engga kalah berantakan. Engga tau deh dia ada di mana sekarang. Kami udah teleponin temen-temennya, tapi engga ada yang tau dia di mana. Mila juga masih harus kuliah. Ini semua gara-gara orang-orang bajingan itu. kalo aja aku bisa tembak mati mereka. Setelah ngomong begitu, tangis Ranum pecah. Adila bilang, nangis engga akan nyelesain masalah, Ranum. Dulu kan Paris sama kakak ipar kamu percaya banget sama Paris dan Jody, eh sekarang mereka malah kena batunya, ditindas abis-abisan sama si Paris dan Jody. Harusnya kamu bales mereka juga, Ranum. Kamu harus bales dengan cara seperti apa yang mereka lakukan ke kamu. Ranum menatap Adila sambil berpikir. Ranum teringat scene saat Jody dan Paris bilang kalo uang adalah segalanya. Ranum bilang, kamu bener sih, tapi gimana caranya. Adila bilang, ada satu orang yang bisa bantu kalian.

Pandu, Adila dan Ranum ngumpul di ruang kerja Pandu. Pandu salut sama Ranum dan bilang dia seneng banget kalo Ranum bisa punya keputusan seperti itu. tapi itu engga akan mudah. Untuk mewujudkannya, mereka harus siapin bukti palsu. Adila sependapat sama Pandu, Ranum bilang dia tahu apa yang bisa jadi pemicu, karena meski Jody dan Paris udah deket banget, kalo di hadapan uang, mereka jadi lemah. “Kalo kita pake senjata uang, dan umpanin mereka pake uang, aku yakin, misi kita akan sukses.” Pandu setuju sama Ranum dan bilang, syukurlah aku diberi kecukupan seperti ini, ya cukup lah untuk ngadepin bajingan kayak Paris dan Jody. Pandu janji dia akan bantuin Ranum. Dia akan seneng banget kalo Allah meridhoi jalannya supaya Ranum bisa mendapatkan kembali kebahagiaan, kehidupan, dan keluarga suaminya bisa balik lagi ke rumah mereka. Adila terharu dan engga berhenti menatap Pandu. Mata Ranum berkaca-kaca. Ranum berterima kasih pada Pandu dan bilang, kita harus hati-hati banget waktu ngejalanin rencana ini. Pandu bilang, dan engga boleh ada orang lain yang tau rencana ini, ada satu orang aja yang tau soal ini, habis lah kita.

Pandu cerita ke Ranum kalo dari informannya, dapat bukti kalo Attar dipindahin ke sanatorium. Tadi orang suruhan Pandu pergi ke sana dan dapet info ini. Attar udah dirawat dia sana selama 4-5 hari. Paris pergi ke sana, nanyain kondisi Attar. Ranum bilang mereka pasti mindahin Attar ke sana karna Jody dan Paris engga bisa bebas seneng-seneng kalo Attar ada di rumah. Aku engga nyangka, demi uang, perempuan bisa serendah itu. Ranum bener-bener jadi emosi. Pandu memintanya untuk tetap tenang, perjalanan kita masih panjang. Kita harus lakukan dengan pelan-pelan. Kalo kita lemah dikit aja, misi kita bisa berantakan. Ranum jadi ngerti. Dia setuju sama Pandu.

Mila mengeles perutnya dan dia nggak merasa mual lagi…Mila mikir nggak mungkin dia hamil…kemarin kembung doang dan telat juga biasa…Buktinya sekarang dia baik-baik aja..Sampai kampus dia ketemu Daniel dan mereka langsung akrab lagi..

Ruben lagi ama cewek-cewek nggak jelas dan liat ada Mila dan Daniel di kejauhan…Ruben langsung merasa cemburu tapi gengsi..Ruben langsung sok asik ama cewek-cewek itu..Mila juga liat Ruben di kejauhan dan males kalau dikejar-kejar lagi ama dia..Daniel bingung karena Mila mau menghindari Ruben dan maksa Mila utk menghadapi Ruben..Mila ogah-ogahan dan bilang ia pasti akan ngejar-ngejar Mila..

Tapi pas sampe depan Ruben, Mila dicuekin ama Ruben…Mila gantian jadi merasa bête kok dia begitu dan makin panas..segitunya aja Ruben?? Daniel nyerocos aja kalau ruben pasti udah bosen godain Mila dan cari korban baru..diam-diam Mila nggak rela..Ruben juga pas Mila pergi, melepas cewek itu dan langsung bête…

Ranum pulang ke rumah. Samira dan Halima ada di sana. Samira bilang dia khawatir soal Attar. Dia pingin jenguk Attar. Ranum bilang, engga usah khawatir, Bu, aku akan ke sana dan tanya soal keadaan Mas Attar. Soalnya pasti kalian juga engga akan diijinin masuk, kalo Paris pulang, dia pasti akan menghina kalian lagi. Ibu sama Nenek kan lagi kurang sehat. Jadi, biar aku aja yang ke sana. Semoga Allah memberikan yang terbaik bagi kita semua. Wajah Ranum menunjukkan kebulatan tekadnya.

