MEGA SINETRON: KCB Meraih Ridho Illahi
Setiap Hari Pukul 18.30 WIB Mulai 3 Maret 2011
Husna mengajar di kelas, tiba-tiba merasakan nyeri di dada yang hebat yang akhirnya membuat dia ambruk dan pingsan di kelas. Pesantren geger. Husna dilarikan ke RS Solo.Dari hasil pemeriksaan laborat, CT Scan jantung dan Chateteri Jantung didapatkan diagnosa penyempitan arteria jantung kanan dan kiri lebih dari 80 %. Pihak RS angkat tangan, dan memberikan rujukan ke Jakarta.
Di hari yang sama desa Wangen juga geger, Haji Samingan minggat meninggalkan rumah. Ia meninggalkan sepucuk surat pada isterinya bahwa ia pergi merantau untuk mencari uang demi menutup hutang-hutangnya. Haji Samingan pergi bersama Parmin. Bu Romlah datang ke pesantren dengan menangis, Azzam dan Mujab menyabarkan Bu Romlah dan meminta Bu Romlah tenang saja sebab Haji Samingan sudah bukan anak-anak lagi.
Azzam membawa Husna ke Jakarta, ternyata biaya pengobatan Husna sangat mahal. Dan karena rasa cinta dan sayangnya pada adiknya Azzam siap mengorbankan segala harta yang dia punya demi adiknya. Azzam kembali ke Solo untuk membawa Anna ikut serta. Di Jakarta Azzam sementara ngontrak.
Untuk sementara rencana pernikahan Husna dengan Ilyas tertunda. Ilyas harus bersabar menunggu kesembuhan Husna. Ayah dan ibu Ilyas juga meminta Ilyas untuk sabar menunggu kesembuhan Husna.
Azzam mengontrak rumah di pinggir kota Jakarta. Azzam dan Anna memulai bisnis bakso cinta di Jakarta. Husna masih harus dirawat di RS. Tak jauh dari tempat mereka mengontrak ada sebuah pesantren di pinggir ibu kota yang bernama pesantren Al Halimiyyah, mengalami kemunduran dan sedang sekarat menuju kematian. Bahkan, kini tanah pesantren terancam akan disita untuk oleh bank untuk menutup hutang-hutang pesantren dan pemimpin pesantren. Pemimpin Pesantrennya, Pak Sarju yang sudah putus asa mempertahankan pesantren. Yang menyedihkan pesantren itu akan di sita bank, dan ada orang yang siap membelinya untuk dibuat mall.
Pak Sarju memiliki tiga anak yang masih kecil, dan istrinya sedang sakit parah karena mengidap kanker ganas. Hutang-hutang pesantren menumpuk karena digunakan oleh Pak Sarju untuk mengusahakan pengobatan istrinya tersebut. Baik pengobatan medis maupun pengobatan paranormal. Di sinilah Pak Sarju banyak tertipu.
Salah seorang pengurus pesantren bernama Jamal, datang menemui Azzam minta bantuan. Ternyata Jamal dahulu pernah belajar di Daarul Qur'an, Wangen. Jamal meminta sebaiknya pesantren itu diambil alih oleh Azzam saja. Jamal merasa sangat "eman-eman" kalau sampai pesantren itu dijual Pak Sarju dan akhirnya dijadikan mall. Jamal mengatakan sesungguhnya pesantren itu sangat strategis untuk dijadikan pesantren mahasiswa. Sebenarnya Jamal sudah memberi masukan kepada Pak Sarju tapi Pak Sarju tidak mau mendengarkan masukannya, termasuk kegemarannya mendatangi paranormal.
Azzam bingung antara menyelamatkan pesantren, membiayai Husna, dan mengembangkan bisnisnya. Setelah musyawarah dengan Anna dan Mujab, Azzam tergerak untuk menghidupkan pesantren itu kembali, meskipun ia benar-benar harus memutar otak karena jumlah finansial yang ia punya tidak mencukupi untuk itu semua.
Azzam ke Jakarta, dan mendapat keterangan dari banyak orang di sekitar pesantren ternyata memang Pak Sarju sudah agak parah "cacatnya" dan kurang dipercaya masyarakat. Dan sebenarnya Pak Sarju bukanlah anak pendiri pesantren itu. Pendiri pesantren itu adalah Kyai Halim almarhum, hanya memiliki satu anak laki-laki tapi tidak bisa ilmu agama dan sudah lama tidak menyentuh pesantren itu. Pak Sarju adalah cucu orang yang mewakafkan tanah di mana pesantren itu didirikan. Masalahnya sertifikatnya belum menjadi sertifikat wakaf masih hak pribadi orang tua Pak Sarju. Dan Pak Sarju ingin menjualnya, masyarakat sudah mengingatkan Pak Sarju tetapi Pak Sarju tidak mau mendengarkannya. Dan sebenarnya masyarakat tidak kurang olehnya membantu, tetapi semuanya seakan sia-sia. Karena uluran tangan masyarakat selalu dilarikan ke paranormal/dukun. Seorang tokoh masyarakat menyarankan kalau memang bisa dibeli tanah dan pesantren itu oleh Azzam akan sangat baik. Masyarakat sebenarnya sudah rindu suasana pesantren seperti dulu hidup lagi.
Setelah berhadapan dengan urusan cukup pelik, akhirnya pesantren itu dijual kepada Azzam. Masalahnya justru ada pada Azzam, menjelang hari H pembayaran jumlah financial Azzam baru sepersepuluhnya dari harga yang disepakati. Untuk itu Azzam harus mencari pinjaman, dan Furqan bisa meminjami uang kepada Azzam tetapi masih kurang. Jamal mengenalkan Azzam dengan Cahyani, seorang mahasiswi aktivis. Dan Cahyani membantu mencarikan dana untuk Azzam, sehingga Azzam bisa membeli pesantren itu.
