Friday, November 14, 2008

SEBUAH SINETRON BARU "MANTU-MANTU PELIT" MULAI 3 NOVEMBER 2008 SETIAP ISNIN - JUMAAT PADA JAM 17.00 WIB DI TPI - EPISODE 1


SINETRON MANTU-MANTU PELIT MULA DITAYANGKAN PADA 3 NOVEMBER 2008 SETIAP HARI ISNIN HINGGA JUMAAT PADA JAM 17.00 WIB HANYA DI TPI,

Sinetron Asyik Terbaru “Mantu-Mantu Pelit”

Image Produksi : Virgo Putra Film

Dibintangi oleh pelakon/Pemain :

Alicia Johar (Bu Sum), Argo (Dayat), Dewi Atri (Dewi), Firman (Jupri), Habudi (Mang Dudung), Irma (Lita), Iyang (Januar), Sidiq (Sibutar-butar), Suro (Cak Dul), Tengku Adam (Andre), Wieke Widowati (Ibu RT)

Keceriaan dalam lingkungan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sarana hiburan berupa televisi. Tayangan-tayangan yang menghibur, informatif, namun tetap mengandung nilai-nilai positif dan mendidik menjadi dasar utama bagi sebuah tayangan dapat dibilang sukses. Untuk itulah, TPI merangkum semua hal di atas melalui sebuah tayangan komedi situasi terbaru bertajuk “Mantu-mantu Pelit”.

Mulai 3 November 2008, setiap Senin s/d Jumat, pukul 17.00 WIB, pemirsa setia TPI dapat melihat aksi kocak dari artis senior Alicia Djohar, Wieke Widowati, serta Argo ‘Aa Jimmy’, Iyang ‘P Project’, dll ini dalam melakoni tokoh-tokoh yang dianggap mewakili masyarakat perkampungan yang hidup di tengah-tengah kepadatan ibukota Jakarta.

”Mantu-Mantu Pelit” yang diproduksi oleh Virgo Putra Film berlatar belakang sebuah kampung di Jakarta dengan segala konflik internal yang jenaka di dalam 2 keluarga. Adalah Bu Sum, seorang janda kesepian yang tinggal di kampung. Melihat situasi ibunya seperti itu, Siti, sang anak berinisiatif membawa sang ibu ke Jakarta untuk tinggal bersama keluarganya. Siti yang telah menikah dengan Januar, seorang juragan bandar ojek, memiliki seorang putra bernama Andre. Bu Sum yang awalnya senang bisa tinggal dengan keluarganya dan berharap bisa hidup berkecukupan, terpaksa mengurungkan rasa senangnya itu karena ternyata menantunya Januar sangat pelit dan selalu perhitungan dengan uang.

Nasib serupa dialami Mang Dudung. Ia sudah lama tinggal di rumah anaknya Dayat yang bekerja sebagai pegawai dinas kebersihan berpenghasilan minim. Dayat sudah berkeluarga, istrinya Dewi merupakan pengusaha roti rumahan. Sifat Dewi yang pelitnya “ampun-ampunan” membuat Mang Dudung sering merasa tidak betah.

Bu Sum dan Mang Dudung merasa senasib, karena keduanya memiliki menantu yang sama-sama pelit. Mereka sangat ingin hidup mandiri, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada menantunya. Namun umur dan keahlian yang tidak ada, membuat mereka pasrah dianggap benalu di rumah menantunya. Kepelitan Januar dan Dewi sangat terkenal di lingkungan RT mereka. Bukan saja tukang ojek yang sering menyewa motor pada Januar, melainkan juga pembeli roti Dewi yang sering mengeluh karena kepelitan mereka. Tapi apa mau dikata, warga tetap membutuhkan mereka.

Situasi serta konflik yang terjadi di antara mertua dan menantu dalam sinetron asyik “Mantu-Mantu Pelit” tentunya akan menjadi bumbu utama yang sangat menarik untuk disimak. Selain pemeran-pemeran yang pastinya cocok dan pas dengan karakter yang digambarkan, cerita yang diangkat juga berdasarkan kejadian sehari-hari, yang biasa kita temukan atau bahkan dialami di lingkungan sekitar.