Mila lewat depan RS dan tiba-tiba jadi pengen beli tes kehamilan karena dia mual-mual lagi..dibangun komedi scene di mana dia malu beli test pack dan pura-pura pake kerudung buat nyembunyiin mukanya..Hit and miss ama Daniel yang lagi beli vitamin buat Mila karena dia pingsan kemarin..utg nggak ketauan…

Mila shock pas test di kamar mandi dan dia HAMIL. Paris menyuruh orang mencari tau apakah ada yang sengaja mensabotase mobilnya.... Paris shock pas tau Jody yang membuat remnya blong ..Paris langusng balik ke Jakarta..yang penting dia dpt warisan dulu yang berarti dia harus punya anak secepatnya…Paris jadi inget Maliq dan jantungnya berdebar.. Alangkah indahnyakalau dia punya anak dari Maliq..tapi dia harus fokus ke Attar…

Paris baru sampe Jakarta dan langsung menjenguk Attar di sanatorium... Saat itu dia baru tau dari dokter kalo ternyata... Karena penyakitnya, Attar sudah ngga bisa punya anak. Paris shock, gimana dia bisa dapat warisan kalo ngga bisa punya anak dari Attar?

Episode 25, Selasa, 23 Agustus 2011

Paris menuduh Samira sudah berusaha meracuni Attar dengan minuman. Samira tidak terima dan balik menuduh Paris yang telah meracuni Attar, karena Paris tidak suka dengan Attar yang selalu sakit-sakitan.

Sementara itu, Ranum terkejut ketika Pandu datang ke rumahnya karena sudah diundang oleh Miranda. Ranum pun tak mampu berkata apa-apa.

Maliq merasa sakit hati, karena Maliq merasa bahwa Miranda lebih perhatian pada Pandu daripada dirinya.

Ranum Episode 26
Tayang : Rabu, 24 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

Maliq stress banget mendengar kata-kata Miranda, tapi dia nggak bisa menyalahkan Miranda, karena memang sejujurnya, ia hanya bisa memberi penderitaan ke Ranum, semenjak mereka menikah. Maliq jadi sedih akan kenyataan ini.

Miranda terus merepet, betapa dia kecewa sama Maliq, yang dulu pernah janji akan membahagiakan Ranum, dan memberi kehidupan yang baik buat anaknya...Maliq lalu bilang bahwa dia akan mencari biaya rumah sakit Ranum, tapi ia mau menemui Ranum dulu. Miranda melarang, katanya, sebelum Maliq datang membawa uang, maka Maliq nggak akan bisa menemui Ranum!

Sementara itu Pandu juga bingung di tokonya. Karena nggak bisa menghubungi Ranum.. Adila berusaha menutupi, karena tau Maliq sedang ada di RS. Adila berdalih, bilang bahwa Ranum tadi minta ijin karena ada keperluan keluarga. Pandu tampak khawatir dan mencecer Adila yang deg-degan menutupi kalau Ranum sakit.

Pandu yang masih gelisah melewati rumah Ranum, tapi rumah dalam keadaan sepi, karena Miranda masih di RS, sampai akhirnya dia melihat Maliq masuk ke rumah Ranum, Pandu langsung memanggil Maliq, karena mengira Maliq adalah kakaknya Ranum (seperti dulu kata Adila). Maliq kaget melihat Pandu. Pandu nanya Ranum di mana? Dan Maliq menyembunyikan rasa cemburu dan ingin taunya dan Maliq bertanya, ada apa Pandu mencari Ranum? Pandu mengira, Maliq hanya over-protective ke adiknya. Pandu cuma bilang, ada urusan kerjaan. Maliq mulai merasa nggak nyaman Ranum bekerja di tokonya Pandu. Maliq lalu bilang Ranum kayaknya lagi nggak ada. Maliq nggak mau Pandu menjenguk Ranum ke RS. Pandu tampak kecewa dan balik.

Maliq masih pusing sepeninggal Pandu. Di mana ia bisa dapat pinjaman uang?? Maliq mencari Samira, tapi nggak ada. Mila yang baru datang juga tampak panik. jangan-jangan Mama kabur lagi. Maliq berpikir dan shock. Jangan-jangan ibunya melabrak Paris karena dianggap mencelakakan Maliq, saat kejadian di Surabaya itu. Mereka berbondong ke rumah Paris.

Samira datang dan menyerang Paris, karena dianggap mencelakakan Maliq. Paris mengelak. Samira dan Paris perang mulut lagi. Dan berantem. Sampai Maliq dan Mila datang, Maliq megangin Paris. Mila mengangin Samira. Maliq teriak minta Mila ngajak Samira pergi dulu. Karena kejaidan di Surabaya bukan salah Paris, Samira tak suka Maliq membela Paris. Maliq meminta Paris pulang.

Paris tampak luka mukanya kena cakar Samira dan nangis beneran karena kesal dan frustasi. Paris menangis teriak ke Maliq. Bilang aja kamu mau nyalahin saya? Tapi Maliq malah minta maaf untuk ulah Samira ibunya. Dan juga menasehati Paris untuk bertobat. Lalu Maliq pergi, dengan wajah yang masih kusut. Paris tertegun, dan nggak menyangka Maliq akan membelanya. Tapi Paris juga melihat bahwa Maliq sedang ada masalah. Paris merasa harus memanfaatkan peluang itu, Paris pun berusaha untuk cari tau.

