Pemain
- Chelsea Olivia sebagai Melody
- Randy Pangalila sebagai Elang
- Poppy Bunga sebagai Jelita
- Fendy Chow sebagai Raffi
- Fanny Ghassani sebagai Sonia
- Ryana Dea sebagai Ajeng
- Aditya Firmansyah sebagai Delon
- Zidni Adam sebagai Agung
- Febby Febiola sebagai Hanny
- Febby Lawrence sebagai Anggika
- Amara sebagai Nisa
- Krisna Murti Wibowo sebagai Bharata/Fajar
- Ferry Salim sebagai Fajri
- Marini sebagai Fatima
- Yoppie Beda sebagai Indarto
- Afifa Syahira
- Derry Drajat
Cast
Chelsea Olivia , Randy Pangalila , Poppy Bunga , Rheana Dea , Afifa Shahira , Feby Febiola , Febby Lawrence , Amara , Zidni Adam , Marini Burhan , Krisna Murti Wibowo , Ferry Salim , Derry Drajat , Niniek Arum
Synopsis
Melody is a beautiful and intelligent girl. She works as a supervisor at an instant noodle company. Melody lives with her grandmother (Fatima), her mother (Nissa), her aunt (Hanny) and her two cousins (Agung and Jelita). Hanny and Nissa are Fatima's daughter in laws who live together after their husbands, Fajri and Fajar, passed away during an accident. At the accident, only Fajri's body was found. Nissa insists that her husband, Fajar, is still alive. She is against Fatima wanting to hold a funeral for him as there is no body. Meanwhile, Hanny hates Nissa because she feels her husband died due to Fajar's negligence whilst driving the car. Hanny considers Nissa to be the widow of a murderer.
One day, Melody accidentally bumps into Elang. They get into a fight. He happens to be the son of the owner of the company where Melody works. Elang has been educated by his parents, Anggika and Bharata, to be able to run the company but he has to start from the lower level and work his way to the top. Bharata places Elang as Melody's assistant. The two of them are surprised when they find out that they have to work together. Arguments and debates become part of their everyday life at work.
When Melody accidentally meets Bharata, she is stunned because of the resemblance to Fajar, her father, but she quickly dismisses this thought. Bharata is actually Fajar. He suffered from amnesia after being helped by Anggika from the accident many years ago. This secret which has been kept hidden, suddenly gets disturbed when Bharata asks about his past. Anggika is worried especially when she is investigated after Bharata meets Melody. Anggika tries to find out more about Melody and her family. She is shocked to find out that Melody is her husband's daughter and then she tries to put a distance between them. Even when Elang and Melody get close, Anggika fixes him up with Ajeng. Ajeng does really love Elang and hates Melody. She is happy with Anggika's decision. Elang is not.
Anggika threatens Elang to stay away from Melody or else melody will suffer. Elang is worried and slowly distances himself from her. Elang doesn't get close to Ajeng either. He accidentally meets Jelita, Melody's cousin. Jelita falls in love with Elang and looks for opportunities to be with him.
So what happens next? Will Melody and Elang live happily in love? Will Melody find out that Bharata is her father?
Sinopsis
Melody adalah gadis yang cantik dan cerdas. Dia bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan mie instant/makanan ringan. Melody tinggal bersama nenek (Fatima), ibu (Nissa), tante (Hanny), dan dua sepupu (Agung dan Jelita). Hanny dan Nissa adalah dua menantu Fatima yang tinggal bersama, setelah anak-anak Fatima (Fajri dan Fajar) meninggal secara bersamaan karena kecelakaan. Saat kecelakaan itu, hanya mayat Fajri yang ditemukan sementara mayat Fajar tidak. Hal ini menyebabkan Nissa bersikeras kalau suaminya masih hidup. Nissa selalu marah kalau Fatima ingin membuatkan makam untuk Fajar. Nissa marah dengan dalih bahwa tidak masuk akal membuat makam tanpa ada jasad. Sementara itu Hanny sangat membenci Nissa karena ia merasa bahwa suaminya meninggal karena kelalaian Fajar membawa mobil. Hanny menganggap Nissa adalah janda pembunuh.
Suatu hari, Melody bertemu dengan Elang dan tidak sengaja menabraknya. Terjadilah pertengkaran diantara mereka. Elang sebenarnya anak pemilik perusahaan tempat Melody bekerja. Elang dididik orang tuanya (Anggika dan Bharata) untuk bisa mengatur perusahaan mereka, tetapi harus dari level bawah dulu. Dan Bharata menempatkan Elang sebagai asisten Melody. Betapa terkejutnya mereka berdua ketika menyadari mereka harus bekerja bersama. Pertengkaran dan perdebatan pun akhirnya selalu mewarnai pekerjaan mereka.