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 1 pada hari Isnin, 3 November 2008 pada jam 17.00 WIB

"Sekejam-kejamnya Ibukota, Lebih Kejam Mantu Pelit"

Januar pria berusia 35 Thn, seorang bandar ojek yang memiliki lima motor yang disewakan sebagai ojek. Ia memiliki seorang isteri yaitu Siti dan seorang anak bernama Andre. Januar terkenal dengan kepelitannya. Segala pengeluaran, segala transaksi, segala bentuk kesepakatan, dihitungnya teliti dengan pertimbangan keuntungan sebanyak-banyaknya dari pengeluaran atau modal sekecil-kecilnya. Siti dan Andre sering menjadi korban bagi kepelitan Januar. Mulai uang belanja Siti yang sangat minim sampai uang jajan Andre yang selalu kurang.

Para sopir ojek yang menyewa motor dari Januar pun sering mengeluh karena Januar tidak pernah memberi harga murah bagi sewa motornya, bahkan Januar sering menaikkan secara tiba-tiba ongkos sewa motornya dengan berbagai alasan. Entah itu biaya perbaikan karena motor yang disewa tergores ataupun sewa tambahan untuk helm yang masih bagus dan wangi. Disela-sela itu Januar kedatangan mertuanya, ibunya Siti, Ibu Sumiarti yang berencana untuk tinggal bersama. Ibu Sum tidak menyangka anaknya hidup sederhana, selama ini ia mengira anaknya hidup senang di Jakarta, walhasil Ibu Sum jadi banyak mengeluh dan meminta ini itu sama mantunya.

Sementara itu, Dewi tetangga keluarga Januar yang sedang merintis usaha roti skala rumahan, membutuhkan tambahan modal untuk membeli oven yang lebih besar dan bahan-bahan untuk membuat roti. Sebenarnya Dewi memiliki uang yang cukup untuk dijadikan tambahan modal, namun Dewi tidak mau menggunakan uang itu, disini kepelitannya terlihat, di mana dia lebih memilih tidak mengeluarkan uang sepeser pun dari tabungannya. Karena Dewi bersikukuh tidak mau menggunakan uang itu, maka dia pun mencari modal dengan cara meminjam.

Dewi berusaha untuk meminjam uang pada Januar, tapi persyaratan yang diberikan Januar terlalu banyak, selain jaminan dan bunga yang tinggi, Januar juga meminta bagian keuntungan. Jelas Dewi tidak mau, pelit lawan pelit. Dewi lalu berencana untuk meminjam uang dari Sibutarbutar, tukang kredit yang sering keliling kompleks. Dayat, suami Dewi, tidak setuju dengan rencana ini. Dewi kesal, ia sudah berusaha untuk membantu keuangan keluarga dengan usaha rotinya ini, tapi suaminya tidak pernah mendukung. Padahal penghasilan Dayat sebagai petugas kebersihan sangat minim dan kurang.

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 2 pada hari Selasa, 4 November 2008 pada jam 17.00 WIB

"Mantu Lawan Mertua, Giginya Tinggal Dua"

Bu Sum dan Mang Dudung mulai kenal lebih jauh satu sama lain. Mang Dudung dari awal pertemuan sebenarnya sudah menaruh hati sama Bu Sum, namun Bu Sum nampaknya bukan level Mang Dudung, karena Bu Sum menyatakan dirinya berdarah Ningrat. Di sela-sela pendekatannya, Mang Dudung menceritakan anak, mantu dan cucunya yang tinggal di rumah milik Mang Dudung.

Mereka paling sering membicarakan mantunya yang pelit, padahal Mang Dudung tahu kalau mantunya itu punya tabungan uang di bank. Demikian pula dengan Bu Sum, yang baru saja tinggal di rumah anak dan mantu beserta cucunya, Bu Sum mengeluh betapa pelitnya mantunya si Januar. Padahal dia bandar ojek, setiap hari dapat setoran, tapi buat setiap pengeluaran dia sangat amat perhitungan. Menyikapi mantunya yang pelit Mang Dudung pasrah, meskipun banyak makan hati, tapi ia tidak mau bertengkar dengan mantunya karena kasihan sama cucu kesayangannya, Lita.

Sebenarnya Mang Dudung juga kasihan sama anaknya, Dayat, yang bekerja jadi petugas kebersihan dan kadang kerja sampingan sampai malam untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan selalu tak pernah cukup. Sedangkan Bu Sum selalu melawan dan tetap meminta biarpun susah tapi terus mengejar Januar. Walaupun akhirnya Bu Sum selalu bersitegang dengan Januar, tapi sikapnya ini didukung cucunya Andre, yang juga suka mencari cara mendapatkan uang dari ayahnya yang pelit.