Kapan Attar pulang dari rumah sakit dan bagaimana? Ini harus dijelasin dulu. Penuh kasih sayang Paris harus membawanya pulang. Memanjakan cinta pada Attar. Tindakan sangat romantis, membuatnya merasa bahwa dia adalah wanita terbaik dan istri di seluruh dunia

Maliq pulang dan Paris terus memikirkan Maliq. Mungkin daripada melenyapkan Maliq, akan lebih berguna jika Paris bisa ‘merangkul’ Maliq. Sementara Paris juga harus tetap fokus untuk bisa punya anak dengan Attar, demi kebagian harta warisan.

Paris pun terduduk di kursinya dan mulai merasa kesepian di rumah besar ini. Dengan Attar yang tak bisa apa-apa. Mila menenangkan Samira, dan habis itu Mila juga menangis sendirian dalam sholatnya. karena ia nggak siap untuk hamil dan punya anak. Apalagi dengan kondisi yang seperti ini. Mila mohon ampun tapi ia harus menggugurkan kandungannya.

Di RS, Ranum sadar dan mulai mencari Maliq. tapi Miranda berbohong, dan bilang Maliq kan juga sakit di rumah dan nggak bisa nengok. Ranum yang masih lemah tampak merindukan Maliq.

Maliq ngomongin masalahannya ke Zul. Akhirnya Zul gak tega. Ngajakin Maliq kerja sampingan sama dia. Tapi jualan baju-baju dalam wanita. Itu yang sekarang paling laku karena mau Lebaran. Maliq agak ragu. Tapi Zul bilang yang penting halal.

Maliq and Zul jualan dari kampung ke kampung. Di tengah jalan, ketemu sama ibu Miranda. Miranda kaget dan makin menghina-hina Maliq.

Besoknya Maliq minjem ke kantor dan langsung ditolak karena ia pernah punya masalah dengan keuangan kantor.

Pandu pun kaget pas Ranum nggak masuk kerja karena sakit. Adila makin gelisah dan ngaku kalau Ranum jatuh kemarin dan masuk RS, Pandu langsung marah ke Adila dan lari ke RS.

Paris ke tempat Attar dan dengan keadaan Attar sekarang, mereka akan lama punya anak. Paris kepikiran untuk bayi tabung saja dan pergi ke RS utk konsultasi ke dokter.

Saat Maliq ke RS, Miranda makin menghina-hina Maliq dan melarang Maliq ketemu Ranum. kita buat suasana sedih ketika Ranum seakan-akan bangun mendengar suara Maliq dan Maliq berusaha melihat ke dalam ruangan Ranum.

Di sana Paris melihat Maliq lagi memohon-mohon ke Miranda untuk ketemu Ranum. dan Paris melihat kalau Miranda nggak suka dengan Maliq. Paris memperhatikan dengan teliti dan tersenyum sinis. Paris melihat Maliq pergi dan Pandu datang. Paris lalu kaget siapa dia? Dan terus memperhatikan.

Miranda seneng banget liat Pandu dan nggak ada Maliq. Miranda dengan muka tebelnya minta bantuan ke Pandu, tanpa sepengetahuan Maliq. Pandu tentu saja mau membantu, dengan menanggung biaya pengobatan Ranum yang cukup besar, dengan dalih biaya kantor.

Pandu mau ketemu Ranum, tapi pas banget ada dokter yang mau memeriksa Ranum. Jadi nggak bisa. Pandu kemudian pergi ngantor lagi.

Miranda kaget melihat Paris muncul. Paris bilang gimana kalau Maliq sampai tau kalau Miranda minta uang ke Pandu. yang sependengarannya tadi boss nya Ranum di kantor dan kayaknya Pandu naksir Ranum. Jangan-jangan Pandu nggak tau Ranum sudah menikah. Miranda minta Paris jangan kasih tau Maliq. Apalagi kasih tau Pandu kalau Ranum sudah nikah. Karena Miranda benci Maliq yang cuman bisa kasih penderitaan. Paris tersenyum. Paris berpikir, Miranda bisa diajak kerja sama. karena mereka rasanya punya kepentingan yang sama. Paris bilang, dia mau membantu Miranda, bahkan Miranda bisa dapat imbalan uang. Tapi syaratnya, Miranda harus nurutin kata-katanya dan perintahnya kalau ia memerlukan bantuannya. Miranda begitu diperlihatkan uang, matanya langsung ijo, dan langsung ngangguk-ngangguk setuju apalagi pas Paris kasih uang banyak.

Lalu Paris ke dokter dan dikasih tau kalau mereka harus memeriksa Attar untuk ikutan program bayi tabung. Mila ke kampus dengan muka pucat pasi dan minjam uang ke Daniel. Ruben liat Mila dikasih uang ama Daniel dan cemburu.

Pas Daniel pergi, Ruben menemui Mila dan menuduhnya perempuan sok tahan harga padahal sama juga kayak cewek-cewek lain yang suka morotin cowok. Kayak barusan ama Daniel. Daniel balik lagi dan langsung meninju Ruben pas denger kata-kata Ruben.