Azzam akhirnya merasa harus total menghidupkan pesantren di pinggir Jakarta itu sekaligus membuka bisnis di ibu kota. Azzam memutuskan membawa Anna ke ibu kota, Daarul Qur'an sementara dipegang oleh Mujab.
Ternyata Azzam mendapat tantangan yang tidak ringan, terutama ia direcoki Pak Handoko dan orang-orangnya yang sangat tidak suka kepada Azzam yang membuat Pak Handoko gagal membuat Mall.
Azzam pelan-pelan berhasil menghidupkan pesantren. Azzam mengganti nama pesantren itu yang asalnya bernama Al Halimiyyah menjadi Pesantren Daarul Hikmah. Jamal mempromosikan siapa Azzam dan Anna sehingga mendapat tempat di hati masyarakat. Azzam menjadikan pesantren itu sebagai pesantren mahasiswa yang sering mengadakan tema-tema kajian yang diminati anak muda. Masjid pesantren itu juga mulai makmur kembali. Di antara orang yang mendukung Azzam adalah Pak Syawal, orangnya suka asal ngomong dan asal nyeplos, cenderung lucu, tetapi hatinya baik.
Meskipun demikian tantangan dan gangguan terus datang silih berganti. Dengan kesabaran dan ketelatenan Azzam bisa mengatasi masalah demi masalah yang menderanya. Termasuk masalah yang ditimbulkan oleh Haji Samingan yang terdampar tak jauh dari tempat Azzam tinggal. Juga masalah keguguran kandungan Anna.
Pesantren yang ditangani Azzam semakin harum namanya. Yang jadi santri tidak hanya kalangan menengah ke bawah bahkan ada kalangan menengah ke atas. Salah seorang santriwati yang aktif jadi santri dan pengurus bernama Dewi dan dia diam-diam jatuh hati pada Ilyas yang mengajar di pesantren mahasiswa.
Husna sendiri tahu diri, ia memberikan kebebasan sepenuhnya kepada Ilyas, apakah mau menunggunya sembuh ataukah mau menikah dengan gadis lain. Adapun Azzam meminta kepada Ilyas agar berkenan menunggu Husna sembuh bahkan menguatkan Husna.
Ketika Ilyas pergi, Husna tahu. Husna jatuh sakit jantungnya kambuh. Seorang dokter muda yang selama ini menangani Husna yaitu Dokter Fajar Irawan menolong Husna di saat kritis. Dia membawa Husna ke Singapura. Dokter Fajar diam-diam jatuh hati pada Husna. Dokter muda itulah yang membantu penyelamatan nyawa Husna dengan dirawat di Singapura.
Saat Husna harus di rawat ke Singapura, Ilyas mendapat panggilan dari kampusnya di India. Akhirnya Ilyas ke India. Itu membuat Husna sedikit kecewa, sebab saat ia sehat kembali Ilyas justru ada di India.
Setelah cukup sehat Husna kembali aktif berkegiatan dan bahkan dia membidani lahirnya radio JPMI di Jakarta. Husna juga kembali menerbitkan karya. Lewat Azzam, Husna menanyakan kepada Ilyas apakah bisa segera pulang. Ilyas menjawab tidak bisa saat itu. Kalau menikah saat itu maka Husna yang harus ke India. Azzam tidak mengijinkan, ia khawatir dengan kesehatan Husna.
Masalah muncul ketika tiba-tiba saat Husna siaran ia didatangi perempuan muda bernama Astrid yang mendamprat Husna. Perempuan itu mengaku sepupu Fajar dan pacar lama Fajar. Ia baru pulang dari Prancis. Husna tidak pernah meladeni Astrid. Yang gemes justru orang lain seperti Cahyani. Tetapi Astrid terus mengganggu Husna.
Di Solo, Lia dilamar oleh Ronal. Lia menyampaikan kepada Azzam. Azzam sebenarnya setuju, tetapi Husna keberatan. Husna merasa Lia bisa mendapatkan yang lebih baik dari Ronal. Azzam meminta pendapat Mujab sebagai orang yang membimbing Ronal. Mujab menyampaikan rekomendasinya. Husna tetap keberatan karena Ronal pernah menghamili gadis lain. Lia sendiri bisa menerima keadaan Ronal, tetapi Azzam meminta agar Lia bersabar sampai Husna bisa lebih lega, Husna perlu dijaga perasaannya agar penyakitnya tidak kambuh.
Di saat seperti itu Qanita meninggal dunia, sehingga Furqan jadi duda lagi. Azzam dan Anna mencoba menjodohkan Furqan dengan Cahyani. Anna tahu diam-diam gadis itu suka pada Furqan. Akan tetapi orang tua Cahyani tidak menyetujuinya karena mereka inginnya Cahyani menikah dengan anak seorang teman baik mereka, yaitu Dokter Fajar.
Rumah tangga Azzam tidak sepi dari masalah. Kali ini masalah timbul lagi justru ketika Anna diminta jadi dosen tamu di sebuah perguruan tinggi dan Azzam mengijinkan. Di antara mahasiswa Anna ada yang baru masuk bernama Agung, dan dia jatuh hati pada Anna sampai Agung sakit. Bagaimanakah kisah selanjutnya, saksikan di sinetron KCB Edisi Spesial.
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.rcti.tv/sinopsis/
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)
0 comments :
Post a Comment