Di sela-sela obrolan mereka, Bu Sum bercerita tentang kesukaannya pada penyanyi campur sari Waljinah. Ia sangat mengidolakan Waljinah hingga punya albumnya lengkap. Bu Sum pun tak segan-segan menyanyikan satu dua lagu Waljinah, Mang Dudung sebenarnya tidak suka jenis lagu ini, tapi karena ia sedang pendekatan dengan Bu Sum, Mang Dudung pura-pura suka juga. Mang Dudung pun memperlihatkan keahliannya dalam bela diri silat, makanya Mang Dudung diangkat oleh warga jadi Dansip alias Komandan Hansip. Mang Dudung ternyata menguasai berbagai aliran silat dari mulai cimande, cikalong hingga syah bandar.

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 3 pada hari Rabu, 5 November 2008 pada jam 17.00 WIB

“Sekali Mendorong Soto, Dua Tiga Mangkok Terlampaui”

Baso kang Ngademin hari ini tutup, tadi pagi Kang Ngademin terlihat menangis-nangis cari pinjaman uang buat pulang kampung. Hal ini dikarenakan semalem ada berita di TV, bahwa kampungnya kebanjiran. Untungnya Dewi mau meminjamkan duitnya buat Kang Ngademin tapi dengan syarat, Ngademin harus bisa ngejualin dulu selusin loyang roti yang belum laku.

Kang Ngademin kesal dan lari ke Januar, seperti biasa Januar yang pelit berusaha mengambil kesempatan dalam kesempitan. Boleh saja pinjam uang, tapi dengan bunga yang gede. Kang Ngademin yang sudah putus asa, nekat memberikan gerobak basonya sebagai jaminan. Dasar pelit, selama Ngademin pulang kampung, Januar punya akal bulus agar tetap untung. Ngademin mengejek mertuanya dan Mang Dudung bahwa selera mereka, termasuk selera makanan, itu gak cocok buat kota besar. Tanpa disadari, Bu Sumarti dan Mang Dudung masuk jebakan Januar, mereka tertantang jualan bakso pakai gerobak Ngademin untuk buktiin bahwa selera mereka bisa diterima di kota jakarta ini.

Bukan itu aja, Januar juga menyuruh Andre dan Lita yang terancam kehilangan penghasilan selama Ngademin mudik itu agar kerja pada Bu Marti dan Mang Dudung. Adegan kocak ditampilkan dari Mang Dudung yang selalu salah paham atau keliru mengantisipasi perintah Bu Marti. Pasangan Romi Yuli lanjut usia itu jadi ngambek-ngambekan, setiap kali mau menyuruh Mang Dudung, Bu Marti lalu memakai Andre sebagai perantara, sebaliknya Mang Dudung menyuruh Lita untuk menyampaikan semua pesannya ke Bu Marti. Keadaan itu membuat Januar dan Dewi merasa geli, sebaliknya Siti dan Dayat sedih..

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 2 pada hari Khamis, 6 November 2008 pada jam 17.00 WIB

”Tua-Tua Keladi, Makin Tua Makan Hati”

Bu Sum, mertua Januar dan Mang Dudung, mertua Dewi mulai kenal lebih jauh satu sama lain. Dari awal pertemuan sebenarnya Mang Dudung sudah menaruh hati sama Bu Sum, namun Bu Sum nampaknya bukan level Mang Dudung, karena Bu Sum menyatakan dirinya berdarah Ningrat.

Di sela-sela pendekatannya, Mang Dudung menceritakan anak, mantu dan cucunya yang tinggal di rumah milik Mang Dudung, yang paling sering dibicarakan adalah mantunya yang pelit, padahal Mang Dudung tahu kalau mantunya itu punya tabungan uang di bank. Demikian pula dengan Bu Sum, yang baru saja tinggal di rumah anak dan mantunya, Bu Sum mengeluh betapa pelit mantunya si Januar. Padahal dia bandar ojek, setiap hari dapat setoran, tapi buat setiap pengeluaran dia sangat amat perhitungan.