Mereka jadi berkelahi dan Mila terdorong dan jatuh. Mila reflek memegangi perutnya. Tapi kemudian cepet-cepet biasa aja karena takut Ruben curiga. Ruben bilang selamanya dia nggak akan perduli lagi ama Mila. Mila nangis di pelukan Daniel. Daniel pikir karena Ruben, padahal karena Mila nangis karena sedih harus ke klinik aborsi.

Mila ke klinik aborsi dan bikin janji besoknya untuk menggugurkan kandungan. Di jalanan Mila seakan-akan kena azab Allah dan hanya melihat bayi dan anak-anak batita di mana-mana. Mila makin terpuruk merasa dosa.

Ruben ternyata juga mengalami hal yang sama. Tiba-tiba dia menyelamatkan stroller bayi di jalan dari ditabrak mobil dan pas Ruben menggendong bayi yang nangis sambil mencari ibunya. Ruben merasa sesuatu yang lain. Ternyata bayi itu begitu lembut dan lucu. Ruben lalu balik lagi berlagak bersikap macho dan merasa kalau akhir-akhir ini dia udah aneh banget.

Ruben sadar mau jadi ayah dalam usia muda. Bikin Ruben menyuruh Mila untuk menjauh dari dia. Mila hancur, dan Bima datang sebagai penyelamat. Ruben digambarkan sebagai cowok terlalu sensitif. Dia gambaran cowok masa kini. Dia nggak berpikir panjang. Dia masih muda. Dia itu pelarian, lari dari masalah. Jadi bikin Bima datang sebagai penyelamat.

Maliq akhirnya datang ke rumah sakit. Di sana ia kaget karena melihat ada Pandu di dalam ruangan Ranum, lagi menjenguk Ranum ketika selesai operasi. Maliq kesal dan mau masuk ke ruangan Ranum, tapi pihak rumah sakit menahannya, dan hanya mengizinkan Pandu yang masuk ke ruang ICU, dengan dalih bahwa hanya suami yang boleh mendampingi Ranum menjenguk di ICU. Maliq shock. Maliq melawan, dan bilang bahwa dia suami Ranum. Petugas RS menggeleng, dia lihat di kwitansi, semua biaya rumah sakit Ranum, dibayar oleh Pandu, suaminya Ranum.

Sementara itu Ranum sendiri gelisah, dan tak mengerti, kenapa Maliq tak muncul-muncul menjenguknya. Yang datang menjenguk malahan Pandu. Ranum merasa berdosa sebagai istri.

Maliq bertemu Miranda dan bilang ia bertanya kenapa Pandu ada di dalam dan dokter bilang dia suaminya Ranum? Miranda balik bertanya, emang Maliq bawa uangnya buat biaya Ranum?? Maliq kesal, dan marah-marah ke Miranda, Miranda balik marah-marah, dan mengusir Maliq dari rumah sakit. Malig juga ngga boleh pulang ke rumah Miranda lagi. Kamu sebagai laki-laki tuh nggak punya harga diri sama sekali!! Maliq terdiam..Miranda sinis bilang kalau nunggu Maliq ngumpulin duit dari jualan baju daleman itu, si Ranum anaknya udah mati sekarang. “Kamu pikir aku senang dengan keadaan ini? Untung ada Pandu yang mau membiayai Ranum.”

Pas Maliq pergi, di depan RS ia ketemu Paris dan langsung pura-pura baik. Dan bilang dengan manisnya, bahwa dia belum sempat mengucapkan terima kasih atas kejadian waktu di Surabaya. Maliq menanggapi dengan dingin.

Paris kemudian menghibur Maliq yang sedih dan bilang next time kalo ada kepepet apa-apa, pinjam uang aja ama dia. Paris menunduk dan bilang ia sadar kalau selama ini ia salah dan pura-pura nangis. Dan bertekad mau berubah.

Maliq pun jadi baik sama Paris dan Paris makin seneng. Ia akan bisa ‘mendekati’ dengan Maliq.

Sementara Miranda yang menjenguk Ranum, ketika Ranum bertanya soal Maliq, Miranda dengan pura-pura kesal dan sedih, bilang bahwa Maliq udah dikasih tau, tapi malah nggak sempat datang. Alasannya sibuk.

Maliq ke rumah Zul, dan nginep di situ lagi, karena udah diusir sama Miranda. Zul menghibur Maliq.

Malamnya Maliq sedih memikirkan Ranum, kangen dengan Ranum. Ranum juga menangis di kamar rumah sakit, merindu Maliq. Sementara Paris dapat keterangan dari dokternya, dan Paris shock pas dikasih tau kalau Attar nggak akan bisa punya anak. Alias mandul.

Episode 27, Kamis, 25 Agustus 2011

Maliq memergoki Pandu mengantar Samira ke rumah bersama Ranum. Maliq marah besar ketika ia tahu Samira mencari pengobatan alternative bersama Ranum.