Saat tak sengaja bertemu dengan Bharata, Melody terpana karena wajah Bharata mirip sekali dengan Fajar, ayahnya, tapi Melody berusaha menepis semua itu. Padahal Bharata sebenarnya adalah Fajar, yang mengalami amnesia setelah ditolong Anggika dari kecelakaan bertahun-tahun yang lalu. Rahasia yang disimpan ini terusik saat tiba-tiba Bharata mempersoalkan tentang masa lalunya. Anggika cemas, apalagi saat dia selidiki, semua ucapan Bharata keluar setelah dia kenal dengan Melody. Anggika mencari tahu tentang Melody dan keluarganya. Anggika syok karena Melody adalah anak suaminya. Ia berusaha keras menjauhkan Bharata dari Melody. Bahkan saat Elang makin dekat dengan Melody, Anggika makin keras dan menjodohkan Elang dengan Ajeng. Ajeng yang memang mencintai Elang dan membenci Melody senang atas keputusan Anggika, tapi tidak dengan Elang.
Ancaman demi ancaman keluar dari Anggika agar Elang menjauhi Melody karena kalau tidak, Melody akan sengsara. Elang khawatir sehingga dia pun perlahan menjauhi Melody tapi tidak juga mendekati Ajeng. Elang malah tidak sengaja bertemu dengan Jelita, sepupu Melody. Jelita sendiri jadi menyukai Elang dan ia sering mencari kesempatan untuk jalan berdua.
Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah cinta Melody pada Elang akan berakhir bahagia? Akankah Melody tahu kalau Bharata adalah ayah kandungnya?
Lirik Lagu Tema Pembukaan Cinta Melody (OST sinetron Cinta Melody) - Aishiteru
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
Saat ku harus bersabar dan trus bersabar
Menantikan kehadiran dirimu
Entah sampai kapan aku harus menunggu
Sesuatu yang sangat sulit tuk ku jalani
Hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
Kadang ku berpikir cari penggantimu
Saat kau jauh di sana
Gelisah sesaat saja tiada kabarmu ku curiga
Entah penantianku takkan sia-sia
Dan berikan satu jawaban pasti
Entah sampai kapan aku harus bertahan
Saat kau jauh di sana rasa cemburu
Merasuk ke dalam pikiran ku melayang
Tak tentu arah tentang dirimu
Apa kah sama yang kau rasakan
Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru
Chorus:
Satu sendiri pikiran melayang terbang
Perasaan resah gelisah
Jalani kenyataan hidup tanpa gairah
Ku mohon kau kembali
Music....
Kimita tuokukitemo
Kiminoi shuaguaratala
Shiniteruyo shiniteruyo
Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru
Wo.. wo... wo..
a a ai aishiteru
Sinopsis ringkas sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 17 pada 27 Mei 2011
Episode 17 mula menceritakan Jelita tanya pada mamanya ke mana nenek dan Melody pergi kerana dah begini lewat mereka masih belum pulang lagi.
Hanny: Janganlah risau. Mereka pasti akan pulang ke sini. Ke mana lagi mereka nak pergi? Jelita: Aduh, mama. Tolonglah. Saya lebih suka kalau mereka tu tak pulang langsung. Begini mama, Melody sedang mengandungkan anak Elang dan kalau anak itu tinggal di sini. Mama tak fahamlah.. Bu Anggika tu pasti akan datang bila-bila masa saja. Mungkin sekarang, mungkin nanti anak itu dah besar... Siapa yang tahu kan? Satu lagi, saya yakin Melody tentu boleh buktikan yang anak itu anak Elang dan saya tak mahu, ma. Saya tak mahu dia menang lagi. Jelita: Jelita, setelah sekian lama baru sekarang kau cakap yang diterima oleh akal. Jelita: Apa ni? Mama ni peliklah. Kenapa gembira pula? Ma, ini ancaman bagi kita. Hanny: Bertenanglah. Kau silap. Melalui anak luar nikah Melody, kita akan malukan Anggika dan kita akan pastikan Melody tak akan tinggal dengan Anggika. Jelita: Saya tak faham maksud mama.
Hanny kemudian membisik sesuatu ke telinga Melody. Apakah agaknya rancangan mereka kali ini lagi.
Jelita: Oh ya, okey.
Hanny: Yang penting sekarang kau perlu pastikan Melody tak guna itu tak tahu apa-apa tentang rancangan kita.
