Thursday, January 9, 2014

Sinema Pagi Akhir Pekan: Sajadah Baru Untuk Faiza menemui penonton pada 22 Jun 2013 pukul 9.00 WIB di Indosiar


Sinema Pagi Akhir Pekan
Sajadah Baru Untuk Faiza
Tayang: 22-Jun-2013 09:00 WIB

Pemain : Kinaryosih, Zainal Abidin Domba, Winderlay Silvo dll

Sinopsis

Faiza (5) adalah seorang anak cewek yang alim, periang, baik, santun, dan pintar. Itu sebabnya orang-orang di sekitarnya sangat sayang padanya. Sang ibu (Hasna, 35 thn) membesarkan Faiza sendirian, karena suaminya sudah meninggal saat Faiza berusaha 6 bulan. Jadi Faiza sendiri sudah lupa wajah ayahnya seperti apa, paling hanya bisa liat dari foto-foto lama yang ditunjukkan Hasna.

Faiza rajin sholat dan mengaji di mesjid dekat rumah. Di mesjid tersebut, ia belajar Iqro dari Kak Sarah (19) mahasiswi cantik dan berjilbab. Keduanya sangat akrab. Kak Sarah pula yang selalu mengajari Faiza, agar selalu mendoakan almarhum ayahnya agar tenang di sisi Alloh. Faiza sering tanya ke Kak Sarah : kenapa orang harus meninggal? Sarah menjelaskan, semua di bumi ini ciptaan Alloh dan sifatnya sementara, jadi suatu saat semua akan kembali padaNYA. Itu sebabnya selama di dunia, manusia harus beramal soleh, berbuat kebaikan, agar nanti kalo meninggal masuk surga.

Faiza juga bertanya, di mana letak surga itu, di mana tempat tinggal Alloh itu, dsb. Faiza bilang, dia pengen ketemu ayahnya agar bisa cerita tentang sekolahnya (TK) dan permainan bolanya. Kak Sarah trenyuh. Ia bilang, ayahnya sudah tenang di surga. Faiza malah bilang, aku pengen ke surga!
Selama ini, Faiza sering jatuh, mimisan dan gampang drop fisiknya. Padahal ia sangat lincah dan aktiv di sekolahnya. Jadi Hasna mengira itu hanya sakit biasa karena kecapekan aja.

Tapi suatu kali, Faiza terjatuh ketika main bola. Lalu kolaps dan dibawa ke rumah sakit. Di sana, Hasna baru tau bahwa Faiza menderita leukimia. Hasna sangat terpukul. Ia sangat menyayangi Faiza, apalagi ini anak satu-satunya yang diperoleh dengan susah (5 tahun menikah, baru hamil dan punya anak). Hasna sangat takut kehilangan, terlebih ketika Dokter bilang usia Faiza tak akan lama lagi. Tapi meski begitu, Hasna selalu berusaha tenang dan gak mau bilang ke Faiza tentang penyakit yang dideritanya itu.

Faiza tetap riang seperti biasa, tapi kondisi tubuhnya makin lama makin drop, sehingga Hasna makin kuatir dan selalu berpikir, berapa lama lagi ia bisa mendekap dan mencium Faiza? Bahkan saat Faiza tidur lelap, Hasna sering mengamati dan air mata meleleh. Jangan-jangan saat bangun besok pagi, Faiza sudah ‘pergi’? Karena sadar umur Faiza tak lama lagi, Hasna tak mau melewatkan sedetik pun bersama Faiza. Dan apa pun yang diminta Faiza, sebisa mungkin ia penuhi. Tapi karena Faiza memang anak yang baik, jadi dia memang gak banyak menuntut.

Selama ini Hasna buka toko kelontong di rumah, sehingga bisa selalu menjaga Faiza. Untuk pengobatan, Hasna menggunakan uang tabungan peninggalan almarhum suaminya.
Lama-lama Faiza bingung, karena harus sering kontrol ke dokter. Ia tanya, kenapa dia harus sering disuntik, sedangkan anak lain tidak? Hasna shock. Ia gak tau harus bilang apa. Akhirnya ia hanya bilang, orang-orang ingin Faiz sehat dan segar, makanya diberi suntikan, biar main bolanya juga makin jago. Faiz pun tertawa, kalo memang itu membuat orang lain senang, ia ikut senang. Hasna makin sedih dan nahan tangis. Anaknya begitu kuat dan tegar, bahkan gak pernah nangis kala disuntik.

Tapi suatu kali tanpa sengaja Faiza mendengar ucapan Dokter bahwa hidupnya tak lama lagi, karena ia menderita sakit. Faiz gak hapal nama penyakit itu, ia hanya tau dirinya akan segera meninggal. Faiza pun cerita ke Kak Sarah. Kak Sarah kaget, tapi Faiza malah tampak santai “Kata Kak Sarah, semua yang di bumi ini ciptaan Alloh dan suatu saat akan kembali padaNYa?”

Sarah tercekat, Faiza menambahkan, “Kalo aku meninggal, berarti aku bisa ketemu Alloh dan ketemu Papaku, ya? Asik dong... aku mau bilang ke papa supaya cepet pulang, jangan kelamaan di sana.”
Sarah dan Hasna yang mendengar itu jadi nangis tanpa setau Faiza.
Suatu kali Faiza termenung sedih, “Kalo aku meninggal, aku seneng karena bisa ketemu papa. Tapi aku jadi gak bisa ketemu mama, dong? Kasian mama sendirian. Kak Sarah, aku nitip mamaku ya, tolong jagain ya Kak.”

Perasaan Sarah dan Hasna pun makin hancur mendengarnya. Apalagi ketika kondisi Faiza makin memburuk dan tubuhnya lemah, Faiz memasukkan semua barang kesayangannya ke dalam koper. Buku cerita bergambar, mobil-mobilan, peci dan baju koko. Tapi ketika melihat sajadahnya yang sudah usang, ia bilang ke Hasna, “Ma, besok tolong beliin Faiz sajadah baru, ya? Aku malu, masak mau ketemu Alloh, sajadahku udah lusuh begini?”

Hasna menangis. Suatu kali ketika Hasna membelikan sajadah untuk Faiz, ia menitipkan Faiz ke Sarah. Mendadak Faiz jatuh dan dibawa ke rumah sakit. Hasna yang pulang, dikasih tau tetangga bahwa anaknya sudah di rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, ternyata kondisi Faiza sudah semakin payah. Hasna menciuminya dan menaruh sajadah itu di sisi Faiza. Tangan Faiza sedikit bergerak. Dokter meminta Hasna agar mengiklaskan kepergian anaknya. Hasna berbisik di telinga Faiza, “Bawalah sajadah ini untuk bertemu Alloh, Nak. Tenang dan bahagialah kamu di sana.” 

Setelah mendengar bisikan ibunya itu, Faiaz pun pergi dalam keadaan tersenyum.

Sinema Pagi Akhir Pekan: Sajadah Baru Untuk Faiza

Sila klik di sini untuk mengikuti kisah Sinema Pagi Akhir Pekan: Sajadah Baru Untuk Faiza

sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.indosiar.com/
HAMID M NUR MOVIE Channel Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)

0 comments :

Online Visitors

Thank you for dropping by