Paris terkejut saat ia tahu Ranum dan Samira sudah membawa Attar pergi. Paris kemudian tersenyum licik dan berfikir akan menyingkirkan Attar, Ranum dan Samira
Saat Maliq tiba di rumah, ia panik mengetahui bahwa Attar tidak ada di rumah. Akhirnya Maliq pun berusaha mencari Attar.

Ranum Episode 27
Tayang : Kamis, 25 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

Paris shock berat ketika tau Attar nggak bisa punya anak. Jadi semua usahanya selama ini sia-sia dong. Tanpa anak, semua harta itu akan hilang.
Paris yang lagi bingung melihat Miranda di RS dan tiba-tiba jadi punya rencana licik kalau ia nggak bisa punya anak dari Attar, berarti ia harus punya anak dari keturunan keluarga Attar yang lain yaitu Maliq!

Ranum sendiri lagi dikunjungi oleh Pandu dan merasa risih saking risihnya, Ranum udah mau mengaku soal statusnya dibuat tegang pas Ranum mau ngaku. Miranda masuk dan langsung mengalihkan obrolan. Pandu pamit dengan muka happy karena menyangka diterima keluarga Ranum. Sedang Ranum nampak jengkel sama ibunya. Maksud Ibu apa sih? Ini nggak bener Bu.

Ibunya ngomel, udah kamu tutup mulut aja dulu. Ibu biarin kamu nentuin pilihan kamu sendiri, jadinya kamu dapat suami kayak si Maliq itu. Ranum ngotot, emangnya, kenapa dengan Maliq? Buat Ranum dia suami yang baik dan bertanggung jawab Miranda mulai merepet, apaan? Dia cuma dagang baju-baju daleman sama si Zul, apa yang bisa kamu harepin dari suami kayak dia? Kalo ngga ada Pak Pandu, siapa yang bisa bayarin kamu dirawat di RS ini?

Ranum tetap protes ke Miranda tapi Miranda bilang Pandu yang bayar biaya operasi Ranum. Jadi kalau Ranum mau ngaku soal statusnya itu tunggu aja sampai Maliq bisa membiayai Ranum dan rasanya itu nggak akan kejadian, karena bahkan orang lain yang harus menyelamatkan Ranum.

Di balik pintu Paris denger dan langusung tersenyum licik jadi Ranum ngakunya single ke Pandu dan Maliq nggak tau??

Miranda kaget liat Paris, tapi kemudian Paris mengeluarkan uang segepok dan bilang…saya perlu bantuan kamu, Miranda tersenyum melihat uang itu.

Maliq sendiri pengen minta tolong Pandu, supaya bisa ketemu ama Ranum. Demi Ranum, Maliq rela menelan harga dirinya dan ia akan cerita semuanya ke Pandu. Supaya Pandu nggak mendekati Ranum lagi atau disangka suaminya, Maliq mau agar kesalahpahamannya selama ini jadi jelas. Karena di mata Pandu, Ranum kan masih single.

Pas banget Maliq udah mau ketemu Pandu, Paris muncul di depannya dan bilang ada sesuatu yang Maliq harus tau. Maliq shock pas tau kalau Ranum ngaku single depan Pandu…Maliq nggak tau kalau ini ulah Adilia. Tapi Maliq nggak percaya dan mau nanya ke Ranum. Maliq ke RS.

Samira ama Mila di RS juga mau menjenguk Ranum dan dihalang-halangi oleh Miranda. Maliq datang dan nanya apa ini ulah Miranda yang bikin Ranum seolah-olah belum nikah di depan Pandu? Miranda marah, Samira dan Miranda juga bertengkar dan akhirnya.

Miranda mengusir Maliq dari rumahnya, dan bilang kalo Maliq itu suami yang tak berguna. Istrinya sakit aja, dia tak mau membiayai pengobatannya. Samira membantu dan bilang kalau Miranda nggak harusnya menghina Maliq. Roda kehidupan kan terus berputar, ada kalanya di atas ada kalanya di bawah. Jadi Miranda nggak perlu menghina. Miranda berkelit, iya memang roda kehidupan berputar, tapi harusnya Maliq pinter-pinter dong kayak Jackie Chan, jadi bisa akrobat, pas roda kehidupan lagi di bawah, dia bisa tetep berlari untuk tetap di atas. Samira kesal, ngomong sama Miranda emang nggak ada mau kalahnya.

Buntut-buntutnya Miranda ikutan mengusir Samira bahkan mendorongnya sampai jatuh. Maliq sakit hati, tersingkir, dan bertekad mau membuktikan bahwa dia laki-laki yang bisa berguna.

Maliq, Samira dan Mila pun terlunta-lunta di jalan dan akhirnya sampai rumah Zul. Zul kaget dan bilang untuk sementara sih bisa, tapi rumahnya kan kecil. Maliq jadi nggak enak tapi nggak punya pilihan lain.

Paris tersenyum senang denger laporan Miranda. Sebentar lagi Maliq akan jatuh ke tangannya. Besoknya, Ranum balik ke rumah dan dijemput Pandu. Di rumah, Ranum shock pas tau Maliq dan keluarganya udah nggak ada. Miranda berusaha memfitnah Maliq, bilang kalo Maliq itu enggak bertanggung jawab. Tapi tentu saja Ranum nggak percaya. Dan langsung kabur mencari mereka.