Jelita: Okey. Sudah tentulah. Semuanya akan selamat terkawal.
Dalam perjalanan pulang:
Melody: Nek, nenek nak ke mana? Jangan lari nek.
Fatima: Cepat kejar nenek, Melody. Kau dah besar kan? Cepatlah.
Melody: Kenapa nenek jadi begini lagi. Sudahlah nek. Jangan bergurau.
Tiba-tiba muncul sebuah kereta yang menuju ke arah nenek Melody. Mujur pada waktu itu Melody sempat menolah neneknya ke tepi jalan dan mereka terselamat. Tuan punya kereta yang bernama Jamil minta maaf pada Fatima kerana tidak nampak Fatima di tengah jalan dan:
Fatima: Aduh, saya jatuh dan kaki saya berdarah.
Jamil - Ibu Fatima? Saya Jamil, bu. Ibu lupa ya pada saya?
Melody: Maaf om. Sejak mama saya meninggal ingatan nenek saya terganggu. Kadang-kadang dia ingat semuanya dan kembali seperti biasa. Tapi kadang-kadang dia akan lupa macam sekarang.
Jamil: Tak apalah nanti saya hantar kamu pulang. Ayuh, bu.
Setibanya di rumah:
Hanny dan Jelita menuju ke arah Fatima dan Melody dan tanyakan pada Fatima ada apa yang telah berlaku padanya.
Melody: Melody, kenapa dengan kaki nenek kau? Melody: Tadi nenek jatuh. Melody: Om, terima kasih ya dah hantar saya dan nenek pulang. Hanny: Terima kasih ya, sudah hantarkan ibu saya. Jamil: Ya, sama-sama bu. Saya pulang dulu ya. Hanny pura-pura mengambil berat tentang Fatima di hadapan Jamil. Hanny: Masuk, aduh nanti masuk angin.
Hanny terus meninggikan suaranya apabila Fatima dan Melody masuk ke dalam rumah.
Hanny: Eh.. kamu ada otak tak? Berjalan keluar malam-malam. Nak memalukan saya, ya? Fatima: Kau kenapa ni? Terjerit-jerit. Kami ibu ni sakit. Jelita: Oh ya ampun. Sakit ya, nek? Kaki nenek sakit, ya? Bodoh sangat. Saya tak peduli tentang nenek. Saya paling suka kalau nenek tak ada.
Melody cuba bela neneknya tetapi Jelita:
Jelita: Kenapa? Kau tak suka aku cakap begitu? Tak suka? Kalau kau tak suka lebih baik kau bawa nenek masuk kamar. Aku dah muak tengok muka kau berdua. Cepat pergi...
Melody: Mari nek. Berehatlah nenek.
Jelita: Ma, rasanya sekarang ni kita harus berhati-hati. Terutamanya mama. Mama jangan sampai salahkan Melody. Sebab kalau kita salahkan Melody, kalau jiran kita tahu nanti kita dituduh menyeksa anak orang pula. itu bukan main-main.
Hanny: Kau jangan risaulah. Mama tak sebodoh itu.
Hanny: Sekarang mama tak ada pilihan lain selain terima Melody dan anak luar nikahnya itu. Sebenarnya mama tak nak tapi dah tak ada pilihan.
Jelita: Kita terima sajalah ya.
Setelah Melody mendengar apa yang telah dikatakan oleh Hanny dan Jelita dia berasa lega kerana dia fikirkan mereka berdua tidak akan mencederakan janinnya lagi. Hanny dan Jelita tertawa kerana Melody mempercayai semua sandiwara mereka.
Hanny: Kau memang hebat Jelita. Kau dapat buat anak tak guna itu tak takut tinggal di rumah ini lagi.
Jelita: Kalau hal macam tu, senang saja buat saya.
Hanny: Sekarang kita kena bersabar. Kita kena tunggu hingga anak itu lahir. Lepas itu mama akan balas semua perbuatan Anggika pada mama dan juga kau.
Anggika masuk ke bilik tidur Elang dan dia terkenang semula sewaktu Elang masih ada di rumahnya. Anggika rindukan anaknya. Dia ternampak gambar Melody di atas meja tepi katil itu dan dia mengambil gambar Melody. Dengan perasaan benci dia membuang gambar Melody ke lantai.
Anggika: Kau sudah membunuh Elang. Kerana kau, hidup aku jadi begini. Kerana kau, aku hilang satu-satunya anak aku. Perempuan malang! Aku tak akan maafkan kau seumur hidup aku. Kau boleh menyumpah aku tapi aku lebih berkuasa. Aku akan pastikan kau tak ada tempat tinggal di bandar ini.