Menyikapi mantunya yang pelit Mang Dudung pasrah, meskipun banyak makan hati, tapi dia tidak mau bertengkar dengan mantunya, dengan alasan karena kasihan sama cucu kesayangannya Lita. Sebenarnya Mang Dudung juga kasihan sama anaknya, Dayat, yang bekerja sebagai petugas kebersihan dan kadang-kadang kerja sampingan sampai malam untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan selalu tak pernah cukup. Sedangkan Bu Sum selalu melawan dan tetap meminta biarpun susah tapi terus mengejar Januar. Walaupun akhirnya Bu Sum selalu bersitegang dengan Januar, tapi sikapnya ini didukung Andre cucunya, yang juga suka mencari cara mendapat uang dari ayahnya yang pelit.

Di sela-sela obrolan mereka, Bu Sum bercerita tentang kesukaannya pada Waljinah, Ia sangat mengidolakan Waljinah hingga punya albumnya lengkap. Bu Sum pun tak segan-segan menyanyikan satu dua lagu Waljinah, Mang Dudung sebenarnya tidak suka jenis lagu ini, tapi karena ia sedang pendekatan dengan Bu Sum, Mang Dudung pura-pura suka juga. Mang Dudung pun memperlihatkan keahliannya dalam bela diri silat. Mang Dudung ternyata menguasai berbagai aliran silat dari mulai cimande, cikalong hingga syah bandar..

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 5 pada hari Jumaat, 7 November 2008 pada jam 17.00 WIB

“Bersakit-Sakit Dahulu, Bersenang-Senangnya Kapan?”

Kang Ngademin belum balik juga dari kampung. Ia coba menelpon Januar minta maaf, karena tak punya uang untuk bayar hutang. Rumah Ngademin rusak kena bencana alam, dan anaknya nyaris putus sekolah. Januar jadi terlihat sedih banget, lalu bilang bahwa warga kampung itu harus bersatu menolong Ngademin. Siti terharu, nampaknya suaminya yang pelit itu punya juga nurani yang mulia.

Januar juga bilang, ia akan menyumbang belakangan, karena ia mau memberikan sumbangan yang paling besar. Siti lalu sibuk membantu suaminya mengedarkan sumbangan ke para tetangga. Bu Dewi tak suka nyumbang, ia bilang waktu tsunami dulu saja ia cuma menyumbang baju bekas. Masa sekarang buat kampung Ngademin yang gak kliatan di peta aja, ia harus nyumbang duit segala. Tapi Dayat yang lembut hati sudah lebih dulu menyanggupi nyumbang begitu mendengar penuturan Januar yang mengharu biru. Dewi kesal tapi terpaksa mengeluarkan duit juga soalnya Lita yang imut itu aja sampe mecahin celengan buat ikutan nyumbang.

Bu Marti yang gengsian itu, ingin menyumbang tapi duitnya cekak dan ia berharap kekasihnyalah yaitu Mang Dudung yang membayari sumbangan atas nama dirinya. Masalahnya Mang Dudung juga bokek, tapi demi sang pujaan hati, Mang Dudung sok menyanggupi akan membayar sumbangan atas nama Sumarti. Repotlah Mang Dudung mencari recehan yang tersisa di dompetnya. Mau minta Dewi dan Dayat kayaknya nggak mungkin, soalnya lagi-lagi Dewi mengajak Dayat berantem, karena Dayat menyumbang terlalu banyak buat Ngademin. Tapi saat Dewi lagi sibuk berantem, Mang Dudung memanfaatkannya untuk minta ijin ngambil roti.

Dewi yang lagi sibuk marah pada Dayat hanya mengangguk dengan ketus. Ia tak tahu, Mang Dudung tak sekedar mengambil sebiji roti buat dimakan tapi selusin buat dijual pada para abang ojek yang kelaparan dengan harga super murah. Sementara itu Siti yang sangat gembira melihat perubahan perilaku suaminya sampe bikin syukuran segala. Januar kaget melihat Siti masak-masak buat dibagikan ke tetangga. Ketika tahu motivasi Siti, Januar dongkol berat dan terpaksa mengaku bahwa ia mengedarkan sumbangan membantu Ngademin, karena malah memperbaiki gerobak si Ngademin. Duit dari warga akan diberikan buat Ngademin dipotong biaya agunan dan perbaikan gerobak baso.

Siti geram, apalagi waktu Januar bilang ia nyumbang paling besar itu berupa doa buat Ngademin. Doa kan jauh lebih berharga daripada duit kan? Siti geram banget dan bilang sekarang Januar harap berdoa seribu kali soalnya biaya selametan ini lebih banyak daripada biaya perbaikan gerobak baso Ngademin. Januar gigit jari, alhasil ia tetap saja rugi. “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senangnya kapan?”.