Miranda kesal dan lapor ke Paris. Ranum berusaha menghubungi Maliq, tapi nggak bisa-bisa juga, karena memang nomor hp Maliq yang dulu ilang. Ranum akhirnya menelepon Zul dan tau mereka di rumah Zul. Ranum dengan masih lemah ke rumah Zul.

Suasana sedih ketika Ranum mohon ampun ke Samira soal sikap Miranda. Maliq datang dan bersikap dingin. mereka ngomong berdua dan intinya Maliq akan kembali kalau udah sukses aja, supaya nggak dilecehkan Miranda.

Ranum balik dengan sedih tapi Samira mengejar dan bilang selamanya Ranum menantunya. Ia akan bantu mereka baikan. Mila sendiri juga mencurigai kebaikan Bima yang datang membawakan vitamin dll ke kampus Mila. Mila diam-diam tetap mau menggugurkan kandungan.

Mila ke dokter dan dengan berurai air mata siap mau diaborsi di ruangan. Sampai Bima melabrak masuk dan dengan paksa membawa Mila pergi. Mila nangis ketika Bima sok bijak dan bilang kalau dulu dia jahat sama Mila tapi dia berubah karena. Bima berbohong dan bilang kalau ceweknya dulu meninggal karena aborsi makanya dia nggak mau nasib Mila sama. Mila jadi mulai percaya sama Bima.

Bima kaget pas tau Mila dan keluarganya numpang di rumah Zul. Bima ke Paris dan kasih tau soal ini. Paris bilang dia udah tau dan dia akan mempergunakan ini untuk kebaikan mereka. Paris ketemu Maliq dan pura-pura sudah insyaf, untuk merangkul Maliq, mengajaknya tinggal kembali bersama Attar yang sakit di rumah keluarga Samira yang kini ia kuasai. Tentunya Maliq tidak digambarkan orang yang bodoh yang percaya mulut manis Paris, tetapi saat itu tak ada pilihan untuk ‘menerima tawaran’ Paris, untuk nantinya Maliq mengumpulkan kekuatannya untuk ‘merebut kembali’ Ranum. Karena cinta Maliq terhadap Ranum, tak pernah redup. Samira dan Mila pun marah dan nggak percaya sama Paris. Tapi mereka juga nggak ada pilihan lain. Apalagi mereka bisa ketemu Attar di rumah.

Ranum kaget ketika ke rumah Zul dan tau mereka semua ke rumah Paris. Ranum ke sana dan konfrontasi dengan Maliq untuk jangan percaya sama Paris. Ranum didukung oleh Samira dan Mila tapi Jrengg. Maliq percaya sama Paris sekarang. Ranum dan Paris tatap-tatapan dan Ranum bilang, selamanya dia akan melindungi keluarganya.

Nggak cuman Ranum, Jody juga marah ke Paris dan mulai ketakutan kalau Paris akan menusuk dia dari belakang. Tapi dengan lihai Paris menutupi dari Jody. Reaksi Attar ketemu keluarganya, suasana haru. Tapi Samira kecewa karena Attar makin sayang sama Paris yang dianggap ‘malaikat’ yang baik.

Ruben melihat Mila dan Bima di kampus dan sadar dia nggak bisa melupakan Mila. Ruben mendekati Mila lagi tapi terlambat. Mila udah nggak mau terima lagi. dan Bahkan ngaku Bima pacarnya. Ruben patah hati.

Di toko Pandu, Fadia nggak sengaja ke sana dan ketemu Pandu. Pandu kasian dan kasih kerjaan dan Fadia ketemu Ranum dan hampir keceplosan kalau Ranum iparnya. Adila cepet-cepet menarik Fadia dan cerita soal kenapa Pandu salah paham dan juga tentang keluarga mereka yang di rumah Paris sekarang. Fadia jadi khawatir dan bilang kalau dia harus berbuat sesuatu dan dia tau harus ngapain.

Jody kaget pas Fadia balik ke rumah. Fadia bilang mereka akan cerai tapi dia nggak bodoh..dia masih berhak tinggal di rumah ini. Jody bete tapi nggak bisa ngapa-ngapain. Dalam hati dia mulai menyesal salah percaya sama Paris.

Di rumah, Samira dan Paris berantem soal pengobatan Attar. Paris lalu pura-pura nangis supaya Maliq kasian dan membelanya. Gara-gara ini Maliq makin deket ke Paris dan bikin Samira makin bete, dan melapor ke Ranum.

Ranum nggak habis pikir kenapa Paris mendadak baik. Pasti ada maunya. Ranum minta Samira mengawasi terus apa rencana Paris selanjutnya. Paris makin memanasi Maliq. Ranum sedih karena kangen dengan Maliq.

Miranda dengan gaya OKB juga ketemu Samira…Samira juga kaget dari mana Miranda dapat uang?? Tapi Miranda ngeles dan bilang Pandu yang kasih…dan minta Samira urus cerai anaknya dengan Ranum…Samira marah sampai kapan pun, kecuali Ranum yag minta…nggak akan anaknya cerai dengan Ranum..mereka ngotot-ngototan dan cakar-cakaran lagi.