Hanny masuk ke bilik menyuruh Melody dan menyuruh dia masak untuk dia dan Jelita.
Hanny: Eh Melody, dengar ya. Walaupun kau mengandung bukan bermakna kau boleh duduk bersenang-senang dalam kamar saja. Pergi ke dapur masak untuk kami. Jangan layan nenek gila ini. Cepat pergi ke dapur.
Hanny mahu Melody terus ke dapur tanpa membuang masa.
Melody terkenang semula saat-saat dia dan Elang. Dengan tidak sengaja, kedua tangannya terkena periuk panas. Hanny masuk ke dapur dan menegur Melody.
Hanny: Buat itu pun tak boleh. Eh Melody, kalau kau nak bakar badan kau, bakarlah semua sekali. Jangan cuma bakar tangan saja.
Hanny menghidupkan api gas dan ini membuat Melody risau apa yang akan dilakukan padanya. Hanny menolak muka Melody ke arah api gas tersebut. Fatima nampak apa yang sedang dilakukan oleh Hanny dan dia mengambil sebaldi air dan menyimbah ke arah Hanny hingga basah.
Hanny berasa marah kerana habis basah bajunya. Fatima tidak mempedulikan Hanny dan dia terus bawa Melody keluar dari dapur itu.
Di kamar:
Melody memeluk neneknya kesedihan.
Fatima: Kau tenang saja ya, nenek tak akan biarkan apa-apa berlaku pada kau. Nenek akan selalu melindungi kau.
Melody: Terima kasih, nek.
Fatima: Sekarang kau berehat ya.
Tangan kau luka, Mel. Cepat kau ubati. Jangan sampai mama kau tahu. Nanti dia sedih kalau dia tahu tangan kau luka sebab kau belajar masak. Kau sepatutnya jadi usahawan berjaya, kan? Macam janji kau pada mama dulu.
Melody: Ya, nenek jangan risau. Saya akan sapukan ubat pada tangan saya.
Hanny masih marahkan Fatima kerana telah basahkan bajunya sebentar tadi. Jelita ternampak kereta Anggika berhenti di depan rumah dan dia memanggil mamanya. Pemandu Anggika yang bernama Amin memberitahu Hanny bahawa dia diarahkan oleh Anggika untuk menjemput Hanny dan Jelita untuk menemui Ibu Anggika di pejabat kerana Ibu Anggika ingin bercakap dengan mereka berdua. Hanny hairan apa yang ingin Ibu Anggika sampaikan padanya.
Di pejabat Anggika:
Anggika memberi wang yang banyak untuk Hanny dan Jelita dengan syarat mereka membuat kandungan Melody gugur. Bukan itu saja, Hanny juga dikehendaki menghalau Melody dari rumah.
Anggika memberitahu Ajeng bahawa dia yakin Hanny pasti akan bekerjasama dengannya demi wang. Apa lagi Hanny amat membenci Melody. Anggika yakin sudah pasti Hanny akan melakukannya.
Setibanya di rumah Jelita masuk ke kamar Melody:
Melody: Kau buat apa di sini. Jelita, aku tanya sekali lagi. Kau nak buat apa datang ke sini.
Jelita membasahi baju Melody dengan air yang diminumnya.
Jelita: Jangan banyak cakaplah. Sebenarnya apa yang kau lakukan pada Ibu Anggika?
Melody: Apa yang aku lakukan pada Ibu Anggika? Sepatutnya aku yang tanya pada kau soalan itu. Aku tahu, tadi kau jumpa dengan Bu Anggika. Apa yang dia katakan pada kau? Jawab aku.
Jelita: Patutnya aku yang tanya pada kau. Tentu kau dah lakukan sesuatu yang buruk pada Bu Anggika kerana tak mungkin Ibu Anggika inginkan bayi dalam kandungan kau ini mati.
Jelita menarik tangan Melody dan memaksa dia mengikutnya. Pada waktu itu Fatima tidak tahu tentang apa yang terjadi kerana tidak mendengar Melody memanggilnya.
Hanny: Melody, itu rumah baru kau. Kau kemaskan rumah itu. Kau ingat kau berhutang nyawa dengan tante dan Jelita sebab saya tak halaukan awak. Sekarang kau cepat bawa nenek kau yang gila itu. Cepat, lemah lembut sangat.
Melody membawa neneknya masuk ke rumah. Di luar Hanny dan Jelita tertawa dan Hanny:
Hanny: Tengok tu, Jelita. Kita dah banyak wang dan sekali gus kita boleh awasi Melody. Siapa tahu kita boleh gunakan dia untuk mendapatkan wang yang jauh lebih banyak.