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 6 pada hari Isnin, 10 November 2008 pada jam 17.00 WIB

“Buah Jatuh Tak Jauh Dari Januar”

Saat itu lagi musim duren, abang penjual duren lewat dan membuat Bu Marti mau membelinya. Bu Marti pun nyindir-nyindir, alangkah enaknya kalo bisa menemukan duren jatuh dari pohon, tapi mantunya yang pelit itu pura-pura tuli. Siti yang tulalit malah khawatir ibunya benjol kejatuhan duren dan menyarankan ibunya jangan pernah jalan-jalan di kebon orang yang ada pohon durennya.

Melihat kekasihnya cemberut, Mang Dudung mengajak Bu Marti jalan-jalan. Biar asyik, Mang Dudung dengan dibantu Andre dan Lita berhasil memperdaya salah seorang tukang ojek anak buah Januar untuk meminjamkan motornya. Bersama Mang Dudung dan Bu Marti mereka jalan-jalan sore. Di tengah jalan, Bu Marti melihat abang penjual duren lagi dan bilang ia kepingin, tapi Mang Dudung yang bokek segera cari seribu alasan, mulai dari kolesterolnya, gula darah, sampai baunya yang bikin mabuk. Januar akhirnya tahu kalau motor ojeknya berhasil dipinjam Dudung dengan segala macam tipu.

Januar lalu menginterogasi Andre dan Lita sedemikian rupa sehingga Januar tidak jadi keluar uang, karena Andre dan Lita berhasil memperdayainya, tidak dikasih duit tak mengapa, asal semua info berhasil dikorek. Kini Januar tahu rahasia Dudung dan Marti. Maka Januar mulai bersandiwara, nipu-nipu Dudung agar Dudung cemburu berat. Tanpa sepengetahuan Marti, Januar lalu pamer kalau mendiang ayah mertuanya dulu suka memanjakan Bu Marti dengan buah duren. Dudung panas dan cari akal biar bisa beli duren buat pujaan hatinya. Dudung mulai ngerjain Dewi, Dayat bahkan Lita agar meminjami uang untuk beli duren.

Sinopsis sinetron Mantu-Mantu Pelit Episode 7 pada hari Rabu, 13 November 2008 pada jam 17.00 WIB

“Nasi Sudah Jadi Bubur, Roti Sudah Jadi Jamur”

Bu Dewi bingung rotinya banyak yang tak laku. Dayat bilang, atas nama alasan kesehatan, roti yang retour harus dibuang tapi Dewi tak rela merugi sebesar itu. Ia lalu menawarkan roti bekas itu pada Januar untuk sarapan para tukang ojeknya. Januar senang saja, menyangka roti itu gratis. Mana Si Jupri yang rakus langsung ambil tiga bungkus.
Sorenya Januar kaget waktu Jupri cs setorannya kurang. Ternyata duit setoran berkurang karena udah ditagih Bu Dewi buat bayar roti sarapan. Januar kesal dan ngomel betapa pelit tetangganya. Bu Marti nyengir, soalnya Januar tidak kalah pelit. Januar ngomel terus di teras rumah, maksudnya biar kedengaran sama keluarga si Dewi, tapi Dewi berlagak tidak tahu. Tak lama datang, seorang pria membawa map. Januar yakin orang itu mau minta sumbangan maka ia pura-pura jadi tukang kebun, tak mau mengakui diri sebagai pemilik rumah.

Pria itu Burhan, ia tak sempat memperkenalkan diri dan berlalu. Bu Marti menasehati anaknya Siti, agar melakukan ruwatan, barangkali kepelitan Januar bisa berkurang kalau diruwat. Setelah tahu, kalau ruwatan itu butuh biaya tak sedikit, Siti dengan tegas mem-veto rencana itu. Esok paginya Januar mengawal para tukang ojeknya dari rayuan Dewi yang menawarkan roti retour. Januar tak mau bayar roti itu dari setoran ojek. Jupri yang kadung mau mengigit terpaksa mengembalikan rotinya ke Bu Dewi. Bu Dewi tidak mau merelakan roti yang sudah kena giginya diberikan pada Jupri dengan gratis.


(Terima kasih dan kredit diberikan kepada http://www.tpi.tv)

0 comments :

Online Visitors

Thank you for dropping by