Paris menaruh racun di obat Attar.. Dia harus menyingkirkan Attar supaya bisa dinikahi Maliq…

Ranum Episode 28
Tayang : Jumat, 26 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB

Tapi tiba-tiba terdengar suara Samira, Paris langsung menaruh gelas berisi cairan racun di atas meja dan bersembunyi di luar kamar Attar, Paris melihat Samira masuk dan pas Samira masuk, Attar terbangun. Samira menyapanya, sambil memberi minum dari gelas yang isinya beracun itu. Ketika disuruh minum oleh Samira, Attar menolak minum.

Tapi Samira memaksa Attar untuk minum sedikit, supaya bibirnya nggak kering. Tegang lagi antara iya dan tidak, akhirnya Attar minum. Tapi pas banget tangan Samira licin dan gelas pecah. Attar sudah minum sedikit dan kaget melihat gelas pecah. Pas Samira lagi memungut pecahan...Attar mulai keracunan dan mulutnya berbusa. Samira kaget, Paris tampak kesal. Aduh kok cuman keracunan. Ini bisa jadi bahaya kalau mereka mengusut siapa yang berusaha meracuni Attar! Paris jadi tegang.

Maliq datang dan kemudian memanggil dokter dengan panik. Paris langsung pura-pura bantu masuk dengan panik, juga dan berbalik menuduh Samira yang seolah ingin membuat Attar keracunan untuk kemudian menyalahkan Paris. Sementara Samira ngotot, kalau ini pasti ulah Paris. Karena motivasi Paris jelas, dia pasti udah bosen punya suami penyakitan kayak Attar.

Suster dipanggil dan bilang dia nggak tau siapa yang menaruh gelas di meja, Mila datang dan bilang ia melihat Paris emang di dapur ngambil gelas ini. Semua menyalahkan Paris. Dokter datang dan konfirm Attar diracun. Paris nangis-nangis dan minta Maliq adil, mana mungkin dia menyakiti Attar. Maliq bilang, harus diselidiki dulu, jangan terlalu cepat menuduh. Samira dan Mila memandang Paris dengan marah. Mereka tetap yakin ini ulah Paris tapi nggak tau apa penyebabnya.

Ranum sendiri perasaannya nggak enak banget, dan dia terus-menerus mencoba menghubungi Maliq. Pas banget Paris yang lagi ditenangkan oleh Maliq melihat telepon Maliq bergetar (suara nya off).. dengan sengaja Paris menekan yes tapi yang terdengar suara Maliq lagi menenangkan Paris.. Ranum shock, kenapa Maliq begitu dekat ama Paris??

Ranum makin nggak tenang...pas sahur, Ranum nekad mau ke rumah Paris..tapi jrengg. Ranum kaget karena Pandu tiba-tiba sudah muncul di depan rumahnya, dan ternyata sudah diundang oleh Miranda buat sahur bareng. Dan pas banget, Maliq juga lewat di depan rumah Ranum, karena melihat ada missed call dari Ranum.... Tadinya Maliq mau mampir ke rumah Ranum subuh-subuh itu, tapi pas diliat ada mobil Pandu dan Pandu di sana..suasana jadi canggung...Maliq sakit hati melihat Miranda yang nampak welcome banget sama Pandu dan bahkan Miranda sempat melihat ada Maliq dan nggak mengundang Maliq masuk....

Pas Maliq balik, Samira nelp Ranum dan kasih tau soal Attar. Tapi abis itu diputus oleh Miranda dan melarang Samira untuk berhubungan dengan Ranum lagi. Besoknya, Mila muntah-muntah dan nggak bisa puasa. Paris pura-pura baik, tapi Mila menolak kebaikan Paris. Bima lalu pura-pura baik dan bilang kalau ia tau kok kenapa Mila nggak suka ama Paris dan ia nggak bisa nyalahin. Mila jadi diem-diem bingung apa bener Bima dan Paris emang sudah berubah..Samira datang dan langsung judes ke Bima. Mila membela Bima tapi Samira marah karena ia nggak mau Mila jatuh juga kepengaruh Paris dan Bima.

Lalu di suatu kesempatan, Ranum menemui Maliq. Keliatan banget mereka saling rindu tapi gengsi. Ranum minta Maliq menyelidiki asal racun itu. Ini pasti ulah Paris. jangan percaya sama dia. Tapi Maliq malah marah. Ranum nggak tau perubahan Paris.. Ranum minta Maliq menyelidiki dulu. Dan percaya sama Ranum, Samira dan Mila.

Maliq menyelidiki racun Attar di RS dan dibilang kalau racun ini bisa dibeli di apotik. Paris tau dan deg-degan. Paris sengaja mengatur agar asal racun itu ada di tempat suster. Paris pura-pura bermain drama dan bilang suster itu kabur. Maliq dan Samira shock..dan menggeledah tempat suster dan menemukan sisa racun. Paris juga membuat seolah-olah suster mencuri uang dan barang berharga kepunyaan Attar.