Jelita: Yalah, ma.
Sembilan bulan kemudian:
Elang tiba-tiba sedar dari koma setelah sembilan bulan berlalu di sebuah tempat dan dia ingat apa yang telah berlaku sebelum kemalangan itu berlaku. Elang terus meninggalkan tempat itu dan mencari Melody. Tetapi salah seorang jiran yang tinggal berdekatan memberitahu Elang bahawa Melody telah pindah dari situ sejak sembilan bulan yang lalu.
Elang pulang ke rumah. Anggika begitu gembira melihat anaknya yang disangkanya sudah meninggal. Anggika memeluk Elang. Apabila Elang tanya tentang Melody, Anggika pura-pura tidak tahu tentang hal itu dan dia memberitahu Elang dia tidak tahu ke mana perginya Melody.
Anggika: Mama dengar dia pergi selepas kemalangan yang menimpa kau. Mama dah cuba cari di merata tempat tapi tak ada seorang pun tahu dia ke mana.
Elang: Tak mungkin mama. Melody tak mungkin pergi tinggalkan saya begitu saja. Tak mungkin.
Elang masuk ke kamarnya. Dalam kesedihan dia terkenangkan Melody lagi:
Pembantu rumah: Saya ingin memberitahu sesuatu tentang melody, mas.Dulu Melody pernah ke sini. Dia datang jumpa ibu kerana dia mengandungkan anak Mas Elang. Tapi Bu Anggika malah mengusir dan menghinanya, mas. Akhirnya Melody pun pergi tapi sebelum itu Melody sempat cakap pada ibu, sampai bila-bila pun ibu takkan dapat berjumpa dengan cucunya walaupun ibu terpaksa menangis dan merayu. Elang: Papa diam saja waktu mama halau Melody? Pembantu rumah: Kalau saja Pak Bharata berada di sini, pasti ceritanya tak seperti itu, mas. Pak Bharata pasti akan halang Melody daripada pergi. Elang: Jadi papa tak ada waktu kejadian itu? Saya pun tak nampak papa dari tadi. Ke mana papa? Pembantu rumah: Pak Bharata udah pergi, mas. Pada hari mas hilang, ibu dan bapak bergaduh. Kalau saya tak salah dengar, Ibu Anggika pernah kata kalau Mas Elang bukan anak Pak Bharata. Pada waktu itu, Pak Bharata hilang ingatan jadi Ibu Anggika menggunakan peluang itu dengan mengatakan dia ayah Mas Elang.
Elang terus pergi mencari mamanya tentang hal itu untuk mengetahui kenapa mamanya membohonginya selama ini.
Elang: Kenapa mama bohong saya?
Anggika: Bohong apa, Elang?
Elang: Mama kata mama tak tahu di mana Melody. Itu semua bohong, ma. Dia datang ke sini dan dia beritahu mama yang dia mengandungkan anak saya. Tapi mama malah mengusir dia.
Anggika: Tapi Elang..
Elang: Bukan cuma itu kebohongan mama. Mama dah mengkhianati papa. Selama ini papa sangat baik pada saya. Dia jauh lebih baik daripada mama. Saya ingat mama yang pernah mengandungkan saya di luar nikah tahu bagaimana perasaan Melody yang sedang mengandung tanpa saya di samping dia. Sepatutnya mama jaga dia bukan mengusir dia.
Anggika: Maafkan mama, Elang. Mama tahu mama salah. Tapi masa Melody datang ke sini mama kan sedih kerana kehilangan kau. Bagi mama, masa itu Melody tak ada bezanya dengan Jelita yang dah memeras kau dan mama. Terus terang masa itu mama tak tahu samada Melody jujur atau dia membohongi mama, Elang. Tolonglah mama..
Elang: Cukup ma. Saya bukan budak kecil lagi yang mama boleh bohong lagi. Saya benci sikap mama yang suka permainkan orang seperti boneka. Saya benci mama.
Kisah selanjut Cinta Melody akan bersambung pada hari Isnin, 30 Mei 2011 pada waktu yang sama. Sekian hingga bertemu lagi dalam Episode 18
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 17 pada 27 Mei 2011
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 17 Part 1
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 17 Part 2
Sambungan kisah sinetron Cinta Melody Episode 17 Part 3
source: (Thank you and credits to
http://www.mdentertainment.net/
http://id.wikipedia.org/
Astro Ria
sebuahkisahlagi Channel
and all sources for the information and pictures)
0 comments :
Post a Comment