Padahal suster dibayar ama Paris dan dia pulang kampung. Ranum bertemu dengan Fadia dan menceritakan semua ini. Fadia jadi makin khawatir. Apa sebenarnya maksud Paris..Fadia lalu jadi akan mencari tau soal ini di rumah. Tanpa mereka ketahui, Jody mendengarkan pembicaraan mereka. Jody geram. Paris makin berbahaya, ini pasti ulah nya!!

Paris dan Jody bertengkar dan ketauan Maliq. Paris pura-pura nutupin dan bilang kalau Jody udah lama ngejar-ngejar dia tapi dia nggak enak bilang ke Fadia. Maliq makin percaya pada Paris. Samira diam-diam mencoba mencari pengobatan alternatif untuk Attar. bersama Ranum, dia mencari ke alternatif pengobatan. Mereka bertemu dengan Pandu dan akhirnya diantar Pandu. Samira nggak punya pilihan dan ikutan bersandiwara.

Sementara itu Ruben curiga melihat Mila muntah-muntah dan langsung mengkonfrontir Mila. Mila berusaha menyembunyikan dari Ruben. Ruben bertanya ke Daniel sebagai sahabat baik Mila tapi malahan ketauan ama gangnya dan dibikin gosip. Daniel jadi marah dan memukul Ruben. Mila juga makin salah paham sama Ruben.

Di rumah Fadia mencoba menemukan bukti kenapa Jody dan Paris ingin mencelakakan Attar. Fadia frustasi karena nggak menemukan apapun. Maliq memergoki Pandu mengantar Samira ke rumah bersama Ranum. Maliq marah besar ketika tau diam-diam Samira mencari pengobatan alternatif bersama Ranum. Pas banget Pandu ada telepon dari toko dan Pandu harus balik dulu ke tokonya. Maliq minta Ranum jangan membantu Samira tanpa ngomong dulu dengan dia.

Paris juga makin menggosok-gosok Maliq dan bilang kalau Ranum bukan istri yang baik karena walaupun mereka ada masalah, nnggak seharusnya dia tak berkonsultasi untuk hal sepenting ini. Maliq pun marah ketika Samira makin ngotot membela Ranum. Maliq bilang sekarang semua masalah Attar ada di tangannya. Paris tersenyum licik, aku akan mudah cari akal nyingkirin Attar sekarang.

Ranum dan Samira tetep khawatir, Ranum punya ide, mereka harus cepat menyembuhkan Attar supaya nggak dicelakai Paris. Mila kemudian memancing Maliq, Bima dan Paris ke luar rumah..Ranum dan Samira kemudian menyewa supir untuk membawa Attar ke dokter alternatif diam-diam. Paris merasa curiga melihat Mila tiba-tiba pura-pura baik ke dia dan juga Bima, Bima dengan sombong mengatakan kalau Mila sudah terjerat dalam pesonanya, Tapi Paris tetep ngga yakin dan menelepon anak buahnya untuk ngecek rumah. Paris shock pas tau Ranum dan Samira sudah membawa Attar pergi. Paris kemudian tersenyum licik..ini saat tepat menyingkirkan Attar, Ranum dan Samira.

Attar, Ranum dan Samira berhenti sebentar di jalan karena Samira dan Ranum ingin ke Mushola untuk sholat. Pas supir dan mereka sholat, tampak orang suruhan Paris mengotak atik mobil mereka. Sampai rumah, Maliq ngamuk berat melihat Attar nggak ada, Maliq menyangka Pandu yang membantu, Maliq ke Pandu dan Pandu jadi khawatir, mereka pun nyari bersama. Dan pas mobil itu jalan lagi, mobil itu oleng karena bannya kempes dan rem-nya blong dan jatuh ke jurang.

Episode 28, Jumat, 26 Agustus 2011

Di hadapan Ranum, Paris berpura-pura menangis karena telah kehilangan Attar, dia terus-terusan menyalahkan Ranum atas kematian Attar.Sekarang Rencana Paris adalah untuk mendekati Maliq.

Fadia terkejut ketika Jody tertangkap polisi atas tuduhan penyebab kecelakaan mobil yang menewaskan Attar. Namun Jody tetap mengaku dirinya tidak bersalah.

Saat acara pengajian untuk Attar, Maliq terkejut ketika Ranum datang ke rumahnya bersama dengan Pandu. Maliq merasa sakit namun ia tak mampu berbuat apa-apa.

Episode 38, Jumat, 9 September 2011

Paris shock saat Ranum dan Maliq datang bersama polisi yang hendak menangkap Paris atas tuduhan telah berpura-pura menyamar menjadi Ranum di depan pengadilan. Paris nampak panic.

Ranum berjanji akan mencabut tuntutannya pada Paris dengan syarat Paris harus mengembalikan harta dan kekuasaan yang sudah ia ambil kepada Maliq.

Di dalam taxi, Ranum terkejut saat ia melihat pria yang mirip seperti Jody lewat menyebrangi jalan. Ranum shock, karena Jody masih hidup. Ranum pun meminta sopir taxi mengikuti pria yang mirip Jody itu.

sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.mdentertainment.net/
http://www.mnctv.com/
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)

Online Visitors

Thank you for dropping by